Tanaman kelapa merupakan salah satu komoditas sektor perkebunan yang mempunyai peran dan kontribusi penting bagi Kabupaten Lampung Selatan. Umumnya, tempurung kelapa sebagai hasil samping perkebunan hanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan arang aktif. Mempertimbangkan potensi limbah tempurung kelapa yang belum dimanfaatkan secara maksimal, tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Institut Teknologi Sumatera (ITERA) merancang dan membangun tungku karbonisasi dan alat distilasi di desa Muara Putih, Natar yang menghasilkan produk arang aktif dan asap cair. Asap cair dapat dimanfaatkan sebagai biopestisida dan koagulan alami penggumpal lateks. Kegiatan sosialisasi pemanfaatan asap cair sebagai koagulan alami lateks dilaksanakan di Stasiun Penerimaan Lateks PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Kedaton. Dilakukan demonstrasi langsung untuk membandingkan penggumpalan lateks oleh asap cair dan asam formiat sebagai koagulan kimia yang umum digunakan. Asap cair sebagai koagulan alami lateks memberikan waktu koagulasi yang lebih cepat dan menghasilkan lebih banyak koagulum. Sosialisasi ini memberikan informasi tentang nilai lebih pemanfaatan asap cair sebagai koagulan lateks kepada petani karet. Tungku karbonisasi dan unit distilasi yang dibangun oleh tim PKM mengolah limbah tempurung kelapa menjadi asap cair yang dapat digunakan sebagai alternatif koagulan lateks. Kata kunci: Asam formiat, Asap cair, Karet, Koagulan lateks, Tempurung kelapa