Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Hasil pemeriksaan CT scan pada penderita stroke non hemoragik di Bagian Radiologi FK Unsrat/SMF Radiologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Agustus 2015 – Agustus 2016 Elim, Christian; Tubagus, Vonny; Ali, Ramli Hadji
e-CliniC Vol 4, No 2 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i2.14398

Abstract

Abstract: CT-scan is used to analyze the structures of specific body parts, mainly to confirm the diagnosis of non-hemorrhagic stroke. Stroke is a neurological deficit that occurs suddenly and caused by the interruption of blood flow to the brain. The symptoms are corresponding to the location of the stroke. This study was aimed to obtain the CT-scan examination of non-haemorrhagic stroke patients. This was a retrospective descriptive study using secondary data such as request letter and data of head CT-scan performed from August 2015 to August 2016. The results showed that there were 89 cases of non-hemorrhagic stroke. The majority were males (60 patients; 67%), elderly ≥65 years old (27 patients; 30%), and location of lesion in the right hemisphere (38 patients; 43%). Conclusion: In this study most patients diagnosed as non-hemorrhagic stroke with CT-scan were males, over 65 years old, and location of lesion in right hemisphere.Keywords: non-haemorrhagic stroke, CT-scan Abstrak: CT scan digunakan untuk menganalisis struktur dalam dari beberapa bagian tubuh tertentu, antara lain untuk memastikan diagnosis dari stroke non hemoragik, Stroke merupakan suatu defisit neurologik yang terjadi secara tiba-tiba diakibatkan oleh adanya gangguan aliran darah ke otak dan gejala yang terjadi sesuai dengan lokasi dari stroke tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pemeriksaan CT scan pada penderita stroke non hemoragik. Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif dengan memanfaatkan data sekunder berupa lembar permintaan dan data hasil CT scan kepala yang dilaksanakan sejak Agustus 2015 sampai Agustus 2016. Hasil penelitian mendapatkan sebanyak 89 kasus didiagnosis stroke non-hemoragik dengan CT-scan, terbanyak ialah jenis kelamin laki-laki berjumlah 60 orang (67%); golongan usia manula (≥65 tahun) berjumlah 27 orang (30%); dan lokasi lesi di hemisfer dekstra berjumlah 38 orang (43%). Simpulan: Pada studi ini, majoritas pasien yang didiagnosis stroke non-hemoragik dengan CT-scan Berjenis kelamin laki-laki, usia ≥65 tahun, dengan lokais lesi pada hemisfer kanan. Kata kunci: stroke non hemoragik, CT-scan
GAMBARAN FOTO TORAKS PADA EFUSI PLEURA DI BAGIAN/SMF RADIOLOGI FK UNSRAT RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO PERIODE NOVEMBER 2014 – OKTOBER 2015 Lantu, Melinda G.; Loho, Elvie; Ali, Ramli Hadji
e-CliniC Vol 4, No 1 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i1.10966

Abstract

Abstract: Pleural effusion is defined as excessive accumulation of fluid in the pleural cavity. This condition occurs worldwide and becomes a major problem in developing country including Indonesia. This was a retrospective descriptive study. Samples were the whole data of chest X-ray patients available in the medical record with a radiological diagnosis of pleural effusion. The results showed that there were 77 samples aged 45-59 years old. Males (65%) were more frequent than females (35%). Based on the location of effusion, 31 patients with right pleural effusion, 25 patients with left pleural effusion, and 21 patients with bilateral pleural effusion. Conclusion: Pleural effusion was mostly found among people aged above 20 years old. Chest X-ray was an important investigation t confirm the diagnosis of pleural effusion. Keywords: pleural effusion, chest x-ray Abstrak: Efusi pleura didefinisikan sebagai penimbunan cairan berlebihan dalam rongga pleura. Penyakit ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Jenis penelitian ini retrospekif deskriptif. Sampel penelitian ialah seluruh data rekam medik foto thoraks pada pasien dengan diagnosis radiologik efusi pleura. Hasil penelitian mendapatkan 77 sampel, terbanyak pada kelompok umur 45-59 tahun. Efusi pleura lebih banyak ditemukan pada laki-laki (65%) dibandingkan perempuan (35%). Berdasarkan lokasi efusi, 31 sampel dengan lokasi efusi pleura dekstra, 25 pasien dengan lokasi efusi pleura sinistra, dan 21 pasien dengan lokasi efusi pleura bilateral. Simpulan: Efusi pleura sering didapatkan pada pasien di atas 20 tahun. Pemeriksaan foto toraks merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan untuk mendiagnosis efusi pleura.Kata kunci: efusi pleura, foto toraks
GAMBARAN ULTRASONOGRAFI BATU EMPEDU PADA PRIA & WANITA DI BAGIAN RADIOLOGI FK UNSRAT BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE OKTOBER 2012- OKTOBER 2014 Gagola, Patrick C. D.; Timban, Joan F. J.; Ali, Ramli Hadji
e-CliniC Vol 3, No 1 (2015): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v3i1.7399

