Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Optimasi Produksi Sumur CBM dengan Radial Jet Drilling (RJD) Afifah, Rohima Sera; Karmila, Karmila; Adhiksana, Arief; Jumardi, Andi
JST (Jurnal Sains Terapan) Vol 6, No 1 (2020): JST (Jurnal Sains Terapan)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32487/jst.v6i1.748

Abstract

To produce gas methane from the coal bed methane (CBM) field requires the right completion system that considers the reservoir properties which are encountered. One of technologies that is recommended to produce gas methane in the CBM field is Radial Jet Drilling System (RJD). Two important aspects which are considered to test the feasibility of RJD in the CBM field are the problems that usually show up while drilling and producing. The other aspects are the principle of RJD that considers several special tools like radial jetting and length of radial and the problems that usually present during RJD’s application in conventional field like water blocking, hole positioning and hole cleaning. To see the effectiveness of RJD, a comparison with other completion systems (vertical well) is done through simulation step by using WS field data, precisely at BP formation. CBM field simulation that is produced with vertical well system is sensed by adding wells. Meanwhile the CBM field that is produced by RJD completion is sensed by the number of radial phases and the length of each phase.The results show that RJD can be applied in the CBM well with certain parameters then the RJD effectiveness can be achieved with the minimum number of three phases, where the distance of each phase is 90 degrees and length of each radial phase is 300 until 500 ft.Key words: Completion, CBM, RJD, radial jetting, water blocking, hole cleaning, hole positioning, simulation, WS fieldABSTRAK Untuk memperoleh produksi gas metan pada lapangan CBM maka dibutuhkan sistem komplesi yang tepat dengan tetap mempertimbangkan karakteristik reservoir CBM yang dihadapi.  Salah satu teknologi yang di rekomendasikan untuk memproduksi gas metan pada lapangan CBM adalah Radial Jet Drilling (RJD).Dua aspek penting yang dipertimbangkan untuk menguji kelaikan RJD pada lapangan CBM ialah masalah yang biasa muncul pada saat pemboran dan pada saat proses produksi. Aspek berikutnya adalah prinsip kerja RJD yang mempertimbangkan beberapa alat khusus seperti radial jetting dan panjang radial, serta masalah yang biasa muncul seiring dengan aplikasi RJD pada lapangan konvensional seperti water blocking, hole position dan hole cleaning.Sementara untuk melihat keefektifan RJD maka dilakukan perbandingan dengan sistem komplesi lain (sumur vertical) melalui tahap simulasi dengan menggunakan data lapangan WS tepatnya pada formasi BP. Simulasi lapangan CBM yang diproduksi dengan sistem sumur vertikal di sensitivitas dengan menambahkan sumur. Sedangkan lapangan CBM yang diproduksi dengan sistem komplesi RJD di sensitivitas terhadap jumlah fase radial dan panjang masing-masing fase.Hasil pengujian menunjukkan bahwa RJD dapat diaplikasikan pada sumur CBM dengan parameter tertentu sedangkan efektifitas RJD dapat dicapai pada jumlah fase minumum 3 (tiga), dengan jarak antara fase 90o dan dengan panjang radial masing-masing fase 300 ft – 500 ft.Kata kunci : Komplesi, CBM, RJD, radial jetting, water blocking, hole cleaning, hole position, simulasi, WS.
PEMETAAN GEOLOGI DAERAH SEMARANG DAN SEKITARNYA, KECAMATAN GAJAHMUNGKUR, SAMPANGAN, KOTAMADYA SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH Rohima Sera Afifah
Jurnal Ilmiah MTG Vol 4, No 2 (2011)
Publisher : Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9.277 KB)

