Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

STRATEGI PENGGUNAAN KEY OPINION LEADER (KOL) DI MEDIA SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN BRAND AWARENESS PRODUK SANIA ROYALE SOYA OIL Sahara Baharsyam; Tri Wahyuti
Konvergensi Vol 3 No 1 (2022): Konvergensi : Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi : Juni 2022
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51353/kvg.v3i1.612

Abstract

Penggunaan Key Leader Opinion (KOL) atau biasa disebut dengan influencer telah menjadi trend promosi di era digital saat ini. Penggunaan KOL dianggap mampu mendorong daya beli masyarakat. Salah satu produk di Indonesia yaikni Sania Royale Soya Oil yang telah bekerjasama dengan para KOL untuk melakukan promosi dengan tujuan meningkatkan brand awareness pada produk Sania Royale Soya Oil sebagai produk baru dalam pasar minyak goreng yang menggunakan 100% kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Sania Royale Soya Oil dalam menggunakan KOL untuk meningkatkan brand awareness. Dengan metode dan sifat penelitian deksrikptif kualitatif yang dibantu dengan teknik pengumpulan data wawancara terhadap dua informan (Digital Marketing Manager dan KOL Management Agency) dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan ada enam cara dalam membuat strategi penggunaan KOL untuk meningkatkan brand awareness Sania Royale Soya Oil. Tahapan pertama adalah analisa situasi (situation), dimana Sania Royale Soya Oil merupakan produk minyak goreng murni dari 100% kedelai yang baru saja launching dipasaran, dan belum banyak memiliki customer dan sangat memerlukan peningkatan dalam brand awareness. Tahap kedua yakni menentukan tujuan (objective) yaitu untuk meningkatkan brand awareness dan enagegement pada media sosial Sania Roayle Soya Oil dan juga meningkatkan penjualan. Tahap ketiga yakni menyusun strategi (Strategy), diantaranya pemilihan KOL, pembuatan brief konten yang baik, komunikasi yang baik antara KOL dengan brand. Tahap keempat yaitu menyusun taktik (tactics) yaitu merinci strategi yang sudah disusun seperti konten posting KOL, caption, hashtag, timeline posting, dan lain-lain. Tahap kelima yakni action, dengan melaksanakan strategi dan taktik yang sudah dibuat, dan tahap terakhir adalah pengawasan (controlling), pada tahap ini brand harus melakukan pengawasan dari hasil kerjasama yang telah dilakukan oleh KOL, ini bisa dilihat dari laporan hasil kerjasama yang berisikan data insight dari konten yang diunggah oleh KOL. Kata Kunci: Strategi Komunikasi Pemasaran, Key Opinion Leader (KOL), Digital Marketing, SOSTAC, Sania Royal Soya Oil, Media Sosial
KAJIAN PROGRAM BERITA DI MEDIA TELEVISI Tri Wahyuti
Konvergensi Vol 1 No 1 (2015): Konvergensi : Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.852 KB)

Abstract

In general, television programs can be categorized into two terms, news and non-news programs (entertainment). In the era of the TV industry competition, the television media seek to meet the audience needs by providing news that shows in attractively and informatively. This article will explain the general news programs on television, such as elements in the news program, the stages of work of journalists, and a brief guide to perform a content analysis of media. In the news program elements, this article will explain the important parts that must be considered by newsmakers. In the next section, this article will explain the process of working journalists to make news, from the planning to the delivering stage of news in the media. In the final section, the article will explain about any measuring instrument in the analysis of media content.Key words: news, program, broadcasting, news elements, process of working, journalist, content analysis
STRATEGI KREATIF DAN PROSES PEMBUATAN PROGRAM TELEVISI Tri Wahyuti
Konvergensi Vol 1 No 2 (2015): Konvergensi : Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (671.882 KB)

Abstract

One of factors in determining success of a television program is the creativity that made by the programmer. Non-news or entertainment programs require creativity from pre-production to post-production stage . This article will explain the strategy that should be done by the programmer in making creative and entertainment tv program. The strategy of making a television program is divided into four strategies: making ideas, positioning, implementing and evaluating. This paper will also provide examples of successful tv program which has been televised in Indonesia . Key words: program, tv, creative strategy, entertainment, idea, positioning, implementation, evaluation.
URGENSI LITERASI MEDIA DIGITAL BAGI PEMILIH PEMULA DALAM MENGHADAPI PEMILU 2019 Tri Wahyuti
Konvergensi Vol 2 No 2 (2021): Konvergensi : Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2095.447 KB)