Abstract

Abstract: Gallstone is a disease which has symptoms as discovery of one or several hard as a stone masses contained in the gallbladder (cholecystolithiasis) or in the choledochus duct (choledocholithiasis). The examination which is often used in the diagnosis of gallstone is ultrasound imaging. Ultrasound can provide a clear picture if there is a stone located in the gall bladder, making it easier for doctor to determine the patient's diagnosis. The purpose of this study is to describe the ultrasound results gallstones in men and women in the Department of Radiology, Medical Faculty of Sam Ratulangi Univesity, General Hospital Prof. Dr. R. D. Kandou Manado period from October 2012 to October 2014. This study is a retrospective descriptive study by using secondary data from medical records contained in the department of radiology general hospital Prof. Dr. R. D. Kandou Manado period from October 2012 to October 2014. Overall results of ultrasonography gallstones found 225 cases, with the highest incidence in the period from October 2013 to October 2014 as many as 149 cases (66.2%). People with gallstones by sex, most commonly found in women with 124 cases (55.1%). Most people with gallstones in the age group 46-55 years (26.2%). Patients who present with pain in the right upper abdominal area should certainly cause through ultrasound examination to help the diagnosis, ruling out the possibility of regional abnormalities in other organs and prevent worsen cause gallstones.Keywords: ultrasound gallstones, gallstonesAbstrak: Batu empedu merupakan suatu penyakit dengan gejala ditemukannya satu atau beberapa massa keras seperti batu yang terdapat di dalam kandung empedu (cholecystolithiasis) atau dalam duktus choledochus (choledocholithiasis). Pemeriksaan yang sering digunakan dalam penegakan diagnosis batu empedu adalah pemeriksaan imaging salah satunya adalah Ultrasonografi. Ultrasonografi dapat memberikan gambaran yang jelas apabila terdapat batu yang berlokasi di kandung empedu. Sehingga mempermudah dokter untuk menentukan diagnosis pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran hasil Ultrasonografi batu empedu pada pria & wanita di Bagian Radiologi FK UNSRAT/SMF Radiologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Oktober 2012- Oktober 2014. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan memanfaatkan data sekunder berupa catatan medik yang terdapat di Bagian Radiologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Oktober 2012- Oktober 2014. Keseluruhan hasil Ultrasonografi batu empedu ditemukan 225 kasus, dengan kejadian terbanyak pada periode Oktober 2013- Oktober 2014 sebanyak 149 kasus (66,2%). Penderita batu empedu berdasarkan jenis kelamin, paling banyak ditemukan pada wanita dengan 124 kasus (55,1%). Penderita batu empedu terbanyak pada kelompok umur 46 – 55 tahun (26,2%). Gagola, Timban, Hadji Ali: Gambaran ultrasonografi batu...rasa nyeri pada daerah perut kanan atas sebaiknya dipastikan penyebabnya melalui pemeriksaan Ultrasonografi untuk membantu mendiagnosis, menyingkirkan kemungkinan kelainan pada daerah organ lainnya dan mencegah memberatnya penyebab batu empedu.Kata kunci: ultrasonografi batu empedu, batu empedu
GAMBARAN ULTRASONOGRAFI GINJAL PADA PENDERITA NEFROLITIASIS DIBAGIAN RADIOLOGI FK UNSRAT BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE 1 JANUARI – 30 JUNI 2014 Ridwan, Moch. Syafrudin; Timban, Joan F. J.; Ali, Ramli Hadji
e-CliniC Vol 3, No 1 (2015): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.3.1.2015.6828

