Laksmi Andri Astuti
Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka, BATAN, Serpong.

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

STUDI PEMISAHAN UNSUR LANTANIDA DARI HASIL BELAH URANIUM DENGAN TEKNIK ION KROMATOGRAFI Astuti, Laksmi Andri
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Vol 2, No 1/2 (1999): JURNAL PRR 1999
Publisher : Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3142.718 KB)

Abstract

STUDI PEMISAHAN UNSUR LANTANIDA DARI HASIL BELAH URANIUM DENGAN TEKNIK ION KROMATOGRAFI. Telah dilakukan penelitian awal pemisahan unsur Lantanida dari hasil belah Uranium yang diperkaya dengan U-235 dengan teknik ion kromatografi. Sebagai fasa diam digunakan kolom yang mengandung resin polistiren untuk memisahkan anion, sedangkan sebagai fasa gerak digunakan asam sitrat dan α-HIB ( α-Hydroxy Iso Butyric acid ). Konsentrasi asam sitrat yang digunakan bervariasi dari 10 mMol, 5 mMol dan 3 mMol, dan untuk α-HIB digunakan variasi konsentrasi 100 mMol, 75 mMol dan 50 mMol. Penyiapan eluen selalu memakai air bebas ion serta semua eluen yang dipakai mengandung 10 % acetonitril. Untuk masing-masing konsentrasi dilakukan variasi pH eluen. Cuplikan yang dipakai 9 macam yaitu samarium nitrat, neodinium nitrat, praseuodium nitrat, cerium nitrat, lantanum nitrat, stronsium nitrat dan barium nitrat masing-masing dengan konsentrasi 1000 ppm. Pada penelitian dasar ini didapat hubungan antara pH eluen dan waktu retensi untuk tiap-tiap variasi konsentrasi eluen serta hubungan antara konsentrasi eluen dan waktu retensi dari masing -masing unsur Lantanida. Diperoleh pula bahwa pH hanya berpengaruh terhadap waktu retensi dari pH 3,5-7. Demikian pula konsentrasi eluen hanya berpengaruh terhadap waktu retensi pada konsentrasi eluen 3 mMol-100 mMol. PH diatas 7 dan konsentrasi diatas lOO mMol ternyata tidak berpengaruh terhadap waktu retensi. Diharapkan data-data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dipakai sebagai penunjang untuk studi awal pemisahan unsur Lantanida hasil belah uranium dengan teknik radioion kromatografi. STUDY ON THE LANTHANIDE SEPARATION FROM FISSION PRODUCT BY ION CROMATOGRAPHIC TECHNIQUE. A preliminary experiment on the Lanthanide separation from fission product by ion chromatographic technique has been carried out. For this experiment the eluent with several different concentration and pH were choosen for the determination of elution time for each element of Lanthanide ion. For citric acid eluent of 10 mMol, 5 mMol and 3 mMol were used, and 100 mMol, 75 mMol and 50 mMol concentration were choosed for α-HIB eluent. All the eluent were prepared with double distilled water containing 10 % acetonitril solution and the pH of eluent was adjusted with diluted ammonium solution. For this experiment 9 different samples were used as solution of 1000 ppm Samarium nitrate, neodymium nitrate, praseodyminium nitrate, cerium nitrate, lanthanum nitrate, strontium nitrat and barium nitrat. The effect of pH value on retention time for each concentration of eluent and the effect of concentration of each eluent on retention time was obtained. The retention time of each element depend on the concentration of complex ions which combined with Lanthanide cation in the eluent. The retention time was affected by pH variation of 3,5 to 7 and the eluent concentration of 3 mMol to lOO mMol. The retention time was not influenced by pH of higher than 7 and eluent concetration higher than 100 mMol.
EVALUASI PEMBUATAN l31I-MIBG RADIOFARMAKA DIAGNOSA DAN TERAPI NEUROBLASTOMA Astuti, Laksmi Andri; Purwoko, Purwoko; Setyowati, Sri; Maskur, Maskur; Ardianto, Cahya Nova; Gunawan, Adang Hardi
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Vol 15, No 2 (2012): JURNAL PRR 2012
Publisher : Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4835.615 KB)

