Ayus ahmad Yusuf
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Pendapatan Perkapita, Investasi, dan Belanja Pemerintah terhadap Daya Beli Masyarakat di Wilayah III Cirebon Tahun 2010-2014 ayus ahmad yusuf; Sinta Nurmalah
Al-Amwal : Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syari'ah Vol 8, No 1 (2016)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.532 KB) | DOI: 10.24235/amwal.v8i1.663

Abstract

AbstrakKualitas sumber daya manusia merupakan satu cara yang dapat menunjukkan kesejahteraan. Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan  dalam upaya membangun kualitas hidup manusia adalah dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Komponen IPM dari sisi ekonomi yang menjadi standar hidup layak yaitu pengeluaran konsumsi per kapita yang didasarkan pada paritas daya beli. Untuk meningkatkan kesejahteraan bisa diupayakan dengan meningkatkan daya beli masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli yaitu pendapatan per kapita, investasi dan belanja pemerintah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan regresi data panel tahunan dari tahun 2010 hingga tahun 2014. Objek penelitian adalah daerah Wilayah III Cirebon, yaitu Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupatena Majalengka, dan Kabupaten Kuningan, obyek dipilih dengan menggunakan teknik sampel penuh.  Sumber data penelitian yang digunakan adalah sumber data sekunder yang berasal dari publikasi Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat dan Badan Pusat Statistik masing-masing daerah. Faktor-faktor yang diuji pengaruhnya terhadap tingkat daya beli adalah pendapatan per kapita, investasi dan belanja pemerintah. Model estimasi yang digunakan adalah model data panel dengan fixed Effect Model dengan bantuan software STATA 12.0. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa pendapatan per kapita, investasi dan belanja pemerintah memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat daya beli. Hal tersebut berdasarkan pada nilai coefisien semua variabel bernilai positif dan berdasarkan nilai uji t didapatkan hasil t test lebih besar t table dari semua variabel dan nilai p>|t| lebih kecil dari nilai alpha. Selain itu, hasil pengujian secara serentak atau uji F menghasilkan nilai yang signifikan, artinya secara bersama-sama pendapatan per kapita, investasi dan belanja pemerintah berpengaruh pada daya beli.     Kata Kunci : Kesejahteraan, IPM, Daya Beli, Pendapatan Per Kapita, Investasi, Belanja Pemerintah AbstractThe quality of human resources is one way to show prosperity. The indicator that used to measure success in the effort to build the quality of human life is through the Human Development Index (HDI). HDI component of from the economy’s side that became into decent living standards is the consumption expenditure per capita based on purchasing power parity. To improve the welfare being could be pursued with increasing purchasing power. This study aims to determine the influence of the factors that affect the purchasing power is per capita income, investment and government expenditure.This research is a quantitative research using panel data regression yearly from 2010 to 2014. The research object is by Region III Cirebon, that is city of Cirebon, Cirebon regency, Indramayu regency, Majalengka regency and Kuningan regency, objects selected by using the technique of the full sample. Data sources that used are secondary data derived from the publication of the Badan Pusat Statistik (BPS) of West Java Province and the Badan Pusat Statistik (BPS) each region. Factors which tested its impact on purchasing power parity is per capita income, investment and government expenditure. Estimation model that used is panel data model with Fixed Effect Model with the help of software STATA 12.0.The results of this research concluded that the per capita income, investment and government expenditure has a positive and significant impact on the level of purchasing power. It is based on the coefisien value all variables is positive and based on the value of the t test showed t test is greater t table of all the variables and values p>|t| smaller than the alpha value. In addition, the test results simultaneously or generating F test significant value, it means that together the per capita income, investment and government expenditure affect the purchasing power.  Keywords: Welfare, HDI, Purchasing Power, Income Per Capita, Investment, Government Expenditure
PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI DAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT MENJADI WIRAUSAHA Ayus Ahmad Yusuf; Amir Hamzah
Al-Amwal : Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syari'ah Vol 8, No 2 (2016)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.971 KB) | DOI: 10.24235/amwal.v8i2.1370

