Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PCS-6 Preparation and Application of Nano Chitosan Particles as Adjuvan in Rabies Vaccination Based on Anti-Idiotype Antibody Sayu Putu Yuni Paryati; K Hasan; S Ramadhanti
Hemera Zoa Proceedings of the 20th FAVA & the 15th KIVNAS PDHI 2018
Publisher : Hemera Zoa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.17 KB)

Abstract

Rabies is a fatal disease to humans and animals, but can be controlled by prophylaxis administration before being exposed. One type of vaccine that can be utilized is an anti-idiotype antibody vaccine originating from IgY purification of chicken egg yolk. The use of vaccine additives in the form of adjuvants is very important to improve the effectiveness of vaccines [1].Chitosan is non-toxic, easily synthesized, safe to use and able to induce an immune response by activating macrophages. Chitosan can modulate dendritic cell maturation so that it can induce interferon interactions and stimulate activity of T lymphocytes and B lymphocytes. Chitosan can be made in the form of chitosan nanoparticles that can be used to deliver drugs and vaccines through inhalation pathways, orally, intravenously and as non-viral gene delivery vectors. In the oral delivery of chitosan nanoparticles are able to overcome the problem of solubility, protect the drug from enzymatic degradation, controlled release, and extend the time of action in the bloodstream through ionic mechanisms with mucin. Inhalation of chitosan 0.5mg/ml with influenza vaccine produces a good response [2-4].In this work, the preparation of chitosan nanostructures and their application as adjuvan in antibody anti-idiotype rabies vaccination were reviewed.
VPH-4 The Influence of Medium pH on Lactobacillus acidophillus Viability in Soyghurt Tested In Vitro and In Vivo Lia Siti Halimah; Sayu Putu Yuni Paryati; Eka Noneng Nawangsih
Hemera Zoa Proceedings of the 20th FAVA & the 15th KIVNAS PDHI 2018
Publisher : Hemera Zoa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.938 KB)

Abstract

L. acidophillus bacteria have a high tolerance for acidic atmosphere. This bacterial resistance occurs because the ability to maintain cytoplasmic pH is more alkaline than extracellular pH so that all the different proteins and enzymes in it can still work optimally. L. acidophillus bacteria have cell membranes that are more resistant to cell leakage. Cellular membranes consisting of two layers of phospholipid (lipid bilayer) which on each surface of the layer are attached to proteins and lipid bilayer glycoproteins are semipermeable, which will limit the movement of compounds in and out between the cytoplasm and the external environment. The digestive tract has a different pH, starting from the oral cavity with a pH ranging from 6-7 (interval), stomach with pH 1.5-2 (acid), and intestine with a pH of 8-8.9 (base). Many bacteria can live and have habitat in the oral and intestinal cavities, but only certain bacteria are known to survive in the stomach. The nature of bacteria, in general, does not stand in an acidic atmosphere in the stomach, but there are also pathogenic bacteria (detrimental) that are resistant to the acidic atmosphere in the stomach so that it can cause disease in the digestive system. The stomach is an organ of the digestive system which functions to digest food and as the body's defense organ. The body's defense mechanism is carried out by the stomach against bacteria, namely by removing stomach acid. The presence and endurance of L. acidophillus bacteria in the stomach have not been reported. Therefore, in this study will be tested the effect of soyghurt containing L. acidophillus bacteria on the viability of L. acidophillus bacteria in the stomach and its effect on the gastric fluid profile of male Wistar rats.
POTENSI ANTI JERAWAT EKSTRAK ETANOL BUNGA SEDAP MALAM (Polianthes tuberosa L.) SEBAGAI PENGHAMBAT PERTUMBUHAN Propionibacterium acnes SECARA IN VITRO Sayu Putu Yuni Paryati; Awan Buana; Aria Rachmatullah
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 5 No 2 (2022): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.84 KB)

Abstract

Akne vulgaris merupakan penyakit peradangan pada kulit yang disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes, prevalensi terjadinya akne vulgaris mencapai 90% pada remaja hingga dewasa di Indonesia pada tahun 2016. Bunga sedap malam (Polianthes tuberosa linn) merupakan tanaman yang memiliki khasiat sebagai antibakteri. Senyawa yang memiliki khasiat sebagai antibakteri adalah flavonoid, polifenol, dan steroid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antijerawat ekstrak etanol bunga sedap malam terhadap pertumbuhan bakteri P. acnes secara in vitro. Rancangan penelitian ini adalah eksperimental laboratoris menggunakan metode difusi sumuran. Objek penelitian ini adalah bakteri P. acnes ATCC 11827 dan ekstrak etanol bunga sedap malam konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, 30%, 40%, dan 50% dengan kontrol positif klindamisin 10 µg/disk dan akuades sebagai kontrol negatif. Penentuan pengulangan sampel berdasarkan rumus Federer sebanyak tiga kali. Hasil pengamatan penelitian ini dilakukan dengan mengukur diameter zona hambat. Hasil pada konsentrasi 20% adalah 6,41±0,11 mm yang merupakan Kadar Hambat Minimum (KHM) dalam menghambat pertumbuhan bakteri P. acnes dan pada konsentrasi 50% adalah 11,61±0,20 mm yang tergolong sebagai antibakteri kuat. Berdasarkan hasil statistik One Way Anova diperoleh nilai p=0,000 dan uji Post Hoc Tukey didapatkan ekstrak etanol bunga sedap malam konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, 30, 40%, dan 50% mampu menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes secara sangat bermakna dibandingkan kontrol (p=0,000). Kesimpulannya adalah ekstrak etanol bunga sedap malam (P. tuberosa linn) konsentrasi 20% merupakan KHM dan konsentrasi 50% merupakan konsentrasi efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri P. acnes secara in vitro. DOI : 10.35990/mk.v5n2.p127-137
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS BAKTERIOSIN Lactobacillus acidophillus ATCC 4356 DENGAN NISIN PADA PERTUMBUHAN Salmonella typhi ATCC 6539 siska telly pratiwi; Sayu Putu Yuni Paryati; Elizabeth Noviana Lumban Raja; Panca Andana
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 5 No 2 (2022): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.733 KB)