Abstract

ABSTRAKEVALUASI PEMBUATAN 13tI-MIBG SEBAGAI RADIOFARMAKA DIAGNOSA DANTERAPI NEUROBLASTOMA.Telah dilakukan evaluasi pembuatan 1311-MIBGsebagai radiofarmakadiagnosa dan terapi neuroblastoma. Preparasi 13t1_MIBGdilakukan dengan cara menandai MIBG hasilsintesa dengan radionuklida 1311,hasil penandaan dianalisis dengan kromatografi lapis tipislkromatografikertas untuk mengetahui kemumian radiokimianya. Uji stabilitas 1311-MIBGmeliputi uji stabilitas sediaanpada plasma darah manusia, pada suhu kamar, serta pada suhu pendingin (8°C). Hasil sintesis MffiG yangtelah dilakukan sebelumnya menunjukkan kemumian kimia > 95 %, penandaan MIBG dengan 1-131 telahdilakukan dengan kemumian radiokimia > 95%. Hasil pengamatan uji stabilitas 1311_MffiGpOOasuhukamar menunjukkan bahwa sediaan stabil pada suhu kamar sampai 120 jam. Pada plasma darah manusiastabil sampai 141jam, sedangkan pada suhu pendingin kulkas (8°C) sediaan stabil141 jam. Hasil penandaandari tahun 2011-2012 menunjukkan bahwa sediaan radiofarmaka 1311MIBG berupa larutan jemih takberwarna, pH antara 5,5-7,0, steril dan bebas pirogen, kemumian radiokimia > 95 %, dan memenuhipersyaratan sebagai sediaan injeksi untuk digunakan dalam diagnosa maupun terapi neuroblastoma di rumahsakif.Kata kunci : radiofarmaka, 1-131,MIBG, neuroblastomaABSTRACTEVALUATION FOR PREPARATION OF 131I_MIBG FOR NEUROBLASTOMADIAGNOSIS AND THERAPY.Evaluation for preparation of l311-MIBG has been carried out.Production/preparation of 1311-MIBGwas carried out by labeling MIBG with 1-131.The radiochemical purityof 1311-MIBGwas analysed using TLC/paper chromatography. The stability testing in the fresh humanplasma, at room temperature and at 8°C was carried out . The chemical purity of synthesized MIBG wasfound to be > 95%. The radiochemical purity of l311-MIBGwas obtained at higher than 95 %. The labeledMIBG in fresh human plasma and at 8°C was stable up to 141 hours, while at room temperature was stableup to 120 hours.The results of labeling of l311-MlBG from 2011-2012 showed that these products werecolorless clear solution with pH between 5.5 -7.0, sterile and pyrogen-free, radiochemical purity> 95%. Thequality control results be met the requirements of l311-MlBG injection solution used for diagnosis andtherapy of neuroblastoma in hospital.Key-words: radiopharmaceutical, MIBG, 1-131,neuroblastoma57
STABILITAS DAN UJI PRAKLINIS 99m Tc-EC UNTUK RADIOFARMAKA PENATAH FUNGSI GINJAL Astuti, Laksmi Andri; Lestiyowati, Sri Aguswarini; Karyadi, Karyadi; Setiyowati, Sri; Yunilda, Yunilda; Widjaksana, Widyastuti
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Vol 16, No 1 (2013): JURNAL PRR 2013
Publisher : Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1237.604 KB)

Abstract

ABSTRAKSTABILITAS DAN UJI PRAKLINIS99mTc-EC  UNTUK RADIOFARMAKA  PENATAH  FUNGSIGINJAL.Radiofarmaka telah menunjukkan manfaat yang nyata dan spesifik dalam pelayanan kesehatanterutama untuk diagnosis  antara lain untuk diagnosis fungsi ginjal. Saat ini telah dilakukan  preparasi99mTcEC untuk penatah fungsi ginjal melalui beberapa tahapan, yaitu: karakterisasi EC (Ethylene-dicysteine)dengan FT-IR dan pengujian titik leleh, formulasi kit  EC,   penandaan kit basah EC dengan99mTc dilakukandengan menambahkan99mTc perteknetat dari generator99Mo/99mTc. Hasil penandaan dianalisis denganmenggunakan  kromatografi kertas,  sedangkan uji stabilitas kit basah EC dilakukan untuk menentukanwaktu kadaluwarsanya, uji biodistribusi menggunakan hewan percobaan mencit dan pencitraan dengankamera Gamma dengan tikus Wistar. Hasil analisis dengan FT-IR menunjukkan bahwa EC yang akandigunakan sudah  memenuhi persyaratan untuk digunakan formulasi, Uji stabilitas untuk sediaan yang belumdilabel menunjukkan sediaan masih stabil sampai 5 bulan. Pengujian kestabilan99mTc-EC pada suhu kamarmenunjukkan kemurnian radiokimia masih stabil sampai 4 jam setelah penandaan, hasil uji biodistribusidengan hewan percobaan mencit menunjukkan cacahan tertinggi pada kandung kemih sedangkan pencitraandengan Kamera Gamma menunjukkan hasil pencitraan yang cukup jelas di area ginjalKata kunci : radiofarmaka,99mTc, EC (Ethylene-dicysteine ), diagnosis,fungsi ginjal.ABSTRACTSTABILITY AND PRECLINICAL TESTS OF99mTc-EC  RADIOPHARMACEUTICALS  FORRENAL FUNCTION  IMAGING.Radiopharmaceuticals have shown a real and spesific usefulness inmedical services, especially for diagnosis  of several  diseases such as renal function imaging. Preparation of99mTc-EC  and its analysis have been carried out. The preparation consisted of several steps, characterizationof EC with FT-IR, formulation of EC kit, labeling of EC with99mTc followed by radiochemical purity testingusing paper chromatography. Stability test of EC kit is to know The expired date has been carried out.Biodistribution test on normal mice was carried out while imaging in wistar rat using gamma camera TheFT-IR and melting point analysis results showed that EC can be  used for formulation of EC kit. Theradiochemical purity of99mTc-EC is analysed with paper chromatography with the result is  higher than 95%.  The stability test showed that  EC kit was stable until 5 months and the  labeled EC at room temperaturewas stable after  4  hour incubation post labeling, biodistribution test on mice showed higher uptake inbladder,while imaging with gamma camera showed quite clearly in the kidney area.Key words: radiopharmaceutical,99mTc, EC(Ethylene-dicysteine ), diagnosis, renal function
PREPARASI RADIOFARMAKA 99mTc-DTPA-INH UNTUK DIAGNOSIS TUBERKULOSIS Astuti, Laksmi Andri; Setyowati, Sri; Triningsih, Triningsih; Maskur, Maskur; Widjaksana, Widyastuti
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Vol 14, No 1 (2011): Jurnal PRR 2011
Publisher : Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3360.578 KB)