Abstract

ABSTRAK                Pengusaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menggerakkan berbagai potensi yang akan dicapai. Menjadi seorang pengusaha adalah salah satu solusi untuk mengatasi masalah pengangguran, karena sekarang orang tidak akan merasa puas dengan memenuhi kebutuhan hanya mengandalkan hasil menjadi seorang karyawan. Meningkatnya kebutuhan, ini mempengaruhi masyarakat sendiri untuk dapat bertahan atau tidak menjalani hidup mereka, dan karena itu menjadi pengusaha adalah salah satu pemecahan selain pengangguran masalah tetapi juga kelangsungan hidup manusia.pengusaha menjadi harus memiliki rasa percaya diri, semangat dan lain-lain, sehingga dalam kewirausahaan kita tidak akan kesulitan, dengan rasa percaya diri dan semangat kewirausahaan serta faktor-faktor lain, ini memberikan kontribusi bagi keberhasilan atau kegagalan kita untuk menjadi pengusaha. Jadi titik bahwa kepercayaan diri dan semangat kewirausahaan memiliki pengaruh yang signifikan.               Tulisan ini mencoba untuk menggambarkan dan menganalisis sejauh mana pengaruh kepercayaan diri dan semangat yang menarik bagi pengusaha, dan apa indikator kepercayaan diri dan semangat kewirausahaan.               Dari hasil pengamatan di lapangan, bahwa rasa percaya diri dan semangat kewirausahaan sangat mempengaruhi minat untuk menjadi seorang pengusaha. Sehingga seseorang memiliki bunga tinggi untuk pengusaha, maka orang yang memiliki tujuan dalam hidup adalah untuk menjadi sukses dalam berwirausaha. Kata kunci: Self Trust, Spirit Entrepreneur. Tujuan Kewirausahaan ABSTRACT Entrepreneur is someone who has the ability to drive a variety of potential to be achieved. Being an entrepreneur is one solution to overcome the unemployment problem, because now people will not feel satisfied by meeting the needs of just relying on the results to be an employee. Increasing needs, this affects the people themselves to be able to survive or do not live their lives, and therefore become entrepreneurs is one of problem solving in addition to unemployment but also of human survival.Become entrepreneurs should have a sense of confidence, spirit and others, so in entrepreneurship we will have no trouble, with a sense of confidence and entrepreneurial spirit as well as other factors, this contributes to the success or failure of us to be entrepreneurs. So the point that self-confidence and entrepreneurial spirit have a significant influence.             This paper tries to describe and analyze the extent to which the influence of self-confidence and a spirit of interest to entrepreneurs, and what are the indicators of self-confidence and entrepreneurial spirit.            From the results of field observations, that sense of confidence and entrepreneurial spirit greatly affect the interest to be an entrepreneur. So that a person has high interest to entrepreneurs, then that person has a purpose in life is to be successful in entrepreneurship. Keywords : Self Trust, Spirit Entrepreneur. Interest Entrepreneurship
Tingkat Literasi Keuangan Syariah Di Kalangan UMKM Dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Usaha Diana Djuwita; Ayus Ahmad Yusuf
Al-Amwal : Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syari'ah Vol 10, No 1 (2018)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.078 KB) | DOI: 10.24235/amwal.v10i1.2837

Abstract

Abstrak Rendahnya kinerja UMKM di Indonesia salah satunya disebabkan oleh kurangnya akses pemodalan. Hal ini dapat disebabkan oleh minimnya pengetahuan dan pemahaman UMKM terhadap keberadaan lembaga keuangan, yang dikenal dengan sebutan literasi keuangan. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan Otorisasi Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2013 bahwa tingkat literasi keuangan penduduk Indonesia terbagi menjadi empat kategori, yaitu well literate (21,84%), sufficient literate (75,69%), less literate (2,06%), dan not literate (0,41%). Saat ini keuangan syariah makin berkembang pesat dengan banyaknya lembaga-lembaga keuangan syariah yang menawarkan produk dan jasa keuangan berlandaskan syariat Islam. Tetapi faktanya keuangan syariah hingga saat ini masih memiliki pangsa pasar yang rendah di negara Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat literasi keuangan syariah di kalangan UMKM khususnya pedagang kaki lima di kawasan Masjid Raya At-Taqwa Kota Cirebon, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat literasi keuangan syariah di kalangan UMKM di kawasan Masjid Raya At-Taqwa Kota Cirebon, dan untuk mengetahui dampak tingkat literasi keuangan syariah terhadap perkembangan usaha UMKM di kawasan Masjid Raya At-Taqwa Kota Cirebon.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah descriptive survey dan explanatory surve.  Jumlah responden 31 UMKM, yang 87 persen adalah pedagang kaki lima. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data hasil kuesioner diuji asumsi klasik (uji normalitas, heterokedastisitas, multikolinearitas, dan autokorelasi). Analisis deskriptif dilakukan terhadap data hasil penelitian, kemudian dilakukan uji regresi berganda untuk mengetahui hubungan antar variabel yang diteliti.Hasil penelitian yang diperoleh adalah hanya variabel lama usaha dan jumlah karyawan yang berpengaruh signifikan terhadap financial knowledge. Seluruh variabel demografi (lokasi, usia, jenis kelamin, pendidikan, jenis usaha, lama usaha, modal awal, sumber modal, pendapatan, dan jumlah karyawan) tidak mempengaruhi financial behaviour dan financial attitude para pedagang kaki lima. Hanya financial behaviour saja yang mempengaruhi perkembangan usaha para pedagang kaki lima, sementara financial knowledge dan financial attitude tidak mempengaruhi perkembangan usaha. Kata Kunci:  Literasi Keuangan Syariah, UMKM, Pedagang Kaki Lima, Perkembangan Usaha AbstractThe low performance of MSMEs in Indonesia is caused by the lack of access to capital. This can be caused by the lack of knowledge and understanding of MSMEs on the existence of financial institutions, known as financial literacy. Based on the results of a survey conducted by the Financial Services Authority (OJK) in 2013 that the level of financial lteracy of Indonesian population is divided into four categories, namely well literate (21,84%), sufficient literate (75,69%), less literate (2,06%), and not literate (0,41%). Currently sharia finance is growing rapidly with the number of Islamic financial institutions that offer products and financial services based on Islamic Sharia. But the fact that Islamic finance to date still has a low market share in the majority moeslem country of Indonesia. The purpose of this study is to determine the level of Islamic financial literacy among SMEs, especially street vendors in the area of At-Taqwa Mosque Cirebon City, to determine the factors that affect the level of Sharia financial literacy among MSMEs in the area At-Taqwa Mosque Cirebon City, and to know the impact of the level of sharia financial literacy on the development of SMEs in the area of At-Taqwa Mosque Cirebon City.    The research methode used in this descriptive survey and explanatory survey. Number of respondents 31 SMEs, of which 87% are street vendors. Data collection using research instruments in the form of questionnaires that have been tested for validity and reliability. The results of the questionnaires tested the classical assumptions (test of normality, heterocedasticity, multicollinearity, and autocorrelation). Descriptive analysis conducted on the data of research results, then multiple regression test to determine the relationship between variables studied.The result of the research is only the old variable of business and the number of employees that have significant effect on the financial knowledge. All demographic variables (location, age, gender, education, type of business, length of business, initial capital, source of capital, income, and number of employees) do not affect the financial behaviour and financial attitude of street traders. Only financial behaviour alone affects the business development of street traders, while financial knowledge and financial attitude does not affect business development. Keywords: Sharia Financial Literacy, SMEs, Street Traders, Business Development
Analisis Penggunaan Metode Pencatatan Cash Basis dan Accrual Basis Pada Transaksi-transaksi di Bank Syariah Ayus Ahmad Yusuf; Neni Nurhayati
Al-Amwal : Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syari'ah Vol 9, No 1 (2017)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.555 KB) | DOI: 10.24235/amwal.v9i1.1371