Abstract

Abstract: Nephrolithiasis is a disease which the symptom is indicated by the existence of a single or more solid mass of hard material like a stone which is found in the kidney tubule, calyx, infundibulum, kidney pelvis, and the whole of kidney calyx of the sufferer. Mostly, the doctors use imaging like ultrasonography to checkup the patients’ condition in order to ascertain the diagnosis of nephrolithiasis. Ultrasonography can give the spesific image if there is any stone located in the kidney. As a result, doctors will get some easiness in determining the patients diagnosis. The objective of this research is to figure out the kidney image resulted from ultrasonography of nephrolithiasis sufferers in Radiology Division, Medical Faculty, Samratulangi University/ Faculty Students Senate of Radiology, Public Service Corporation of Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital, Manado, In the period of January 1st – June 30th 2014.The researcher used descriptive retrospective as the research method. By using medical notes found in Radiology Division, Public Service Corpration of Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital, Manado, In the period of January 1st – June 30th 2014 as secondary data. Conclusion:The researcher then found that there were 105 cases of nephrolithiasis from totally result of kidney ultrasonography to the sufferers of nephrolithiasis. Many of the suferrers were men (62,9%) in average ages from 56 to 65 years old (36,2%). According to the location, kidney stone were found mostly in bilateral nepholithiasis (37,1%). The resercher also figured out that most of nephrolithiasis sufferers had a complication with chronic kidney disease (39,0%) and complication with hidronephrosis (19,0%). The patients who complain about pain on their weists should have kidney ultrasonography test to help the doctor to diagnose the causes, to avoid the possibity of another abnormal organ, and prevent the serious nephrolithiasis causes.Keywords: kidney ultrasonography, nephrolithiasisAbstrak: Nefrolitiasis merupakan suatu penyakit dengan gejala ditemukannya satu atau beberapa massa keras seperti batu yang terdapat di dalam tubuli ginjal, kaliks, infundibulum, pelvis ginjal, serta seluruh kaliks ginjal. Pemeriksaan yang sering digunakan dalam penegakan diagnosis nefrolitiasis adalah pemeriksaan imaging salah satunya adalah Ultrasonografi.Ultrasonografi dapat memberikan gambaran yang jelas apabila terdapat batu yang berlokasi di ginjal. Sehingga mempermudah dokter untuk menentukan diagnosis pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran hasil Ultrasonografi ginjal pada penderita Nefrolitiasis di Bagian Radiologi FK UNSRAT/SMF Radiologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 1 Januari – 30 Juni 2014.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan memanfaatkan data sekunder berupa catatan medik yang terdapat di Bagian Radiologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 1 Januari – 30 Juni 2014. Simpulan:Keseluruhan hasil Ultrasonografi ginjal pada penderita Nefrolitiasis ditemukan 105 kasus nefrolitiasis, dengan penderita nefrolitiasis lebih banyak terjadi padalaki-laki(62,9%).Penderita nefrolitiasis terbanyak pada kelompok umur 56 – 65 tahun (36,2%).Penderita nefrolitiasis berdasarkan letak batu yaitu nefrolitiasis bilateral (37,1%).Penderita nefrolitiasis dengan komplikasi CKD yaitus ebanyak (39,0%).Penderita nefrolitiasis dengan komplikasi Hidronefrosis yaitu sebanyak (19,0%). Penderita yang datang dengan keluhan rasa nyeri pada daerah pinggang sebaiknya dipastikan penyebabnya melalui pemeriksaan Ultrasonografi ginjal untuk membantu mendiagnosis, menyingkirkan kemungkinan kelainan pada daerah organ lainnya dan mencegah memberatnya penyebab nefrolitiasis.Kata kunci: ultrasonografi ginjal, nefrolitiasis
GAMBARAN FOTO WATERS PADA PENDERITA DENGAN DUGAAN KLINIS SINUSITIS MAKSILARIS DI BAGIAN RADIOLOGI FK UNSRAT/SMF RADIOLOGI BLU RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO PERIODE 1 JANUARI 2011–31 DESEMBER 2011 Posumah, Allan Hespie; Ali, Ramli Hadji; Loho, Elvie
e-Biomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i1.1176

