This Author published in this journals
All Journal Khazanah Intelektual
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

TIPOLOGI KLASTER HILIRISASI KARET DI PROVINSI JAMBI : TIPOLOGI KLASTER HILIRISASI KARET DI PROVINSI JAMBI Novita Erlinda
Khazanah Intelektual Vol. 2 No. 1 (2018): Khazanah Intelektual
Publisher : Balitbangda Provinsi Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37250/newkiki.v2i1.15

Abstract

Karet telah menjadi komoditas utama bagi petani pedesaan di Jambi. Ini telah menjadi pondasi utama penghidupan pedesaan bagi masyarakat pedesaan karena menciptakan efek berganda terhadap ekonomi pedesaan. Namun demikian, pendapatan petani karet secara umum masih lebih rendah dibandingkan dengan pekerjaan lain atau bahkan kegiatan pertanian lainnya. Fluktuasi harga karet serta rendahnya kapasitas posisi tawar petani di pasar telah menciptakan lingkaran setan berpenghasilan rendah di petani karet. Situasi ini telah mendorong pemerintah untuk menerapkan hilirisasi produk karet olahan. Hilirisasi adalah salah satu solusi kebijakan yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani karet. Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi tipologi klaster hilir karet di Provinsi Jambi, dan untuk memetakan hubungan antar aktor dalam implementasi kebijakan hilir karet. Penelitian ini fokus pada enam kabupaten yang memiliki perkebunan karet rakyat di Provinsi Jambi, yaitu Merangin, Sarolangun, Bungo, Tebo, Batanghari dan Muaro Jambi. Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Analisis dilakukan dengan cara analisis prospektif menggunakan alat MACTOR. Hasil analisis menghasilkan tiga tipologi cluster downstreaming, yaitu: 1. HVLV cluster berdasarkan volume tinggi dan volume rendah; 2. Kelompok EMLM berdasarkan pasar ekspor dan lokal, dan 3. Kelompok HMLM berdasarkan mulplier efek tinggi dan rendah. Hubungan antar aktor dalam implementasi kebijakan hilir karet dipetakan berdasarkan peraturan atau kelembagaan dan sistim insentif. Hal ini menunjukkan bahwa petani karet selalu berada pada posisi tawar yang sangat rendah di antara para pelaku lainnya. Pelajaran yang dipetik dan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan posisi tawar petani menjadi sorotan.