Cambah, Tahan Mentria
1. Mahasiswa Doktoral Di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT Jakarta) 2. Dosen Di STT GKE Banjarmasin

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Alam Adalah Keluarga: Internalisasi Nilai-Nilai Ekologis Dalam Ritual Nahunan Suku Dayak Ngaju Tahan Mentria Cambah
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 20, No 2 (2022): April 2022
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.20.2.210-218

Abstract

Krisis ekologi sudah sangat mengancam kehidupan. Berbagai bencana dan penderitaan melanda dunia. Namun, krisis ekologi masih terjadi. Oleh sebab itu, krisis ekologi mesti diatasi dengan berbagai cara. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menggali berbagai potensi kearifan lokal yang ada di wilayah setempat. Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa dalam ritual nahunan yang biasanya dilakukan oleh suku Dayak Ngaju tidak hanya sekedar upacara rutin, tetapi terdapat nilai-nilai ekologis yang dapat menyadarkan masyarakat, khususnya orang Dayak Ngaju bahwa mereka harus ikut terlibat dalam mengatasi krisis ekologis yang sedang terjadi. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif kepustakaan yakni menggali berbagai sumber yang relevan untuk membahas topik dan mendapatkan data yang dibutuhkan, kemudian akan digali internalisasi nilai yang terdapat dalam ritual nahunan tersebut. Dalam ritual nahunan ditemukan nilai-nilai ekologis yang menunjukkan bahwa terdapat internalisasi konsep bahwa alam adalah keluarga. Konsep tersebut dapat mendukung pemeliharaan lingkungan hidup melalui ritual nahunan Suku Dayak Ngaju. Konsep tersebut dapat dikembangkan untuk mendorong kepedulian masyarakat dalam memelihara lingkungan hidup. Konsep tersebut adalah berupa nilai-nilai yang menganggap alam sebagai keluarga bagi manusia.ABSTRACTThe ecological crisis is already very life-threatening. Various disasters and suffering have hit the world. However, the ecological crisis is still occurring. Therefore, the ecological crisis must be overcome in various ways. One way that can be done is to explore the potential of local wisdom in the local area. This paper aims to show that the nahunan ritual, which is usually carried out by the Ngaju Dayak tribe, is not just a routine ceremony. However, ecological values can make people aware, especially the Ngaju Dayak people, that they must be involved in overcoming the ecological crisis. This paper uses a qualitative literature method to explore various relevant sources to discuss the topic and obtain the data needed. Then, the internalization of the values contained in the nahunan ritual will be explored. In the nahunan ritual, ecological values are found, which indicate an internalization of the concept of nature as family and can be encouraged through environmental preservation in the nahunan ritual of the Ngaju Dayak Tribe. This concept can be developed to encourage public awareness of preserving the environment. The concept is expressed in the form of values that involve nature as a family for humans.
NILAI EKOLOGIS DALAM UPACARA MAMAPAS LEWU SUKU DAYAK NGAJU Tahan Mentria Cambah
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 11 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish.v11i2.40880

Abstract

Mamapas lewu adalah salah satu upacara penting dalam komunitas suku Dayak Ngaju. Upacara ini biasaya melibatkan seluruh penduduk desa atau kampung. Tujuannya adalah agar desa atau kampung tersebut dihindarkan dari bencana. Upacara Mamapas lewu tersebut sarat dengan nilai ekologis.Tujuan penelitian ini adalah menemukan nilai-nilai ekologis yang terdapat dalam upacara Mamapas lewu yang dilakukan oleh suku Dayak Ngaju, Kalimantan Tengah. Nilai-nilai tersebut dapat mendorong kepedulian masyarakat dalam memelihara lingkungan hidup. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Data diperoleh dari sumber literatur yang berhubungan dengan topik dan dari hasil wawancara serta pengamatan terlibat dengan kelompok suku Dayak Ngaju. Penelitian ini menunjukkan bahwa upacara Mamapas lewu mengandung nilai kepedulan ekologis yang berguna untuk masyarakat ikut serta secara aktif memelihara alam semesta. Kepedulian tersebut terlihat dalam pemahaman bahwa alam adalah saudara, alam adalah subyek yang memiliki entitas, dan adanya pengakuan bahwa manusia dan alam saling bergantung. Hubungan tersebut tidak dibahas secara jelas dalam tulisan-tulisan sebelumnya. Tulisan sebelumnya lebih banyak menggambarkan jalannya upacara dan kaitannya dengan ritual suku Dayak Ngaju. Selain itu, penelitian sebelumnya juga lebih menggali nilai ekologis secara umum. Penelitian ini justru membuktikan bahwa ada potensi besar dalam upacara Mamapas lewu yang dapat mendorong kepedulian masyarakat, khususnya orang Dayak Ngaju terhadap alam semesta.
Woman Hymns and Christian Songs: Analysing women’s marginalisation in Kidung Jemaat Tahan Mentria Cambah; May Linda Sari
Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : the Faculty of Ushuluddin, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jw.v7i1.17608

