Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH SIRUP GULA CAIR HASIL HIDROLISIS ENZIMATIS DARI SAGU (Metroxylon sp.) SEBAGAI MEDIA FERMENTASI TERHADAP KADAR SEFALOSPORIN C: Effect of Glucose Syrup Results Enzymatic Hydrolysis of Sago (Metroxylon sp.) as Media Fermentation Against Cephalosporins C. Soraya Soraya; Sahri Yanti; Mikhratunnisa Mikhratunnisa
Pro Food Vol. 5 No. 1 (2019): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.095 KB) | DOI: 10.29303/profood.v5i1.90

Abstract

ABSTRACT Liquid sugar syrup which made by sago's starch material can be use as fermentation media for sefalosporin. The hydrolisis is a one way to obtain a liquid sugar syrup itself. The enzymatically hydrolisis divided into two process, they are Liquification and sacharification. The research purpose to understanding the way of hydrolisis sago's starch by enzymatically. Next, glucose quality result. Then the influence of the syrup by enzymatically hydrolisis as fermentation media toward quality of sefalosporin. The sample of this research was taken from PT. Selat Panjang, Riau. In Liquification process, the result showed that the maximum glucose quality was obtained about 3874 ppm from concentration of starch and enzym (60g/L: 300µL) meanwhile, the minimum glucose quality was obtained about 3501ppm from concentration of starch and enzym (40g/L: 200µL). Next, sacharification process (lasting 24-48 hours) maximum glucose quality was obtained about 12070 ppm with duration 48hours of hydrolisa. The addition liquid syrup of hydrolisis with five levels concentration, there are 1.5; 2.0; 2.5; 3.0, and 3.5% affected sefalosporin quality. The maximum quality of sefalosporin about 3709 ppm by concentration lyquid syrup GS 3.0% and minimum quality about 2044 ppm by concentration lyquid syrup Gs 1.5%. Meanwhile, by the positive control (glucose monohidrat) with similar treatment, the sefalosporin's quality was about 2170 ppm. Key words: Sago, Sago Starch, Enzymatic Hydrolysis, Fermentation, Cephalosporins C. ABSTRAK Sirup gula cair dari pati sagu dapat digunakan sebagai media fermentasi sefalosporin. Sirup gula cair dapat dengan cara dihidrolisis. Hidrolisis pati sagu secara enzimatis meliputi proses likuifikasi dan sakarifikasi. Penelitian bertujuan mengetahui cara hidrolisis pati sagu secara enzimatis dan kadar glukosa yang dihasilkan, serta pengaruh sirup gula cair hasil hidrolisis enzimatis sebagai media fermentasi terhadap kadar Sefalosporin C. Sampel pati sagu diperoleh dari PT Selat Panjang, Riau. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada tahap likuifikasi (2 jam) diperoleh kadar glukosa maksimum sebesar 3874 ppm dari konsentrasi pati sagu dan enzim (60g/L:300µL). Sedangkan kadar glukosa minimum diperoleh sebesar 3501 ppm dari konsentrasi pati sagu dan enzim (40g/L:200µL). Pada tahap sakarifikasi (24-48 jam) kadar glukosa maksimum diperoleh sebesar 12070 ppm dengan waktu hidrolisa 48 jam. Dalam penambahan sirup gula cair hasil hidrolisis dengan lima level konsentrasi sirupgula cair 1,5; 2,0; 2,5; 3,0 dan 3,5% mempengaruhi kadar Sefalosporin C. Kadar maksimum Sefalosporin C dihasilkan sebesar 3709 ppmdari konsentrasi sirup gula cair GS 3,0% dan kadar minimum diperoleh sebesar 2044 ppm dari konsentrasi sirup gula cair GS 1,5%. Sedangkan pada kontrol positif (glukosa monohidrat) dengan perlakuan yang sama diperoleh kadar Sefalosporin C sebesar 2170 ppm. Kata kunci: Sagu, Pati Sagu, Hidrolisis enzimatis, Fermentasi,Sefalosporin C.
PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS WILAYAH BANJARMASIN TENGAH Mochammad Maulidie Alfiannor Saputera; Yugo Susanto; Soraya Soraya
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 4 No 2 (2021): Jurnal Insan Farmasi Indonesia
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jifi.v4i2.812

Abstract

Patients suffering from tuberculosis often experience failure in therapy, due to non-adherence to taking medication. An important factor in improving medication adherence is the presence of family support. The purpose of this study was to determine the relationship between family support and medication adherence in pulmonary tuberculosis patients at the Public Health Center Central Banjarmasin area. The research method uses a cross sectional approach. The time of the study was carried out in May - July 2018. The sample of this study from January-April 2018 who treated pulmonary TB were 77 people. The sampling technique used was saturated sampling/total sampling, so the sample obtained was 33 people. The research instrument using a questionnaire was analyzed using correlation analysis using the Chi-Square test (a<0.05). Based on the results of the study showed that the results of the correlation test showed 0.000 <0.05. This shows that there is a strong relationship between family support and medication adherence in pulmonary tuberculosis patients at the Public Health Center Central Banjarmasin area.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Asing dan Non Asing di Indonesia Muhammad Yusuf; Soraya Soraya
Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia Vol. 8 No. 1 (2004)
Publisher : Accounting Department, Faculty of Business and Economics, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research is designed to examine factors that can be identified with the incidence of income smoothing practice among listed companies at Jakarta Stock Exchange. Those factors were size, profitability, operating leverage and status of the companies. Univariate tests (Mann-Whitney, Chi-Square and T-Test) and multivariate tests (logistic regression) were used to identify the factors affecting the income smoothing practice. The result of indeks’ eckel calculation showed that income smoothing is practiced by listed companies on the JSX. The test result of univariate tests also showed that operating leverage of the companies is the variable having a significant correlation with the income smoothing practice. In addition, the operating leverage of the companies has a significant influ¬ence on the income smoothing practice if it is not combined with another variable, such as: size, prof¬itability and status of the companies.
Analisis Fisik Kimia Perairan untuk Mendeteksi Kualitas Perairan Sungai Rambang Kabupaten Ogan Ilir Sumatra Selatan Soraya Soraya; Zazili Hanafiah; Yuanita Windusari
Biospecies Vol. 7 No. 2 (2014): Juli 2014
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian terhadap kualitas dan kondisi perairan Sungai Rambang Kabupaten Ogan Ilir telah dilakukan selama Juli - November 2012. Sampel air diambil di 5 lokasi dengan 3 titik yang masing-masing diulang sebanyak 3 kali. Penentuan lokasi sampel  berdasarkan metode Purposive Random Sampling. Analisis kualitas air dilakukan secara langsung di lapangan dan di Laboratorium  kimia FMIPA  Universitas Sriwijaya. Hasil menunjukkan bahwa kondisi fisik-kimia Sungai Rambang termasuk dalam kategori baik.  Kisaran suhu cenderung sama dengan suhu udara sekitar perairan yaitu 26-31 ºC, tingkat kecerahan 7-40 %, TSS 32-161 mg/L, TDS 41-278 mg/L, DHL 18-238 µS/cm, kecepatan arus 6-13 cm/detik, DO 5,90-12,35 mg/L, BOD 0,47- 5,42 mg/L, COD ttd- 14,5 mg/L, pH 4,85-6,95, dan lemak 211-289 mg/L. Nilai-nilai parameter ini masih sesuai dengan standar Baku Mutu Air (BMA) perairan sungai tahun 2010. Kualitas fisik kimia perairan berpengaruh terhadap keanekaragaman jenis dan distribusi plankton. Curah hujan mempengaruhi kondisi perairan, dan mempengaruhi jumlah serta jenis plankton dalam perairan tersebut. Pada musim penghujan, indeks keanekaragaman spesies plankton cenderung rendah  dibandingkan pada musim kemarau yaitu 1,22 – 2,26, dengan Indeks keseragaman  antara 0,31- 0,58 yang berarti tidak ada dominansi suatu populasi plankton. Kehadiran dan keanekaragaman populasi plankton merupakan indikasi kualitas lingkungan perairan. Hasil uji parameter  fisik kimia perairan yang dilakukan menunjukkan bahwa kualitas perairan sungai Rambang masih layak untuk dimanfaatkan oleh masyarakat, namun tidak disarankan untuk digunakan sebagai sumber air minum.
