Ubaidillah Achmad
IAIN Semarang

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

TEORI KEHENDAK MANUSIA PERSPEKTIF PSIKOSUFISTIK AL-GHAZALI Achmad, Ubaidillah
KONSELING RELIGI Vol 6, No 2 (2015): KONSELING RELIGI
Publisher : KONSELING RELIGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam bidang konseling  Islam, hal yang tetap  masih perlu diperhitungkan adalah memahami kehendak manusia. Meskipun istilah memahami kehendak manusia mudah diucapkan, namun secara implementatif tidak semudah yang dikatakan kebanyakan para konselor.  Karenanya, dalam mengkaji kehendak manusia masih  relevan  untuk menggunakan cara  konseling   Islam. Sebaliknya, proses pelaksanaan  konseling  Islam tidak hanya didasarkan pada  materi-materi yang bersumber dari  ajaran agama Islam dan ajaran psikosufistik, namun juga memerlukan pemahaman tentang psikologi modern.  Hal yang sama,  Al- Ghazali mencontohkan menggunakan pengalaman psikologisnya untuk menguatkan teks suci kewahyuannya.  Cara kerja atau pola pendampingan  konseling Islam yang seperti ini merupakan bentuk pola pendampingan multi disiplin dalam bidang konseling. Tidak hanya dalam konseling  Islam, konseling  umum  juga memerlukan materi dan nilai-nilai agama yang bisa dijadikan salah satu pendekatan konseling yang disesuaikan dengan nilai dan kultur pembentuk psikologis individu. Selain model  konseling tersebut, penulis akan memaparkan konseling model psikosufistik Al-Ghazali  untuk memahami kehendak manusia.  Karenanya, kegunaan penelitian ini untuk memberikan penguatan konseling Islam di tengah masyarakat yang membutuhkannya.  Tulisan ini penting untuk menjawab problem nestapa manusia modern.THE THEORY OF THE WILL OF MAN FROM THE PERSPECTIVE   OF   PSIKOSUFISTIK   AL-GHAZALI  In the field of Islamic counseling , things still need to be taken into account is  to understand  the human will. Although  the term  human will understand  easily said, but it is not as easy as saying implementable most counselors. Therefore, in assessing the human will is still relevant to the use of Islamic counseling. Instead, the process of implementation of Islamic counseling is not only based on materials derived from the teachings of Islam and the teachings of psikosufistik, but also requires an understanding of modern psychology. The same thing , Al-Ghazali exemplifies the use of psychological experience to strengthen the sacred text revelation. How it works or accompaniment  patterns counseling Islam as a form of pattern of multi-disciplinary  assistance in the field of counseling. Not only in Islam counseling , general counseling  also require material and religious values which could be one approach to counseling tailored to the values and culture of individual  psychological formation. In addition to the counseling model, the author will explain counseling psikosufistik  Al-Ghazali   models  for understanding  the human  will. Therefore, the usefulness of this study to provide counseling strengthening Islam among the people who need them. This paper is important to address problems of modern human predicament.
KRITIK PSIKOLOGI SUFISTIK TERHADAP PSIKOLOGI MODERN: STUDI KOMPARATIF PEMIKIRAN AL-GHAZALI DAN DESCARTES (UPAYA MEMPERKUAT BANGUNAN KONSELING ISLAM) Achmad, Ubaidillah
KONSELING RELIGI Vol 4, No 1 (2013): KONSELING RELIGI
Publisher : KONSELING RELIGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Membahas tema yang didasarkan pada tujuan dalam upaya membuat psikologi sufi  sebagai bangunan integralistic  (ruh/ roh, qalb/hati,  aql/alasan, dan nafs/keinginan)  dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Oleh itu, tema yang dapat digunakan untuk membuat menyeimbangkan dari kepribadian seseorang dalam perspektif  spiritual,  intelektual,  emosional,  dan  sikap. Selain itu, tema ini dapat diidentifikasi  pengembangan arus utama psikologi (aspek kognitif, Behavioristic,  Psychoanalysis, Humanistik), dan hubungan dengan bimbingan dan konseling. Kata Kunci: psikologi sufistik, cartesian  dualisme,  arus utama psikologi, potensi manusiaPSYCHOLOGY  SUFISTIK CRITICISM AGAINST MODERN PSYCHOLOGY:  COMPARATIVE STUDY  THOUGHT  AL- GHAZALI AND DESCARTES (EFFORTS TO STRENGTHEN THE BUILDING OF ISLAMIC COUNSELLING). Discussing the theme  is based on purpose in effort to make  sufi psychology as integralistic building (ruh/spirit, qalb/heart, aql/reason, and nafs/ desire) in activity of guidance and counseling. Thus, the theme can be used to create balancing of individual personality in perspective of spiritual, intellectual, emotional, and attitude. Moreover, this theme can be identified development of mainstream  of psychology (Cognitive, Behavioristic, Psychoanalysis, Humanistic),   and the relation  with guidance and counseling.Keywords:   psychology sufistik, cartesian dualisme, mainstream of psychology, human  potential
MASYARAKAT SANTRI DAN REVOLUSI INDUSTRI PERTAMBANGAN DI REMBANG DALAM PERSPEKTIF POLITIK IBN KHALDUN Achmad, Ubaidillah
ADDIN Vol 9, No 1 (2015): ADDIN
Publisher : P3M STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/addin.v9i1.610