Abstract

AbstrakPenggunan media internet di era digital saat ini telah menjadi suatu hal yang populer di kalangan anak muda. Melalui perangkat komputer maupun ponsel pribadi anak muda dapat berselancar di dunia maya untuk memenuhi kebutuhannya seperti mencari informasi maupunhiburan. Dalam konteks media baru, pengguna berperan aktif baik dalam menerima informasi maupun menyampaikan informasi. Menghadapi era pemilu 2019 mendatang, anak muda terutama pemilih pemula akan dihadapkan pada informasi-informasi yang diterimanya melalui internet terutama pada masa kampanye yang akan berlangsung pada 13 Oktober 2018 hingga 13 April 2019. Kemampuan anak muda atau pemilih pemula dalam menyaring berita dan atau menjadikannya sebuah rujukan pada masa kampanye 2019, membutuhkan suatu kompetensi literasi media yang dikenal sebagai kemampuan individu atau individual competence, yakni suatu kemampuan seseorang dalam menggunakan dan memanfaatkan media, dilihat dari kemampuan personal dan kemampuan sosial. Tulisan ini memaparkan sejauhmana urgensi kemampuan literasi media digital anak muda terutama pemilih pemula dalam menghadapi pemilu 2019.Kata Kunci: literasi media, digital, politik, pemilu 2019, pemilih pemula, individual competence, personal competence, social competence.
MINIMALISASI RUANG PUBLIK MINIMALISASI RUANG PUBLIK MINIMALISASI RUANG PUBLIK MINIMALISASI RUANG PUBLIK MINIMALISASI RUANG PUBLIK MINIMALISASI RUANG PUBLIK MINIMALISASI RUANG PUBLIK MINIMALISASI RUANG PUBLIK MINIMALISASI RUANG PUBLIK MINIMALISASI RUANG PU Tri Wahyuti
Jurnal Universitas Paramadina Vol 10 No 2 (2013)
Publisher : Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.217 KB)

Abstract

AbstractThe competition to achieve high rating has pushed the media to neglect the quality of its content. TV program has been commoditized (transformed from its ideal function into its commercial one). TV program has been dominated by mass culture content, which is economically viable (market oriented). The study investigates four factors that played significant role in maintaining the practice of minimization of the public sphere. Those four factors are: (1) political economy contestation, (2) the commodification of the public sphere, (3) mimesis, and (4) symbolic violence.Keywords: media, television, commodification, public sphere, mass mass culture. culture. culture. culture. culture.
HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMBELAJARAN MELALUI METODE BLENDED LEARNING DENGAN SIKAP SISWA (Survei pada Siswa SMK Yadika 6 Bekasi) Ferwindus Rajesh Mahaga; Tri Wahyuti
Konvergensi Vol 3 No 2 (2022): Konvergensi : Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi : Desember 2022
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wabah virus Covid-19 menjadi alasan diterapkannya metode pembelajaran jarak jauh. Kebijakan pembelajaran jarak jauh dimulai setelah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19). Diterapkannya pembelajaran jarak jauh di masa pandemi, dunia pendidikan berusaha untuk mengembangkan sistem pembelajaran yang paling efektif digunakan di masa tersebut. Metode blended learning menjadi salah satu metode yang dapat diterapkan selama masa pandemi. Blended learning dapat dikatakan sebagai sebuah kombinasi dan berbagai strategi di dalam suatu pembelajaran. Metode pembelajaran ini menggabungkan dua atau lebih metode dan strategi dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan dari proses komunikasi pembelajaran. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi pembelajaran melalui metode blended learning terhadap sikap siswa SMK Yadika 6. Metodologi Penelitian: Pendekatan kuantitatif dengan metode survei yang bersifat deskriptif kuantitatif. Peneliti memilih menggunakan kuesioner dengan teknik pengambilan sampel “Non Probability Sampling” yang disebarkan kepada 88 responden. Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil pengembangan indikator variabel X dan variabel Y menunjukkan korelasi dimensi X1 dengan variabel Y adalah 0,491 (sedang), korelasi dimensi X2 dengan variabel Y adalah 0,471 (sedang), korelasi dimensi X3 dengan variabel Y adalah 0,549 (sedang), korelasi dimensi X4 dengan variabel Y adalah 0,670 (kuat), korelasi dimensi X5 dengan variabel Y 0,6 (kuat), korelasi dimensi X6 dengan variabel Y 0,646 (kuat). Hasil analisa korelasi antara metode blended learning dengan sikap siswa, menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif dan signifikan antara variabel X (blended learning) dengan variabel Y (sikap siswa) berada dalam level 0,771, terletak pada wilayah antara 0,60 – 0,799 yang berarti ada hubungan yang kuat dan arah hubungannya positif. Kesimpulan: Hal ini dapat diartikan bahwa dengan diterapkannya komunikasi pembelajaran melalui metode blended learning, maka akan mampu menciptakan sikap siswa yang baik. Selain itu, hasil analisa menunjukkan bahwa hubungan metode blended learning mempunyai kontribusi sebesar 59,4% dalam upaya pembentukan sikap siswa. Selebihnya, sebesar 40,6% dipengaruhi oleh fakor-faktor lainnya diluar dari konsep-konsep operasional penelitian ini. Jadi, dapat disimpulkan berdasarkan hasil olah data, bahwa terdapat hubungan positif signifikan yang kuat antara metode blended learning dengan sikap siswa.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS PASIR BELENGKONG wiyadi wiyadi; Tri Wahyuti; Lukman Nulhakim
MNJ (Mahakam Nursing Journal) Vol 2 No 8 (2020): Nov 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35963/mnj.v2i7.173