Abstract

Geologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang bumi, sehingga dalam penerapan secara langsung di lapangan, yang tercakup dalam konsep pemetaan. Pemetaan Geologi di daerah Semarang dan sekitarnya, Kecamatan Gajahmungkur, Sampangan, Kotamdya Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Administrasi daerah pemetaan pada Peta Topografi nomor lembar peta 47/XL-c(74-c) dan 47/XL-d(74-d) skala 1:25.000. Luas kurang lebih 25 km2, meliputi wilayah Jatingaleh, Tinjomoyo, Bendan Duwur-Ngisor, Sampangan,Petompon, Simongan, Genuk, Gajahmungkur, Karangpanas, Kaliwiru, Kagok, Tegalsari, Wonotingal. Bentuk morfologi Kota Semarang merupakan dataran rendah dan perbukitan yang memiliki ketinggian beragam, yaitu antara 0,75 – 348 m di atas permukaan laut, dengan topografi terdiri atas daerah pantai/pesisir, dataran dan perbukitan dengan kemiringan lahan berkisar 0% – 45%, dengan sebagian besar memiliki struktur geologi berupa batuan beku. Metode analisis yang digunakan dalam pemetaan ini adalah metode analisis geomorfologi, analisis petrologi, analisis struktur geologi, dan analisis gerakan tanah. Geomorfologi daerah pemetaan dibagi menjadi 4 satuan bentuklahan, yaitu: Satuan Bentuklahan Struktural Perbukitan Terjal (S1), Satuan Bentuklahan Denudasional Perbukitan Landai (D1), Satuan Bentuklahan Struktural - Denudasional Perbukitan Terjal (S8), Satuan Bentuklahan Fluvial Dataran Sungai Dan Tubuh Sungai (F1 dan F3). Urutan stratigrafi daerah pemetaan dari yang tua sampai yang muda adalah: Satuan endapan material lepas sungai pada Formasi alluvium paling muda, satuan breksi vulkanik Formasi Kaligetas, satuan batupasir Formasi Damar, satuan batupasir karbonatan Formasi Kalibeng, satuan batupasir karbonatan – batulempung karbonatan Formasi Kerek. Struktur Geologi daerah pemetaan adalah Struktur Kekar, Reverse Fault, dan Sesar Turun. Sejarah Geologi daerah pemetaan dimulai dari Miosen Tengah-Holosen. Pada Kala itu terjadi pengendapan seperti di urutan stratigrafi daerah pemetaan dan diikuti dengan terjadinya pengangkatan yang diikuti terbentuknya Reverse Fault, kemudian diikuti terbentuknya Sesar Turun dan Kekar. Potensi daerah pemetaan berupa potensi bahan galian batupasir yang umumnya digunakan bahan bangunan. Sedangkan bencana geologi daerah pemetaan berupa Gerakan Tanah Jenis gerakan longsoran termasuk jenis gelinciran (slides).Kata kunci : Geomorfologi, Bentuklahan, Stratigrafi, Struktur Geologi
PEMODELAN BAWAH PERMUKAAN BANTAR KARET, JAWA BARAT MENGGUNAKAN METODE GRAVITASI Jamaluddin Jamaluddin; Maria Maria; Hamriani Ryka; Rohima Sera Afifah
JURNAL GEOCELEBES Vol. 3 No. 2: October 2019
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v3i2.6689

Abstract

Gravity method is one of the geophysical methods that is often used to obtain information about the subsurface through differences density of the rocks around it. Gravity anomaly data used in this study is primary data that has been processed data. Data processing is obtained by reducing gravity observation data until complete bouguer anomaly values. The results of the interpretation of the gravity anomaly show that the types of rocks in subsurface of the study area are peridotite, tuff, riolite and basalt. The rock with the highest density is peridotite with a density value of 3.15 gr/cm3. This is due to the intrusion process to forming peridotite and there are two zones boundaries which have very significant density differences.
Perencanaan Volume Injeksi CO2 Dan Tekanan Injeksi CO2 Dengan Pola Injeksi ¼ Dari 5 Spot Pada Kegiatan CO2 Flooding-Enhanced Oil Recovery (CO2EOR) Di Sumur "TRK-15" Lapangan "KLMT" Andra Agustin Refiyanto; Risna Risna; Rohima Sera Afifah
Jurnal Sains Terapan Vol 9, No 1 (2023): JST (Jurnal Sains Terapan)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32487/jst.v9i1.1740

Abstract

The "TRK-15" well in the “KLMT” field is classified as an old well located in Jambi Province. This study focuses on calculating CO2 injection volume and CO2 injection pressure using 4 injection rate parameters by applying the CO2 flooding design method. The research method used is the CO2 flooding-enhanced oil recovery method. CO2 flooding design calculations focus on the amount of CO2 injected and CO2 injection pressure with 4 injection rate parameters (qi) starting from 5 Mscfd, 10 Mscfd, 15 Mscfd, 20 Mscfd. Based on the research results based on 4 injection rate parameters (qi), for an injection rate (qi) of 5 Mscfd, the CO2 front time (tCO2) = 50.03 hours and the amount of CO2 needed for injection (VCO2) = 3,481,790.4 scf. For the injection rate parameter (qi) of 10 Mscfd, the CO2 front time (tCO2) = 25.01 hours and the amount of CO2 required for injection (VCO2) = 1,742,136.48 scf. For the injection rate parameter (qi) 15 Mscfd, the CO2 front time (tCO2) = 16.67 hours and the amount of CO2 required for injection (VCO2) = 1,162,458.72 scf. For the injection rate parameter (qi) 20 Mscfd, the CO2 front time (tCO2) = 12.51 hours and the amount of CO2 required for injection (VCO2) = 871,999.2 scf. For the injection rate parameter (qi) 5 Mscfd, CO2 tubing injection pressure (Ptf) = 227.95 psi, for the injection rate parameter (qi) 10 Mscfd obtained (Ptf) = 903.43 psi, for the injection rate parameter (qi) 15 Mscfd obtained (Ptf) = 2,025.51 psi, for the injection rate parameter (qi) 20 Mscfd obtained (Ptf) = 3,594.03 psi. Keywords : CO2 Flooding, Enhanced Oil Recovery, Production Flow Rate