Ariyadi Basuki
Balai Besar Bahan dan Barang Teknik – BPPI, DEPPERIN Jl. Sangkuriang 14 Bandung 40135, Tilp 022.2504828, fax 022.2502027

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH JENIS SEMEN DAN PENAMBAHAN SILICA FUME TERHADAP KEKUATAN DAN DURABILITAS BETON Ariyadi Basuki; Maulana Ikhwan Sadikin
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Center for Material and Technical Product

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.873 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v2i1.20

Abstract

Dalam penelitian ini dilakukan serangkaian pengujian untuk mengetahui sifat fisik dari material penyusun (agregat), yang kemudian dirancang komposisi rencana beton dengan mutu K250 (normal/kontrol) dan K250 dengan aditif Silica Fume 10% dari berat semen. Variasi campuran menggunakan tiga tipe semen yang berbeda yaitu Ordinary Portland Cement (OPC)/ Semen Tipe I, Portland Composite Cement (PCC) dan Semen Tipe II. Proses dilanjutkan dengan pembuatan sampel uji silinder berukuran 15 cm x 30 cm (karakteristik kuat tekan, ketahanan sulfat), sampel uji prisma berukuran 20 cm x 20 cm x 12 cm (karakteristik permeabilitas) dan sampel uji kubus berukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm (untuk penetrasi klorida). Pengamatan dilakukan untuk melihat karakteristik beton K250 dengan penambahan silica fume 10%, dibandingkan dengan beton normal sebagai acuan, serta aplikasinya dalam lingkungan normal maupun asam (Sulfat, Klor). Hasil kuat tekan memperlihatkan, bahwa campuran dengan menggunakan semen PCC memiliki nilai kuat tekan rata-rata diatas semen OPC. Penambahan silica fume pada campuran semen PCC akan menaikkan nilai kuat tekan sebesar 4,2% dibandingkan beton normal dengan produk semen yang sama, meskipun nilai rasio air-semen nya membesar menjadi 0,71 karena penambahan air. Nilai kuat tekan terbesar diperoleh untuk campuran beton dengan semen Tipe II. Campuran dengan semen PCC (2) menunjukkan nilai penetrasi yang lebih kecil dibandingkan campuran lainnya, hal ini mengindikasikan produk beton yang terbentuk memiliki kepadatan yang lebih baik dari produk campuran lainnya dan tidak porous, sehingga dapat dikatakan memiliki tingkat durabilitas yang cukup baik. Untuk ketahanan terhadap serangan sulfat, beton dengan menggunakan campuran semen tipe II mengalami tingkat pelapukan/penggerusan penampang (scaling) yang lebih besar dibandingkan campuran beton lainnya, meskipun begitu hal ini tidak mempengaruhi nilai kuat tekannya. Untuk produk dengan semen PCC, serangan sulfat tidak mempengaruhi nilai kuat tekannya, bahkan cenderung naik bila dibandingkan pada usia 28 hari.Kata kunci: aspek durabilitas, tipe semen, pemanfaatan silica fume
ASPEK DURABILITAS MATERIAL BETON PADA KONSTRUKSI JEMBATAN Ariyadi Basuki
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : Center for Material and Technical Product

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.177 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v3i2.37

Abstract

Untuk menjamin kelayakan pakai dari suatu konstruksi jembatan beton, perlu adanya upaya pengamatan secara berkala guna memastikan tingkat degradasi yang terjadi. Permasalahan yang sering ditemui adalah kerusakan pada permukaan beton karena pengelupasan selimut beton dan korosi. Selain itu, upaya perawatan dan inspeksi yang jarang dilakukan, sehingga proses kerusakan tersebut terakumulasi dari tahun ke tahun. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu dilakukan serangkaian kegiatan pengamatan, uji mutu dan kelaikan dari konstruksi jembatan beton. Fokus pengamatan terutama pada aspek durabilitas dari permukaan sisi bawah jembatan yang terindikasi lembab dan terdapat pelapukan.Dalam penelitian ini akan dilakukan pengamatan pada lokasi untuk mendata, melakukan identifikasi jenis, tingkat dan klasifikasi kerusakan, hingga menelusuri penyebab utama dari kerusakan tersebut, serangkaian pengujianyaitu : penilaian kekuatan beton, tingkat karbonasi, tingkat kepadatan material beton, tingkat kekerasan permukaan beton, deteksi ketebalan selimut beton dan deteksi potensi korosi pada selimut beton. Dari hasil pengamatan ditemukan retakan memanjang pada sisi bawah jembatan dengan lebar 0,5–0,8 mm, indikasi keropos dan delaminasi pada sisi dinding. Hasil uji kekuatan beton berada pada kisaran 263–469 kg/cm2, tingkat karbonasi pada kedalaman 2,5–4,8 cm, tingkat kepadatan pada kisaran 3,1–3,4 km/s, kekerasan permukaan 45–47, kedalaman selimut beton 2,5–5,7 cm, dengan peluang korosi mendekati 50%.-Hasil pengamatan menunjukkan secara umum kondisi struktur jembatan tersebut masih aman dan kuat untuk saat ini, meski proses degradasi sedang dan terus berlangsung. Hal tersebut diperkuat oleh data-data dari parameter dan pengamatan yang menunjukkan trend/kecenderungan eskalasi kerusakan jika tidak ada upaya pencegahan/perbaikan minor dilapisan permukaan beton pada sisi bawah yang berada pada kondisi lembab.Kata kunci: aspek durabilitas, kekuatan beton, potensi korosi, jembatan beton