Rulam Ahmadi
Alumni Program Doktor Ilmu Administrasi Program Pasca Sarjana Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Meningkatkan Kwalitas Pelayanan Publik Ahmadi, Rulam
JAMAK Vol. 1 No. 1 (2014): JAMAK 2014
Publisher : STISOSPOL WASKITA DHARMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan sosial belakangan ini semakin cepat dan kompleks. Sesuatu yang semula diperkirakan tidak akan atau tidak mungkin terjadi atau sulit terjadi, semua itu mulai terjawab. Yang jauh menjadi dekat, yang lamban menjadi cepat, dan yang berat menjadi ringan telah terjadi dan seluruh masyarakat mengakuinya. Semua itu terjadi tiada lain karena kemahadahsyatan perkembangan dan pengguna ilmu dan teknologi (IPTEK), khususnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information and Communication Technology (ICT). Perkembangan TIK telah memberikan kontribusi yang sangat besar pada berbagai perubahan dan perkembangan dalam semua sektor pembangunan (kehidupan), antara lain dalam sektor pelayanan publik. Kata kunci: IPTEK, TIK, Kualitas, Pelayanan Publik
PERANAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MENGATASI PENGANGGURAN SARJANA: Pendidikan Pelatihan Kewirausahaan Pengangguran Sarjana Ahmadi, Rulam
JAMAK Vol. 2 No. 1 (2015): JAMAK 2015
Publisher : STISOSPOL WASKITA DHARMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengangguran di kalangan sarjana merupakan suatu fenomena masalah sosial yang terus menggejala. Menjadi suatu keprihatinan bersama bahwa kaum muda yang nota bene telah belajar di perguruan tinggi dalam masa yang cukup lama ternyata menganggur. Sebagian mereka terus berusaha untuk mencari pekerjaan sesuai ijasahnya, dan enggan untuk bekerja di luar disiplin ilmunya, apalagi terjun dalam dunia usaha. Mereka memilih menganggur daripada bekerja di luar disiplin ilmunya dengan dalih tidak suka, atau sebenarnya karena mereka malas dan gengsi.Ada beberapa alasan mengapa sarjana menganggur. Salah satu diantaranya adalah karena sulitnya memasuki lapangan kerja. Banyak lapangan tidak menerima tenaga kerja baru yang disebabkan menurunnya produksi atau menurunnya kebutuhan layanan jasa yang dikelolanya. Mereka tidak diterima mungkin juga karena mereka tidak memenuhi persyaratan yang diberlakukan dalam lapangan kerja bersangkutan. Alasan lain adalah karena mereka tidak memiliki “nilai lebih” (value added), yakni kemampuan (keterampilan) tertentu yang bisa menjadi modal penting untuk diterapkan dalam dunia usaha guna memperoleh pendapatan. Yang lebih memprihatinkan jika mereka menganggur karena mereka memang malas bekerja dan cenderung bergantung pada orang lain, terutama pada orangtua (keluarga). Seyogyanya ketika seseorang telah menyandang gelar sarjana yang diperoleh melalui proses pendidikan dalam kurun waktu empat tahun maka mereka tidak lagi bergantung pada siapapun.
PERANAN PELATIHAN PERANGKAT DESA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI DESA: Pelatihan Perangkat Desa, Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Desa Ahmadi, Rulam
JAMAK Vol. 5 No. 1 (2018): JAMAK 2018
Publisher : STISOSPOL WASKITA DHARMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perangkat desa merupakan aparatur pemerintah tingkat desa dengan tugas menyelenggarakan roda pemerintahan di tingkat desa, khususnya dalam dalam bida layanan publik. Peningkatan kualitas kinerja kepala desa merupakan suatu tuntutan dalam rangka memberikan layanan publik yang memuaskan. Namun pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak atau pada umumnya perangkat desa mengalami keterbatasan kemampuan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, khususnya dalam layanan publik di desa. Peningkatan kualotas kinerja kepala desa dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain adalah melalui pelatihan yang dilaksanakan secara berencana dan berkesinambungan. Dengan pelatihan tersebut akan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap baru perangkat desa sehingga dalam memberikan layanan betul-betul memuaskan masyarakat desa.
FROM NOTHING TO BE A THING BY WASTE BANK MANAGEMENT Ahmadi, Rulam; Suprihandari, Miya Dewi; Wulansari, Dyah; Kurniawati, Yuli; ., Mahmudah

Publisher :

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.464 KB) | DOI: 10.31955/mea.v5i1.767

Abstract

Waste has been a part of human life since the beginning of civilization. Waste is the end result of activities carried out by humans and nature that are wasted and do not have economic value. Waste problems mainly occur in urban areas because of high population density and activity and are problems that are difficult to overcome and require proper handling. Conventional waste handling by collecting, transporting and disposing to landfills (TPS) has not been able to solve the waste problem completely, therefore innovation is needed in handling and processing waste as a whole so that it has a positive impact on the health of the environment and the economy of the community. One of the innovations or alternative solutions in handling waste is through community empowerment, namely by forming a waste bank. The program is integrating the principles of 3R in waste management (Reduce, Reuse, Recycle) will make community empowerment more effective and efficient by creating creative ideas in processing waste. The government of Surabaya, as one of the second largest cities in Indonesia with a high population density has quite complex waste problems. Several programs have been carried out to deal with the waste problem, including through community empowerment by involving government participation. Here, we use a qualitative descriptive method that aims to convey facts about waste management by empowering the community and the impact of implementing the program both from an economic and environmental standpoint, especially in the Surabaya area. The research shows that changing something from zero value things requires high collaboration and creativity which is shown by the handling of waste through a waste bank program with creative ideas of the community and the participation of the government that have had a positive impact, for everyone, environment and nation in the future. Keywords: Waste, Waste Bank, Community Empowerment