M. Yunus Abu Bakar
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

STUDI KEBIJAKAN TENTANG KURIKULUM PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL Dewi Zainul Alfi; M. Yunus Abu Bakar
Rabbani: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 2 No. 1 (2021): Maret
Publisher : IAIN Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/rjpai.v2i1.4140

Abstract

Muatan lokal adalah bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal. Penerapan kurikulum muatan lokal dapat memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, pembentukan sikap dan perilaku siswa, berupa wawasan tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan masyarakat. Pengembangan Muatan Lokal dilakukan dengan dua arah pengembangan dalam muatan lokal, yaitu Pengembangan untuk jangka jauh agar para siswa dapat melatih keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan harapan yang nantinya dapat membantu dirinya, keluarga, masyarakat dan akhirnya membantu pembangunan nusa dan bangsanya. Studi ini merupakan studi literatur sehingga metode dalam menganalisis data dengan meninjau dan mengumpulkan informasi dari berbagai referensi baik buku, artikel ilmiah yang digunakan sebagai bahan dalam mempelajari dan menambah wawasan secara konseptual yang berhubungan dengan studi kebijakan tentang kurikulum pengembangan muatan lokal.
Menakar Peluang dan Tantangan Lulusan PTKIS Era Revolusi Industri 4.0 M. Yunus Abu Bakar
MUHARRIK: Jurnal Dakwah dan Sosial Vol 2 No 01 (2019): Muharrik: Jurnal Dakwah dan Sosial
Publisher : Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.014 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.3544718

Abstract

Abstrak Situasi pergeseran tenaga kerja manusia ke arah digitalisasi merupakan bentuk tantangan yang perlu direspon oleh para mahasiswa dan almuni Perguruan Tinggi, terutama lulusan PTKIS. Tantangan ini perlu dijawab dengan peningkatan kompetensi alumni terutama penguasaan teknologi komputer, keterampilan berkomunikasi, kemampuan bekerjasama secara kolaboratif, dan kemampuan untuk terus belajar dan adaptif terhadap perubahan lingkungan. Di samping itu, alumni PTKIS mempunyai keunggulan tersendiri, mereka mempunyai; cultural capital, social capital, dan spiritual capital. Literasi data dibutuhkan oleh alumni Perguruan Tinggi untuk meningkatkan skill dalam mengolah dan menganalisis big data untuk kepentingan peningkatan layanan publik dan bisnis. Literasi teknologi menunjukkan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi digital guna mengolah data dan informasi. Sedangkan literasi manusia wajib dikuasai karena menunjukan elemen softskill atau pengembangan karakter individu untuk bisa berkolaborasi, adaptif dan menjadi arif di era “banjir” informasi. Kata Kunci: PTKIS, Revolusi Industri, Literasi Abstract The situation of shifting human labor towards digitalization is a form of challenge that needs to be responded by students and academics, especially graduates of Islamic Private University (PTKIS). This challenge needs to be answered by increasing alumni competence, especially mastering computer technology, communication skills, the ability to collaborate collaboratively, and the ability to continue to learn and adapt to environmental changes. In addition, PTKIS alumni have their own advantages, they have; cultural capital, social capital, and spiritual capital. Data literacy is needed by university alumni to improve skills in processing and analyzing big data for the benefit of improving public and business services. Technology literacy shows the ability to utilize digital technology to process data and information. Whereas human literacy must be mastered because it shows the soft skill element or individual character development to be able to collaborate, be adaptive and be wise in the flood era of information. Keywords: Islamic Private Institution, Industrial Revolution, Literacy
Integrasi Pengurangan Risiko Bencana dalam Pembelajaran Pendidikan Islam (Kajian Transdisipliner) Imam Karya Bakti; M. Yunus Abu Bakar; Ah. Zakki Fuad
Jurnal Pendidikan : Riset dan Konseptual Vol 7 No 2 (2023): Volume 7 Nomor 2, 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/riset_konseptual.v7i2.690

Abstract

Lembaga Pendidikan Islam / Madrasah merupakan komunitas yang rentan terdampak bencana. Hal ini karena lokasi madrasah berada pada wilayah yang rawan longsor, gempa bumi, tsunami dan banjir. 2 % MA, 4 % MTs, 3 % MI, 1 % RA telah terdampak bencana sejak 2010-2021. Resiko yang tinggi dari dampak bencana tidak serta merta meningkatkan upaya pengurangan risiko pada lembaga pendidikan Islam. Penelitian ini bertujuan untuk membangun konsep pengurangan risiko bencana berbasis transdisipliner. Dengan harapan dapat melengkapi pengalaman madrasah dalam menyelenggarakan pengurangan risiko bencana di masing-masing satuan pendidikan. Hasil penelitian yang diperoleh adalah, adanya konsepsi pengurangan risiko bencana berbasis transdisipliner pada fase prabencana dan pasca bencana. / Madrasah merupakan komunitas yang rentan terdampak bencana. Hal ini karena lokasi madrasah berada pada wilayah yang rawan longsor, gempa bumi, tsunami dan banjir. 2 % MA, 4 % MTs, 3 % MI, 1 % RA telah terdampak bencana sejak 2010-2021. Resiko yang tinggi dari dampak bencana tidak serta merta meningkatkan upaya pengurangan risiko pada lembaga pendidikan Islam. Penelitian ini bertujuan untuk membangun konsep pengurangan risiko bencana berbasis transdisipliner. Dengan harapan dapat melengkapi pengalaman madrasah dalam menyelenggarakan pengurangan risiko bencana di masing-masing satuan pendidikan. Hasil penelitian yang diperoleh adalah, adanya konsepsi pengurangan risiko bencana berbasis transdisipliner pada fase prabencana dan pasca bencana.
Moderenisasi & Demokratisasi Pendidikan Islam : Kajian Konstruktif Lembaga Perguruan Tinggi Islam di Indonesia Rofiqi Rofiqi; Ah. Zakki Fuad; M. Yunus Abu Bakar
FIKROTUNA: Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam Vol. 17 No. 01 (2023): 17-01-2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Al-Khairat Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Islamic Education must engage in dialogue with the dynamics of social life and technological developments. Through the modernization and democratization of Islamic Education, Azyumardi Azra offers an educational construction that can face the challenges of modernity by adhering to the values and teachings of the Islamic religion. This research aims to reveal Azyumardi Azra's views and conception of Islamic Education and their implications for the construction of Islamic Education. This study uses a qualitative approach with the type of library research. The results of this study indicate that Islamic Education in Azra's view, must be oriented towards the formation and development of children's personality based on the teachings of Islam. Not only that, Islamic Education must also be designed considering students' competence in mastering science and technology. In this way, it can carry out its function of preparing human resources thoroughly. To modernize and democratize Education, Azra offers several strategic steps, including; ideological-normative, political, economic, social, and cultural mobilization. At the same time, Azra also uncovered several variables that must become a modernization agenda: administrative modernization, subcultural modernization, and capacity expansion. In addition, according to Azra, efforts to democratize Education are more to make the education system more just, inclusive, and participatory. According to him, the democratization of Education is a process of social change that aims to make the education system more equitable and of better quality for all citizens. He believes that democratization in Education can be characterized by three key aspects. Firstly, it involves having a flexible curriculum that allows students to express their creativity. Secondly, there is a shift in the paradigm of Islamic Education, moving away from an authoritarian approach towards a more democratic one. Lastly, there is a harmonious connection between Islamic educational institutions and the surrounding community, ensuring a synchronized and inclusive learning environment