Implementasi Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi No 3 Tahun 2015 (Di Desa Rato Kecamatan Lambu Kabupaten Bima) Soraya Soraya; Nike Ardiansyah
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 6, No 2 (2019): Komunikasi Kearifan Lokal
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) sistem pelaksanaan rekrutmen tenaga pendamping Desa (2) Pelaksanaan Peran tenaga pendamping Desa (3) Dan mengetahui Hambatan dan upaya tenaga pendamping Desa Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti menggunakan jenis pendekatan deskriptif Kualititaf dengan jumlah Informan sebanyak 3 orang yakni, pendamping Desa, Kepala Desa dan Tokoh Masyarakat. Instrumen yang di gunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data diperoleh melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan dan kesimpulan dan verifikasi. Teknik pengabsahan data dengan menggunkan teknik tringulasi. Hasil penelitian menunjukan  bahwa : (1) Pelaksanaan rekrutmen tenaga pendamping Desa masih belum sesuai dengan Peraturan menteri  Desa No 3 tahun 2015 karena masih rendahnya Pengetahuan dan kapasitas tenaga Pendamping Desa dalam melaksanakan pendampingan Desa. (2) Pelaksanaan Peran tenaga pendamping Desa berdasarkan peraturan menteri  Desa No 3 tahun 2015 belum signifikan di lapangan karena masih banyaknya program Desa belum di dampingi secara maksimal dan di tuntaskan oleh tenaga pendamping Desa. ( 3). Hambatan dan upaya pendamping Desa Berdasarkan Peraturan menteri Desa No 3 tahun 2015 yakni Kurangnya Pengetahuan dan keterampilan tenaga  pendamping desa, Kurangnya komunikasi dan koordinasi dengan aparatur Desa.
KOMUNIKASI TENAGA REKAM MEDIS DAN TENAGA KESEHATAN Soraya Soraya; Etika Nurhayati
JOURNAL OF MEDICAL RECORDS AND HEALTH INFORMATION Vol 2 No 2 (2021): JOURNAL JOURNAL OF MEDICAL RECORDS AND HELATH INFORMATION
Publisher : Malang: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Komunikasi tenaga rekam medis dan tenaga kesehatan lainnya terkait kelengkapan RM adalah komunikasi yang bertujuan menghubungkan tenaga rekam medis dan tenga kesehatan lainnya Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Malang mengenai kelengkapan berkas RM, koordinasi, pelaporan kelengkapan berkas. Komunikasi adalah “proses kegiatan pengoperan/penyampaian warta/berita/informasi yang mengandung arti dari satu pihak (seseorang atau tempat) kepada pihak (seseorang atau tempat) lain dalam usaha mendapatkan saling pengertian.” Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa “komunikasi adalah pengiriman atau penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak.Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat komunikasi tenaga rekam medis dan tenaga kesehatan lainnya terkait kelengkapan rekam medis dan manfaat komunikasi tenaga rekam medis dan tenaga kesehatan lainnya terkait kelengkapan rekam medis. di Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Malang.Metode: Metode penelitian literature review melalui jurnal. Pada bulan September 2021. Metode penelitian dengan menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa Komunikasi tenaga rekam medis dan tenaga kesehatan lainnya terkait kelengkapan RM, Peran komunikasi antar tenaga rekam medis dengan tenaga kesehatan lainnya yaitu dokter dan perawat sangatlah penting sebagai sarana yang dapat memudahkan dalam melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik, dimana tenaga rekam medis dengan dokter dapat menyampaikan arahan atau permasalahan terutama mengenai kelengkapan pengisian berkas rekam medis. sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dimasa yang akan datang.Kesimpulan: Peran komunikasi antar tenaga rekam medis dengan tenaga kesehatan lainnya yaitu dokter dan perawat sangatlah penting sebagai sarana yang dapat memudahkan dalam melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik, dimana tenaga rekam medis dengan dokter dapat menyampaikan arahan atau permasalahan terutama mengenai kelengkapan pengisianberkas rekam medis.