Abstract

MASYARAKAT SANTRI DAN REVOLUSI INDUSTRI PERTAMBANGAN DI REMBANG DALAM PERSPEKTIF POLITIK IBN KHALDUN Achmad, Ubaidillah
ADDIN Vol 9, No 1 (2015): ADDIN
Publisher : LPPM IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/addin.v9i1.610

Abstract

TEORI KEHENDAK MANUSIA PERSPEKTIF PSIKOSUFISTIK AL-GHAZALI Achmad, Ubaidillah
KONSELING RELIGI Vol 6, No 2 (2015): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v6i2.1025

Abstract

Dalam bidang konseling  Islam, hal yang tetap  masih perlu diperhitungkan adalah memahami kehendak manusia. Meskipun istilah memahami kehendak manusia mudah diucapkan, namun secara implementatif tidak semudah yang dikatakan kebanyakan para konselor.  Karenanya, dalam mengkaji kehendak manusia masih  relevan  untuk menggunakan cara  konseling   Islam. Sebaliknya, proses pelaksanaan  konseling  Islam tidak hanya didasarkan pada  materi-materi yang bersumber dari  ajaran agama Islam dan ajaran psikosufistik, namun juga memerlukan pemahaman tentang psikologi modern.  Hal yang sama,  Al- Ghazali mencontohkan menggunakan pengalaman psikologisnya untuk menguatkan teks suci kewahyuannya.  Cara kerja atau pola pendampingan  konseling Islam yang seperti ini merupakan bentuk pola pendampingan multi disiplin dalam bidang konseling. Tidak hanya dalam konseling  Islam, konseling  umum  juga memerlukan materi dan nilai-nilai agama yang bisa dijadikan salah satu pendekatan konseling yang disesuaikan dengan nilai dan kultur pembentuk psikologis individu. Selain model  konseling tersebut, penulis akan memaparkan konseling model psikosufistik Al-Ghazali  untuk memahami kehendak manusia.  Karenanya, kegunaan penelitian ini untuk memberikan penguatan konseling Islam di tengah masyarakat yang membutuhkannya.  Tulisan ini penting untuk menjawab problem nestapa manusia modern.THE THEORY OF THE WILL OF MAN FROM THE PERSPECTIVE   OF   PSIKOSUFISTIK   AL-GHAZALI  In the field of Islamic counseling , things still need to be taken into account is  to understand  the human will. Although  the term  human will understand  easily said, but it is not as easy as saying implementable most counselors. Therefore, in assessing the human will is still relevant to the use of Islamic counseling. Instead, the process of implementation of Islamic counseling is not only based on materials derived from the teachings of Islam and the teachings of psikosufistik, but also requires an understanding of modern psychology. The same thing , Al-Ghazali exemplifies the use of psychological experience to strengthen the sacred text revelation. How it works or accompaniment  patterns counseling Islam as a form of pattern of multi-disciplinary  assistance in the field of counseling. Not only in Islam counseling , general counseling  also require material and religious values which could be one approach to counseling tailored to the values and culture of individual  psychological formation. In addition to the counseling model, the author will explain counseling psikosufistik  Al-Ghazali   models  for understanding  the human  will. Therefore, the usefulness of this study to provide counseling strengthening Islam among the people who need them. This paper is important to address problems of modern human predicament.
KRITIK PSIKOLOGI SUFISTIK TERHADAP PSIKOLOGI MODERN: STUDI KOMPARATIF PEMIKIRAN AL-GHAZALI DAN DESCARTES (UPAYA MEMPERKUAT BANGUNAN KONSELING ISLAM) Achmad, Ubaidillah
KONSELING RELIGI Vol 4, No 1 (2013): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v4i1.1071