Abstract

AbstrakMetode pencatatan  Cash Basis adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan, sedangkan pendapatan  dan  beban  dalam  accrual  basis  diakui  pada saat terjadinya  transaksi  dan  dicatat  untuk  suatu  periode,  sehingga  mengakui  adanya konsep realisasi dan penyesuaian.Saat ini bank syariah secara umum telah mencatat transaksi-transaksi berdasarkan metode pencatatan atas  dasar akrual, kecuali Laporan Arus Kas dan penghitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha. Metode cash basis  mereka gunakan dalam perhitungan bagi hasil yang akan dibayarkan dengan cara merekonsiliasi pendapatan atas dasar akrual dari setiap transaksi menjadi bentuk pencatatan basis kas, Hal ini dilakukan karena perbankan syariah tidak dibenarkan mendistribusikan pendapatan atau keuntungan yang bukan menjadi hak perbankan syariah. Laporan ini akan mengeliminasi pendapatan yang diperoleh berdasarkan basis akrual dan mengakui pendapatan yang seharusnya diperoleh pada periode berjalan.Bank syariah dalam pencatatan transaksi-transaksinya telah mematuhi prinsip-prinsip syariah yaitu dengan berpedoman pada PSAK No. 101-110 tentang Perbankan Syariah. Yaitu secara umum bahwa transaksi-transaksi di bank syariah dicatatat berdasarkan metode pencatatan atas  dasar akrual, kecuali Laporan Arus Kas dan penghitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha. Dalam penghitungan pembagian hasil usaha didasarkan pada pendapatan yang benar-benar terjadi yaitu dengan menggunakan metode pencatatan cash basis. Keywords: Cash Basis, Accruel Basis dan Bank SyariahAbstract                Recording method Cash Basis is the basis of accounting that recognizes the effect of transactions and other events on a cash or cash equivalent is received or paid are used for the recognition of revenue, expenditure and financing, while revenues and expenses in the accrual recognized at the transaction date and recorded for a period , thus acknowledging the existence of the concept of realization and adjustment.               Currently the Islamic banks in general have recorded transactions based method of recording on an accrual basis, except Cash Flow Statement and income calculation for the purpose of sharing the results of operations. Cash basis method they use in calculating the results of which will be paid by way of reconciling revenue on the accrual basis of each transaction into a form of recording cash basis, This is done because Islamic banking is not allowed to distribute income or profit that does not belong to Islamic banking. This report would eliminate the income earned on the accrual basis and recognizes revenue that should be obtained in the current period.               Islamic banks in recording transactions-transactions are in compliance with Islamic principles that guided by SFAS No. 101-110 on Islamic Banking. Ie in general that the transactions in Islamic banks dicatatat based method of recording on an accrual basis, except Cash Flow Statement and income calculation for the purpose of sharing the results of operations. In calculating the distribution of the results of operations are based on the income that is really happening is by using the cash basis method of recording. Keywords: Cash Basis, Basis and Bank Syariah Accruel