MODEL KOMUNIKASI SISTEM ALUR BADAN PENYELENGGARAN JAMINAN SOSIAL (BPJS) DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN PELAYANAN PASIEN BPJS RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Siti Khomaria Fahris; Soraya Soraya
JOURNAL OF MEDICAL RECORDS AND HEALTH INFORMATION Vol 3 No 2 (2022): JOURNAL OF MEDICAL RECORDS AND HELATH INFORMATION
Publisher : Malang: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan, menemukan beberapa hal yang menjadi masalah dalam hubungan dengan model komunikasi sistem alur BPJS dalam upaya meningkatkan pengetahuan pelayanan pasien BPJS rawat jalan, diantaranya kurangnya pemahaman pasien BPJS rawat jalan di Rumah sakit umum univeristas muhammadiyah malang sehingga memperlembat proses pendaftaran rawat jalan. Terdapat permasalan banyak masyarakat yang belum tahu tentang teknis pelayanan yang sesuai dengan aturan BPJS kesehatan. Tidak semua pasien yang menggunakan kartu BPJS kesehatan mengetahui alur pendaftaran rawat jalan.Tujuan: Tujuan ditetapkan penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran tentang peranan data rekam medis dalam model komunikasi sistem alur BPJS dalam upaya meningkatkan pengetahuan pelayanan pasien BPJS rawat jalan di Rumah Sakit UmumUniversitas Muhammadiyah Malang dan untuk mengetahui siapakah aktor yang bertanggung jawab dalam melaksanakan model komunikasi alur dalam pelayanan pasien BPJS rawat jalan dan untuk mengetahui apa yang menjadi penghambat pelaksanaan model komunikasi sistem alur BPJS dalam upaya meningkatkan pengetahuan pelayanan pasien BPJS rawat jalan.Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, penelitian yang dimaksud adalah untuk mengumpulkan informasi status atau gejala yang ada yaitu keadaan menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Pendekatan kualitatifdigunakan untuk menjelaskan fenomena dengan aturan berfikir ilmiah yang diterapkan secara sistematis.Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Malang dalam melayani pendaftaran pasien BPJS rawat jalan menggunakan model komunikasi interaksional dimana adanya timbal balik antara petugas dengan pasien BPJS rawat jalan. Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Malang dalam penyelenggaran rekam medis khususnya di tempat pendaftaran pasien BPJS rawat jalan sudah menggunakan model komunikasi yang baik.Kesimpulan: Dimana setiap pasien yang belum mengetahui alur sistem BPJS petugas akan menjelaskan tentang alur sistem BPJS agar pasien paham dengan sistem alur BPJS tersebut karena tidak semua pasien yang menggunakan kartu BPJS mengetahui alur pendaftaran pasien BPJS rawat jalan.
UJI KANDUNGAN TANIN DAUN SALAM (SIZYGIUM POLYANTHUM) MENGGUNAKAN BERBAGAI KONSENTRASI ETANOL Soraya Soraya
Jurnal Skala Kesehatan Vol 14 No 2 (2023): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jsk.v14i2.417

Abstract

Bay leaf extract contains alkaloids, flavonoids, saponins, steroids, terpenoids, essential oils, citral, and eugenol, tannins. Tannins are known to be active compounds of secondary metabolites which have various benefits in medicine and the food industry, because they have antioxidant, antibacterial, anti-diarrhea and antitumor properties. The bay leaf sample used in this study came from the Banjarbaru area, South Kalimantan, Indonesia. This research was conducted in several stages, namely raw material processing, extract preparation, extract separation and tannin content testing. Product analysis uses the UV-Vis Spectrophotometry method with K₄Fe₆ and FeCl₃ solutions and gallic acid indicator. With an ethanol concentration of 96%, the highest tannin content was obtained, namely 0,854 mg/mL.And the lowest tannin content was obtained on ethanol 60%, namely 0,188 mg/mL