Abstract

Abstract: Sinusitis is an inflammation of the mucous membranes that can be on one or several paranasal sinuses, and the most commonly affected are the maxillary sinus and etmoidalis sinus. An anamnesis and physical examination can already diagnonse suspect of maxillary sinusitis. Radiological examination perfomed to get an early diagnose. Photo Waters is one of the best examination because can already diagnose an abnormality in maxillary sinus with 85 % and 80  % sensivity and specifity. This study aims is to know the description of Photo Waters in patient with suspect of maxillary sinusitis based on age, sex, and description of Photo Waters in Radiology Department of BLU Prof. Dr. R. D. Manado Kandou within period 1st January 2011 to 31st December 2011. This research is retrospective descriptive study. The data was a request and answer form of Photo Waters in Radiology Department and analyze in descriptive form. The number of patients with maxillary sinusitis radiology diagnose in the Radiology Department of BLU Prof. Dr. R.D. Kandou are 60 patients. Most cases are women in the amount of 56.67%, with 30-40 years age is the most common. With the results of description of Photo Waters in poor veil image is 71.67%. Keywords: Maxillary sinus, Photo Waters, sinusitis. Abstrak: Sinusitis merupakan suatu peradangan membran mukosa yang dapat mengenai satu ataupun beberapa sinus paranasal, dan yang paling sering terkena yaitu sinus maksilaris dan sinus etmoidalis. Anamnesis dan pemeriksaan fisik sudah dapat mencurigai adanya sinusitis maksilaris. Untuk mendapatkan diagnosis yang lebih dini diperlukan pemeriksaan radiologis. Foto Waters merupakan pemeriksaan yang paling baik karena sudah mampu mendiagnosis suatu kelainan di sinus maksilaris dengan sensitifitas dan spesifisitas yaitu 85% dan 80%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Foto Waters pada penderita dengan dugaan klinis sinusitis maksilaris berdasarkan jenis kelamin, umur, dan hasil gambaran Foto Waters di Bagian Radiologi BLU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 1 Januari-31 Desember 2011. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif. Data berupa lembaran permintaan dan jawaban Foto Waters di Bagian Radiologi dan diolah dalam bentuk deskriptif. Jumlah penderita dengan diagnosis radiologis sinusitis maksilaris di Bagian Radiologi BLU RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou sebanyak 60 penderita. Kebanyakan kasus adalah perempuan yaitu sebesar 56,67%, dengan umur tebanyak 30-40 tahun. Dengan hasil gambaran Foto Waters terbanyak pada gambaran perselubungan yaitu 71,67%. Kata kunci: Foto Waters, sinus maksilaris, sinusitis.
GAMBARAN HASIL CT SCAN KEPALA PADA PENDERITA NYERI KEPALA DI BAGIAN RADIOLOGI FK UNSRAT/SMF RADIOLOGI BLU RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO PERIODE 1 JANUARI-31 DESEMBER 2011 Madja, Muhammad Nugraha; Ali, Ramli Hadji; Loho, Elvie
e-Biomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i1.4592