Abstract

ABSTRAKPREPARASI RADIOFARMAKA 99mTc__DTPA_INH UNTUK DIAGNOSIS TUBERKULOSIS.Radiofarmaka telah menunjukkan manfaat yang nyata dan spesifik dalam pelayanan kesehatan terutama untuk diagnosis dan terapi antara lain untuk penyakit kanker dan infeksi. Salah satu cara. menangani banyaknya kasus tuberkulosis yang banyak terdapat di Indonesia, teknik kedokteran nuklir menggunakan radiofarmaka diethylenefriaminepenfaacetic acid-isonicotinic acid hydrazide (DTP A-INH) yang yang ditandai dengan teknesium-99m dapat dipakai salah satu metoda altematif untuk diagnosis tuberkulosis. Saat ini telah dilakukan preparasi 99mTc_DTP A-INH, 991~C_DTPA-INH dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: konyugasi DTPA-INH dan analisis hasil konyugasi dengan HPLC kolom C-18. Penandaan DTP A-INH dengan Tc-99m dilakukan dengan menambahkan SnClz sebagai reduktor dan larutan 99mTcperteknetat dan generator 99Mo;99mTc.Hasil penandaan dianalisis dengan menggunakan kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis, sedangkan stabilitas DTP A-INH dilakukan untuk menentukan waktu kadaluwarsanya. Hasil analisi dengan HPLC menggunakan kolom C-18 menunjukkan telah terjadi konyugasi antara DTPA dengan INH, sedangkan analisis dengan kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis menunjukkan kemurnian radiokimia lebih besar dari 90 % dan hasil pelabelan terbaik didapatkan pada penambahan SnClz sebanyak 200 ).lg. Hasil uji stabilitas untuk sediaan yang belum dilabel, menunjukkan sediaan masih stabil pada minggu ke 13. Pengujian kestabilan 99mTc_DTPA-INH pada suhu kamar menunjukkan kemurnian radiokimia masih stabil sampai 3 jam setelah penandaan. Kata kunci : radiofarmaka, Tc-99m, DTP A, INH, diagnosis, tuberkulosis. ABSTRACT PREPARATION OF 99mTc-DTPA-INH RADIO PHARMACEUTICALS FOR TUBERCULOSIS DIAGNOSIS. Radiopharmaceuticals have shown a real and spesifik usefulness in medical services, especially for diagnosis and therapy of several deadly diseases such as cancer and infection. To handle Tubeculosis which is common in Indonesia, nuclear medicine teclmiques which uses DTPA-INH radiophannaceutical labeled with technetium-99m offer an alternative method for tuberculosis 99m diagnosis. Preparation of Tc-DTP A-INH and its analysis have been carried out. The preparation consisted 99111 of several steps, conjugation of DTPA with INH and the conjugated DTPA-INH was labeled with Tc, 99m followed by C-18 HPLC analysis. Radiochemical purity of Tc-DTP A-INH was ana lysed using TLC/paper chromatography. Stability test of DTP A-INH to know the expiry date was carried out. The HPLC result showed that the conjugated DTP A-INH has been formed. The radiochemical purity of 99mTc_TPA-INH analysed with TLC/paper chromatography was obtained at higher than 90 %. Best result was obtained by addition of 200 ).lgram of SnClz. The stability test showed that DTP A-INH was stable until 13 weeks and thestability of labeled DTP A-INH at room temperature was stable after 3 hours incubation post labeling. Key words: radiophannaceutical, Tc-99m, DTP A, INH, diagnosis, tuberculosis    
UJI BIODISTRIBUSI DAN UJI PREKLINIS MIKROSFER GELAS-P-32 UNTUK PENGOBATAN KANKER Astuti, Laksmi Andri; Caniago, Djoharly; Pardede, Ratlan; Widjaksana, Widyastuti; Purwoko, Purwoko; Bagiawati, Sri; Setiyowati, Sri; Abidin, Abidin; Aguswarini, Sri
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Vol 6, No 2 (2003): Jurnal PRR 2003
Publisher : Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2363.751 KB)