Abstract

Pendahuluan : Prevalensi hipertensi yang meningkat tiap tahunnya menimbulkan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi di fasilitas kesehatan wilayah kerja Puskesmas Pasir Belengkong. Metode : Merupakan penelitian kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah masyarakat yang menderita hipertensi yang berkunjung ke fasilitas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pasir Belengkong, jumlah sampel 51 responden dengan tehnik accidental sampling. Data diperoleh dengan melakukan pengukuran tekanan darah, berat badan, tinggi badan dan pengisian kuesioner. Data dianalisis menggunakan analisis univariat, bivariat ( ujichi square) dan multivariate (regresi logistic). Hasil : Terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan kejadian hipertensi dengan nilai p value 0,047. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi dengan nilai p value 0,286. Terdapat hubungan yang signifikan antara obesitas dengan kejadian hipertensi dengan p value 0,008. Terdapat hubungan yang signifikan antara aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi dengan nilai p value 0,013. Berdasarkan analisis multivariat faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan kejadian hipertensi di fasilitas kesehatan wilayah kerja Puskesmas Pasir Belengkong adalah aktivitas fisik dengan p value 0,014. Kesimpulan : faktor umur, obesitas, dan aktivitas fisik berhubungan dengan kejadian hipertensi di fasilitas kesehatan wilayah kerja Puskesmas Pasir Belengkong.
REPRESENTASI PERAN GENDER PADA KARAKTER ANAK DALAM FILM ANIMASI STUDIO GHIBLI MY NEIGHBOR TOTORO Armayliza Sekar Hanuswantari; Tri Wahyuti
Konvergensi Vol 4 No 1 (2023): Konvergensi : Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi : Juni 2023
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51353/kvg.v4i1.790

Abstract

Film My Neighbor Totoro merupakan film animasi yang menceritakan kehidupan dua bersaudara perempuan yaitu Satsuki dan Mei Kusakabe bersama teman roh hutan mereka yang dikenal sebagai Totoro. Meskipun film ini dirilis tahun 1988, namun kisah di dalamnya sangat kental dengan budaya yang menggambarkan potret peran gender pada masa tersebut. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui representasi peran gender tradisional pada karakter anak perempuan dan anak laki – laki, nilai femininitas serta maskulinits pada film. Metode Penelitian: Penelitian dilakukan menggunakan metodologi kualitatif dengan metode analisis semiotika John Fiske. Peneliti melakukannya melalui tiga tahap yaitu pengkodean level realitas, level representasi dan level ideologi untuk memahami makna pesan pada tayangan film. Hasil penelitian: Penelitian menunjukkan bahwa karakter anak perempuan merepresentasikan peran gender tradisional yang berkaitan dengan kegiatan pengasuhan dan pekerjaan domestik rumah tangga. Sementara itu, karakter anak laki-laki merepresentasikan peran gender tradisional yang berhubungan dengan kegiatan perolehan kekayaan. Pada film My Neighbor Totoro juga diketahui bahwa karakter anak perempuan dan anak laki-laki saling merepresentasikan femininitas dan maskulinitas melalui kelakuan, penampilan, keadaan lingkungan, dan ucapan dalam film. Kesimpulan: Film ini menggambarkan bahwa perempuan dan laki-laki dapat melakukan peran ganda. Perempuan dapat melakukan peran gender tradisional perempuan dan laki-laki, menerapkan sikap femininitas dan maskulinitas dalam waktu yang bersamaan, demikian juga laki-laki yang dapat berperan dalam perolehan kekayaan sekaligus membantu pekerjaan domestik rumah tangga serta berperilaku sesuai nilai femininitas seperti menunjukan kepedulian dan kasih sayang terhadap keluarga tanpa mengurangi maskulinitas yang ia miliki.Kata kunci: media massa, peran gender tradisional, femininitas, maskulinitas, anak-anak