Abstract

Abstract: Headache is one of the most complaints in clinical practices. CT Scan is needed as second diagnostic tool to patients who came with headache complaint. CT Scan is able to give the clear picture if there is a intracranial lesions, so it helps the doctor to determine the diagnosis of the patient, because there are so many disease that caused headache. The purpose of this research  is to figure out the result of the CT Scan picture of the headache patient at the Department of Radiology BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado period of January 1st to December 31st 2011. This research is retrospective descriptive research with the use of secondary data which is the medical record that accessible at the Department of Radiology BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado period of January 1st to December 31st  2011. From the whole result of the CT scan examination from 189 people who suffer headache, 76,19% patients show the normal picture of their heads and 23,81% patients show abnormality picture of their heads, 57.78% headache patients are women, 40% headache patients are adults in the range of ages 41 to 65, and the most CT Scan abnormal picture shows by the patients of cerebral infarct 26.67%. Patient who came with suspicious complaints such as severe, chronic, and repeatable headache will be better if the causes can be determined with the use of head CT Scan, to help to diagnose and prevent the cause of the headache to be more severe. Keywords: Head CT Scan, Headache.     Abstrak: Nyeri kepala merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan dalam praktek klinis sehari-hari. CT Scan diperlukan sebagai penunjang diagnostik pada pasien yang datang dengan keluhan nyeri kepala. CT Scan dapat memberikan gambaran yang jelas apabila terdapat kelainan intrakranial, sehingga mempermudah dokter untuk menentukan diagnosis pasien, mengingat sangat beragamnya penyakit yang dapat menyebabkan nyeri kepala. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran hasil CT Scan kepala pada penderita nyeri kepala di bagian Radiologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 1 Januari-31 Desember 2011. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan memanfaatkan data sekunder berupa catatan medik yang terdapat di bagian Radiologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 1 Januari-31 Desember 2011. Keseluruhan hasil pemeriksaan CT Scan kepala berjumlah 189 orang penderita nyeri kepala dan lebih banyak menunjukkan gambaran normal (76,19%) dibandingkan  gambaran abnormal (23,81%), penderita nyeri kepala lebih banyak terjadi pada perempuan (57,78%), penderita nyeri kepala terbanyak pada kelompok umur dewasa madya 41-65 tahun (40%) dan gambaran CT Scan abnormal didapatkan terbanyak adalah infark cerebri (26,67%). Penderita yang datang dengan keluhan nyeri kepala berat, kronik, dan berulang sebaiknya dipastikan penyebabnya melalui pemeriksaan CT Scan kepala. Untuk membantu mendiagnosis, menyingkirkan kemungkinan kelainan intrakranial lainnya dan mencegah memberatnya penyebab nyeri kepala. Kata Kunci: CT Scan Kepala, Nyeri kepala.
GAMBARAN FOTO LUMBAL PASIEN DENGAN GEJALA KLINIS NYERI PUNGGUNG BAWAH DI BAGIAN/SMF RADIOLOGI BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2012 – DESEMBER 2012 Mutmainna, Sri C.; Ali, Ramli Hadji; Loho, Elvie
JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 6, No 1 (2014): JURNAL BIOMEDIK : JBM Maret 2014
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.6.1.2014.4163

Abstract

Abstract: Low back pain (LBP) is pain sensation that involves the lower part of the back and spreads to the lower extremity especially on the back and outer parts. LBP is one of the musculoskeletal disorders caused by inappropriate activities. The pain sensation is classified as local, radicular, referred, or spasmodic pain. LBP is not a diagnosis but a symptom which is commonly found among the population. This study aimed to obtain the lumbar X-ray profile of patients with clinical diagnosis of LBP at the Department of Radiology Prof. Dr. R.D. Kandou Hospital, Manado, in 2012. This was an observational analytical study with a cross-sectional design. The results showed that among the LBP cases, based on gender, females (64.35%) were more frequent than males; and based on ages, >50 years was the most frequent age group (71.3%). Lumbar X-rays showed that spondylosis lumbalis was found in 42.96% of cases, other abnormalities 46.88%, meanwhile no abnormalities 10.16%. Conclusion: At the Department of Radiology Prof. Dr. R.D. Kandou Hospital, Manado, in 2012, the most frequent lumbar X-ray among the LBP patients was spondylosis lumbalis.Keywords: low back pain, clinical symptom, lumbar X-ray  Abstrak : Nyeri punggang bawah (NPB) adalah rasa nyeri yang terjadi di daerah punggung bagian bawah dan dapat menjalar ke kaki, terutama sebelah belakang dan samping luar. NPB termasuk salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik. Keluhan nyeri dapat beragam dan diklasifikasikan sebagai nyeri yang bersifat lokal, radikular, menjalar (referred pain), atau spasmodik. NPB bukan suatu diagnosis namun merupakan suatu gejala yang banyak ditemukan di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran foto lumbal penderita dengan gejala klinis nyeri punggung bawah di Bagian Radiologi BLU RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado tahun 2012. Penelitian ini bersifat analitik observasional yang menggunakan desain cross-sectional. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pada kasus NBP: berdasarkan jenis kelamin tersering didapatkan pada perempuan (64,35%), dan berdasarkan usia, tersering pada kelompok usia >50 tahun (71,3%). Hasil foto lumbal menunjukkan bahwa spondilosis lumbalis ditemukan pada 42,96% kasus, abnormalitas lainnya 4,88%, sedangkan tanpa kelainan 10,16%. Simpulan: Di Bagian/SMF Radiologi BLU RSUP Prof Dr. R.D. Kandou Manado, gambaran foto lumbal penderita dengan gejala klinis nyeri punggung bawah yang tersering ialah spondilosis lumbalis.Kata kunci: nyeri pinggang bawah, gejala klinis, foto lumbal