Abstract

ABSTRAKUJI BIODISTRIBUSI DAN UJI PREKLINIS MIKROSFER GELAS-P-32 UNTUK PENGOBATAN KANKER.Radiofarmaka telah  menunjukkan  manfaat lebih unggul dan spesiflk biladibandingkan dengan teknik pelayanan kesehatan lain, terutama untuk keperIuan diagnosis dan terapi beberapa penyakit  mematikan seperti kanker. Mikrosfer gelas-P-32 ( P-32 GMS ) adalah  salah  satu sediaan  baru  radiofarmaka untuk terapi  dengan cara  radiasi  interna beberapa penyakit  kanker ganas  seperti  penyakit  kanker  hati. Mikrosfer  gelas-P-32 ini  disiapkan  dengan  cara  mengira diasikan mikrosfer gelas-P31dengan neutron di reaktor nuklir, kemudian sediaan disuntikkan ke daerah yang terkena kanker Untukmemudahkan  penyuntikan  pada  sediaan  ini  perlu ditambahkan larutan pensuspensi, yaitu campuran dari PVP 16 %, dekstrose 50% dan salin. Mengingat ukuran mikrosfer ini spesiflk yaitu 40-60 J.Ull  maka pemilihan jamm suntik perIu dilakukan agar P-32 GMS yang diinjeksikan maksirnal bisa masuk ke daerah sasaran, dan mikrosfer tidak mengalami kerusakan karena gesekan dengan permukaan dalam  jarum. Ujibiodistribusi perIu dilakukan untuk melihat apakah P-32 GMS yang telah diinjeksikan terak1.lmulasike daerah penyuntikan  atau  terdistribusi  ke organ - organ lain yang  tidak dikehendaki, Hewan percobaan yang dipakai  adalah  mencit dengan penyuntikan dilakukan  pada otot  paha  kanan. Hasil biodistribusi pada I, 3dan  24 jam  setelah  injeksi  menunjukkan 100% aktivitas P-32 GMS terakumulasi di daerah penyuntikan.Hasil biodistribusi pada 5 jam setelah penyuntikan menunjukkan adanya penimbunan  aktivitas di organ lambung selain penimbunan aktivitas di daerah penyuntikan, namun hal ini diduga karena terjadi kontaminasi akibat kesalahan kerja .Kata Kunci : Radiofarmaka, , Mikrosfer gelas, P-32,  iradiasi, uji biodistribusi , kanker. ABSTRACTBIODISTRIBUTION AND PRECLINICAL TEST OF P-32 GLASS MICROSPHERESFOR CANCER THERAPY. The superiority of  radiophannaceutical compare to the  other  techniques off medical services, especially for diagnosis and  therapy  of  several deadly diseases such as cancer, shows that this technique is more specific and accurate. P-32-Glass microsphere (P-32 GMS) is one of theradiophannaceuticals developed reccntly for therapy using  interrnal  radiation  method  for several malignant cancers, such as hepatic canccr. 111cP-32 GMS was prcpared by irradiating P-31 GMS with neutron at a nuclear reactor, then the preparation was injected to the cancerous infected  area. To make easy  injection, it needs suspension agent that was including PVP, dextrose and saline with a composition of 16% PVP - 50%dextrose - saline as 2 : 3 : 3 (v/v/v). As microsphere size should be maintained at 40-60 11m, the injectionneedle was selected properly in order to remain the particle size of P-32 GMS unchanged  when  the frictionoccurs between microspheres and the inside surfaces of the needle. The injection  needle  used  was needle produced  by BD with a typical size of 20 GI Tw. Biodistribution  studies were carried out after I, 3, 5 and24 hour of injection. Experimental results  for 1, 3 and 24 hour post -injection studies showed  that 100%activity of  P-32 GMS was accumulated  at  the  injected  area. For 5 hour post-injection study, accumulation of  P-32 GMS activity was also found at stomach besides the injected area, but it was presured as working error. Keywords: Radiophannaceutical , glass microspheres ,P-32,  biodistribution, , cancer.   Â