Abstract

Membahas tema yang didasarkan pada tujuan dalam upaya membuat psikologi sufi  sebagai bangunan integralistic  (ruh/ roh, qalb/hati,  aql/alasan, dan nafs/keinginan)  dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Oleh itu, tema yang dapat digunakan untuk membuat menyeimbangkan dari kepribadian seseorang dalam perspektif  spiritual,  intelektual,  emosional,  dan  sikap. Selain itu, tema ini dapat diidentifikasi  pengembangan arus utama psikologi (aspek kognitif, Behavioristic,  Psychoanalysis, Humanistik), dan hubungan dengan bimbingan dan konseling. Kata Kunci: psikologi sufistik, cartesian  dualisme,  arus utama psikologi, potensi manusiaPSYCHOLOGY  SUFISTIK CRITICISM AGAINST MODERN PSYCHOLOGY:  COMPARATIVE STUDY  THOUGHT  AL- GHAZALI AND DESCARTES (EFFORTS TO STRENGTHEN THE BUILDING OF ISLAMIC COUNSELLING). Discussing the theme  is based on purpose in effort to make  sufi psychology as integralistic building (ruh/spirit, qalb/heart, aql/reason, and nafs/ desire) in activity of guidance and counseling. Thus, the theme can be used to create balancing of individual personality in perspective of spiritual, intellectual, emotional, and attitude. Moreover, this theme can be identified development of mainstream  of psychology (Cognitive, Behavioristic, Psychoanalysis, Humanistic),   and the relation  with guidance and counseling.Keywords:   psychology sufistik, cartesian dualisme, mainstream of psychology, human  potential
ISLAM FORMALIS VERSUS ISLAM LOKALIS: Studi Pribumisasi Islam Walisongo dan Kiai Ciganjur Achmad, Ubaidillah
ADDIN Vol 10, No 1 (2016): ADDIN
Publisher : LPPM IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/addin.v10i1.1136

Abstract

MASYARAKAT SANTRI DAN REVOLUSI INDUSTRI PERTAMBANGAN DI REMBANG DALAM PERSPEKTIF POLITIK IBN KHALDUN Achmad, Ubaidillah
ADDIN Vol 9, No 1 (2015): ADDIN
Publisher : LPPM IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/addin.v9i1.610

Abstract

ISLAM FORMALIS VERSUS ISLAM LOKALIS: Studi Pribumisasi Islam Walisongo dan Kiai Ciganjur Achmad, Ubaidillah
ADDIN Vol 10, No 1 (2016): ADDIN
Publisher : LPPM IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/addin.v10i1.1136

Abstract