Abstract

Singing is a tool used by Christians to worship. The song forms the attitude of its adherents by following the verses contained in the song. This paper aims to analyse the Kidung Jemaat song used by Christians in Indonesia using the lens of feminist theology. The dominance of the patriarchal concept causes an imbalance in relations between society and the church. The research was carried out by qualitative research, observing and carefully reading the poems used by the church in general, especially Kidung Jemaat. The study found that church hymns mention very little about women's stories, whereas the Bible talks about women's ministry in the community. The people's attitude was formed over the years, causing women to be marginalised in Christian singing. As a result, women are also marginalised in worship in the church and community. The church needs to encourage church musicians to create women's songs in the church.
Meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan hidup melalui nyanyian jemaat Tahan Mentria Cambah
KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) Vol 8, No 2: Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v8i2.535

Abstract

The environmental crisis has threatened the world. Natural disasters can cause a wide range of issues. Various efforts have been made to overcome the effects of natural damage. From a Christian perspective, ecological theology has tried to answer the problem of environmental degradation. However, the efforts to raise awareness among the congregation members must not stop. Based on H. Paul Santmire's belief that liturgy related to worship can encourage congregational awareness, this research proposes singing as one of the liturgical elements that can play a role in encouraging concern for environmental crises. This research was pursued with a qualitative approach using literature and observation methods. This study found that congregational singing has a significant role in encouraging the congregation's concern for the environment. This role can be achieved by singing and living the nature-themed songs, supported by a calendar of warnings related to environmental themes.AbstrakKrisis lingkungan hidup telah mengancam dunia. Berbagai persoalan ditimbulkan dari berbagai kerusakan alam. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengatasi akibat dari kerusakan alam. Dalam persfektif kekristenan, teologi ekologi telah berusaha menjawab persoalan kerusakan lingkungan. Namun, usaha penyadaran warga jemaat tidak boleh berhenti. Berlandaskan keyakinan H. Paul Santmire tentang liturgi yang terkait dengan ibadah dapat mendorong kepedulian jemaat, maka penelitian ini mengagas nyanyian jemaat sebagai salah satu unsur liturgi yang dapat berperan mendorong kepedulian terhadap krisis lingkungan hidup. Penelitian ini ditempuh dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan metode kepustakaan dan observasi. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa nyanyian jemaat memilik peran yang signifikan untuk mendorong kepedulian warga jemaat terhadap lingkungan hidup. Peran itu dapat ditempuh dengan menyanyikan dan menghayati nyanyian yang bertema alam serta didukung oleh kalender peringatan yang berkaitan dengan tema lingkungan hidup.
Habitus, Modal, dan Arena Warga Desa Belanti Siam dalam pusaran Food Estate May Linda Sari; Tahan Mentria Cambah; Helen Melenia
Jurnal Teologi Pambelum Vol 2 No 1 (2022): Kepemimpinan, Perubahan Sosial dan Ibu Kota Negara
Publisher : Unit Penerbitan Informasi dan Teknologi Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis (STT GKE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59002/jtp.v2i2.29

Abstract

Since 2019, the government has implemented a national program to build a national-scale food barn known as the Food Estate. This food estate area is being developed in the provinces of North Sumatra and Central Kalimantan. Substantially, the purpose of this food estate program is very large, namely to become a place for the development of food diversification and extensification that will ensure the availability of food to meet the needs of the community for a long time and is sustainable. In Central Kalimantan province, food estate is being developed in two districts, namely Pulang Pisau and Kapuas districts. Of course, this program is expected to bring satisfactory results as expected. Not only that but it is also expected to have an impact on the lives of the people living in the program area. One of the interesting areas to study is Belanti Siam village, Pandih Batu sub-district, Pulang Pisau district, and Central Kalimantan. In this area, most of the population has been sucked into farmer groups who are developing hybrid rice cultivation and have also enjoyed the harvest through the food estate program. This study is an attempt to examine the extent to which this program has a social and cultural impact on the Belanti Siam village community. The research was carried out from February-June 2022 using a qualitative method. The data were then analyzed using Bourdieu's theory of social practice theory, resulting in 3 research findings, namely: first, the Belanti Siam village community experienced social and economic changes in the form of capacity building and quality of life. Second, the food estate has a positive impact on the social life of the local community, especially in the economic sector and improving road infrastructure. And third, the community still maintains the values ​​of local wisdom in terms of planting and harvesting.