Abstract

Demam tifoid termasuk penyakit infeksi serius di Indonesia. Permasalahan yang sering timbul sehubungan penanganan kasus demam tifoid salah satunya adalah resistensi antibiotik. Resistensi antibiotika menjadi masalah global terutama dalam menangani masalah infeksi. WHO melaporkan Asia Tenggara memiliki angka tertinggi dalam kasus resistensi antibotik di dunia. Penggunaan antimikroba yang tidak rasional dan berkembangnya resistensi antibiotika membuka ketertarikan untuk menggunakan alternatif antimikroba alami seperti bakteriosin. Bakteri Lactobacillus acidophilus (L. acidophilus) menghasilkan zat antimikroba salah satunya bakteriosin. Bakteriosin memiliki aktivitas bakterisidal dan bakteriostatik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas bakteriosin L. acidophilus ATCC 4356 terhadap pertumbuhan Salmonella typhi secara in vitro sebagai antimikroba dibandingkan dengan kontrol negatif dan kontrol positif. Kontrol positif yang digunakan adalah kloramfenikol dan nisin. Rancangan penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan post-test only control group design menggunakan metode difusi agar Kirby-Bauer pada media Mueller Hinton Agar (MHA). Hasilnya didapatkan bakteriosin L.acidophilus ATCC 4356 mampu menghasilkan efek anti mikroba terhadap Salmonella typhi dengan kekuatan sedang, nisin menghasilkan efek anti mikroba terhadap Salmonella typhi dengan kekuatan kuat dan kloramfenikol menghasilkan efek anti mikroba terhadap Salmonella typhi dengan kekuatan sangat kuat. DOI : 10.35990/mk.v5n2.p162-174
EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BROKOLI (Brassica oleracea var. italica) TERHADAP PERTUMBUHAN Propionibacterium acnes SECARA IN VITRO Sayu Putu Yuni Paryati; Henny Juliastuti; Dandi Fery Gunawan
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 4 No 4 (2021): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Akne vulgaris merupakan penyakit inflamasi pada kulit yang pernah diderita oleh 80 – 100% orang di dunia. Akne vulgaris dapat timbul karena adanya peradangan oleh bakteri Propionibacterium acnes. Bahan alam yang bersifat sebagai antibakteri salah satunya adalah daun brokoli (Brassica oleracea var. italica). Daun brokoli mengandung sejumlah senyawa aktif berupa flavonoid, saponin, alkaloid, dan steroid. Tujuan dari penelitian ini untuk membuktikan efek antibakteri ekstrak etanol daun brokoli (B. oleracea var. italica) terhadap pertumbuhan P. acnes secara in vitro. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. Objek penelitian berupa bakteri P. acnes ATCC 11827 dan daun brokoli yang dibuat menjadi ekstrak etanol daun brokoli dengan konsentrasi 10%, 30%, 50%, 70%, 90%, dan 100%. Kontrol positif pada penelitian ini menggunakan klindamisin 10 µg/disk dan DMSO 4% sebagai kontrol negatif. Berdasarkan rumus Federer pengulangan uji untuk setiap konsentrasi dan kontrol dilakukan sebanyak 4 kali. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi sumuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun brokoli tidak menghasilkan daya hambat pada seluruh konsentrasi dan sebanding dengan kontrol negatif yaitu 0 mm. Faktor yang memengaruhi hasil uji pada penelitian ini dapat berupa faktor dari ekstrak, yaitu suhu dan waktu penyimpanan, paparan cahaya, dan kadar senyawa aktif pada ekstrak. Kepekaan bakteri P. acnes terhadap ekstrak etanol daun brokoli juga dapat memengaruhi hasil penelitian. Faktor lainnya adalah faktor teknis berupa jumlah bakteri yang diinokulasikan, pemilihan media, dan antibiotic carryover. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun brokoli tidak memiliki efek antibakteri terhadap pertumbuhan P. acnes secara in vitro. DOI : 10.35990/mk.v4n4.p395-408