Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

REOG TULUNGAGUNG DI SANGGAR TARI DANDHANG SAPUTRO MUDHO DALAM FOTOGRAFI DOKUMENTER Abdul Kholid; Edial Rusli; Zulisih Maryani
Specta: Journal of Photography, Arts, and Media Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.518 KB) | DOI: 10.24821/specta.v1i2.1904

Abstract

Penciptaan karya berorientasi pada sosok seniman Suratmin Wibisono sebagai dasar acuan atau kerangka cerita pemahaman tentang eksistensi Reog Tulungagung yang dikembangkan di sanggar miliknya. Reog Kendhang sebelum diubah nama menjadi Reog Tulungagung adalah sebuah tarian penggambaran prajurit kerajaan yang memiliki latar belakang yang bersinggungan dengan masyarakat Tulungagung. Dandhang Saputro Mudho merupakan sanggar seni yang mengembangkan serta melestarikan kesenian tari tradisional yang telah ditetapkan menjadi ikon Kabupaten Tulungagung ini. Metode EDFAT digunakan dalam pengambilan gambar. Metode entire untuk pengambilan menyeluruh, detail dalam pengamatan bagian tertentu, frame sebagai cara pengemasan foto yang terfokus, angle pengambilan sudut yang menarik, serta time untuk pemvisualisasian pergerakan objek. Selain itu, bentuk potret digunakan untuk mengenalkan objek secara personal. Foto-foto dokumenter yang diciptakan berjumlah 20 karya foto tunggal. Setiap karya disusun sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah narasi teks visual. Hasil pemilihan karya kegiatan yang paling banyak adalah kegiatan yang dilakukan di lingkungan sanggar Dandhang Saputro Mudho. Hal ini dikarenakan sanggar bukan hanya menjadi pusat berkegiatan seni, tetapi juga tempat anggota sanggar bermain dan bersosialisasi. Selain itu, lokasi sanggar yang juga berdekatan dengan rumah Suratmin dan beberapa anggota sanggar. Kata Kunci: reog tulungagung, sanggar tari dandhang saputro mudho, fotografi dokumenter
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pencegahan Stunting Melalui Sosialisasi, Pemberian Makanan Tambahan dan Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu Misbahuddin; Abdul Kholid; Yunita Sari; Elmy Ericka Stywati; Wira Wawantoro; Baiq Irma Fitriani; Anisaturahman; Suryani Kazrina; Baiq Juliati; Helmi Ilzam Fadholi; Muhammad Amjad Syahrastany
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 5 No 3 (2022): Juli - September
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (798.235 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v4i3.2051

Abstract

Based on WHO’s data in 2013, there are 24.5% of children under five in the world experiencing stunting. Around 80% of stunted children in the world live in 14 countries. Furthermore, based on the results of the 2018 National Basic Health Research, the stunting rate in children in Indonesia reached 30.8%. With West Nusa Tenggara being the area with the 5th highest stunting rate in Indonesia, which is 30.9%. Besides, Ketangga Jeraeng Village is one of the villages that also has the potential for stunting children. The Ketangga Jeraeng village consists of 8 hamlets and 9 Posyandu places. Based on data from the Posyandu in the Ketangan Jeraeng village, there were 1 child identified as stunted and 3 children identified as weight below the red line (WBR). 1 child was identified as stunted from Wates Hamlet. Meanwhile, the 3 WBG children came from the Ketangga Kemalik and Timuk Lauk hamlets. This activity lasts for 45 days starting from June 20 to August 3, 2022, which were conducted by the students of University of Mataram in Community Service Program (CSP). During those 45 days, CSP students in Ketangga Jeraeng Village empowered the community through socialization, Supplementary Food Provision, and capacity building for posyandu cadres. The result of this activity is an increase in knowledge related to how to prevent stunting and how important it is to provide nutritious food for children. In addition, the end result of this activity is also implemented by making nutritious Moringa pudding to prevent stunting. CSP students chose Moringa as the main ingredient in addition to having high nutrition, Moringa is also easy to find in this village so that it will make it easier for mothers to make the product.