Eveline, Ency
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Benefit of Platinum-based Chemotherapy in Metastatic Triple Negative Breast Cancer Eveline, Ency; Rachman, Andhika
Cermin Dunia Kedokteran Vol 42, No 11 (2015): Kanker
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.095 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v42i11.951

Abstract

Background. Management of triple-negative breast cancer (TNBC) is challenging because of a lack of targeted therapy, its aggressive behavior and relatively poor prognosis. Various studies showed that these tumors are highly chemosensitive and in some cases are represented by complete pathological response (pCR), but the results remains unsatisfactory1. Recent experimental data strongly suggest that platinum-based chemotherapy (PBC) could improve the outcome of TNBC, but clinical data is still lacking4. Objective. To evaluate the benefit of addition of platinum agents to metastatic TNBC therapy. Method. Several databases were searched. Comparative studies were identified using the following keywords: triple negative breast cancer, advanced, metastatic, metastases, platinum agents, cisplatin, and carboplatin. The search was not limited to controlled or randomized trials. The limitation used in searching the articles are human, english, and max.5 years publication. Articles were reviewed by two authors and selected if they described advanced triple negative breast cancer, use of platinum agents, and outcome. Results. Seven studies were included. Median survival of metastatic TNBC patients treated with PBC was 10.4 to 32.8 months. There was a significant survival benefit compared to non-PBC treated patients with overall survival 7.5 to 21.5 months. However PBC did not showed significant different benefit between TNBC and non TNBC patients. Conclusion. PBC demonstrated not only higher response rate but also remarkable improvement in PFS and OS. It is still premature to draw a conclusion on survival advantage merely from phase II trials, but for this subtype, platinum agents had extra clinical benefit compared to other agents.Pendahuluan. Topik Manajemen triple-negative breast cancer (TNBC) masih merupakan sebuah tantangan karena ketidaktersediaan target terapi hormonal, sifatnya yang agresif, dan prognosis yang lebih buruk. Beberapa studi menyimpulkan bahwa tumor ini sangat kemosensitif sehingga pada beberapa kasus menghasilkan complete pathological response (pCR), tetapi makna klinisnya kurang berarti1. Meskipun data eksperimental secara kuat mendukung platinum-based chemotherapy (PBC) sebagai kemoterapi yang dapat memperbaiki outcome TNBC, belum ada data studi klinis. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengevaluasi manfaat penambahan agen platinum sebagai terapi pasien TNBC stadium lanjut. Metode. Beberapa database ditelusuri, Kata kunci yang digunakan: triple negative breast cancer, advanced, metastatic, metastases, platinum agents, cisplatin, dan carboplatin. Pencarian tidak dibatasi hanya controlled atau randomized trials untuk meminimalkan hilangnya studi yang bermakna. Pencarian artikel dibatasi pada human subject, english, dan max.5 years publication. Artikel dianalisis oleh dua penulis dan diseleksi sesuai dengan TNBC stadium lanjut, penggunaan agen platinum, dan hasil terapi. Hasil. Median survival empat studi yang ditemukan berada dalam rentang 10.4 hingga 32.8 bulan. Terdapat manfaat cukup signifikan dari penambahan agen kemoterapi platinum sebagai terapi pasien TNBC stadium lanjut, dibandingkan regimen tanpa platinum yang berada dalam rentang 8 hingga 21.5 bulan. Akan tetapi tidak ada perbedaan klinis penggunaan PBC antara pasien TNBC dan non-TNBC. Simpulan. PBC menghasilkan bukan hanya tingkat respon lebih tinggi tetapi juga perbaikan PFS dan OS. Meskipun belum adekuat untuk menyimpulkan adanya perbaikan survival pasien TNBC, platinum lebih memberikan perbaikan klinis daripada agen kemoterapi lain.
HUBUNGAN ANTARA LEUKOARAIOSIS DAN ATROFI KORTIKAL GLOBAL PADA LANSIA Eveline, Ency; Sitanggang, Firman Parulian; Ayusta, I Made Dwijaputra; Putra, I Wayan Gede Artawan Eka; Anandasari, Pande Putu Yuli; Margiani, Ni Nyoman
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 6 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2022.V11.i06.P14

Abstract

ABSTRAK LATAR BELAKANG: Prevalens leukoaraiosis dan atrofi kortikal global (GCA) meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan apakah leukoaraiosis merupakan faktor risiko terjadinya GCA dan derajat leukoaraiosis berapakah yang berhubungan dengan kejadian GCA. METODE: Penelitian ini melibatkan 100 lansia yang berobat ke IGD RSUP Sanglah Denpasar yang melakukan CT-Scan kepala dengan indikasi apapun pada periode Juli 2021 hingga Januari 2022. Pemilihan sampel dilakukan secara simple random sampling menggunakan aplikasi random number generator. HASIL: Rerata usia subjek didapatkan 71,7 ± 7,7 tahun, 59% berjenis kelamin perempuan, 52% memiliki riwayat hipertensi, 29% riwayat dislipidemia, dan 13% merokok. Mayoritas yaitu 72% subjek menderita leukoaraiosis dan 67% menderita atrofi. Uji perbandingan kejadian atrofi berdasarkan leukoaraiosis menunjukkan 80,6% lansia dengan leukoaraiosis menderita atrofi dengan prevalence ratio 2,5 dan nilai P<0,001. Lalu dilakukan analisis perbandingan proporsi yang membandingkan derajat leukoaraiosis dan skala atrofi dengan membuat tabulasi silang. Hasil uji linear by linear association didapatkan koefisien korelasi Spearman sebesar r=0,535 dengan nilai P<0,001 yang menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan korelasi sedang antara derajat leukoaraiosis dan skala atrofi. Analisis multivariat menggunakan uji regresi Poisson menunjukkan adanya hubungan antara leukoaraiosis dan atrofi kortikal global setelah mengontrol variabel perancu by analysis dimana didapatkan hasil adjusted prevalence ratio sebesar 2,2 dengan nilai P=0,034. SIMPULAN: Leukoaraiosis secara independen memberikan peluang terjadinya atrofi sebanyak 2,2 kali pada lansia. Derajat leukoaraiosis yang mulai berhubungan dengan kejadian atrofi adalah sejak derajat ringan. Kata kunci: Leukoaraiosis, atrofi kortikal global, lansia