Haryono Haryono
Pendidikan Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta)

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

IDENTITY POLITICS AND SYMBOLIC INTERACTIONS BETWEEN SUNDANESE AND JAVANESE IN INDONESIA Haryono Haryono
JCIC : Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial Vol 1 No 1 (2019): JCIC: Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial
Publisher : CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51486/jbo.v1i1.7

Abstract

Indonesia has a large area and a diverse society. Cultural diversity and social identity based on ethnicity. The analysis of this research uses a literature study approach from the results of research and journals discussing the politics of identity between Javanese and Sundanese. The results of the analysis found that, first, the politics of the Perang Bubat that occurred between Javanese and Sundanese, which has had an influence on Javanese and Sundanese society to this day. Second, the Perang Bubat can be used as a symbolic inetaraksi between Javanese and Sundanese in giving meaning to the Perang Bubat.
Globalisasi dan Migrasi Tenaga Kerja Indonesia (Studi Deskriptif Sosiologi Kependudukan) Haryono Haryono
Hermeneutika : Jurnal Hermeneutika Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Pendidikan Sosiologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.634 KB) | DOI: 10.30870/hermeneutika.v3i2.3084

Abstract

AbstrakGlobalisasi telah menghilangkan batas-batas negara dan juga menghilangkan rintangan antara yang berupa biaya pindah yang tinggi, topografi daerah dan juga transportasi. Hilangnya hambatan antara itu mendorong orang untuk melakukan migrasi internasional. Dengan kata lain globalisasi telah menghilangkan hambatan orang untuk melakukan migrasi antar negara bahkan antar benua. Migrasi internasional tenaga kerja didefinisikan sebagai pergerakan orang dari satu negara ke negara lain dengan tujuan mendapatkan pekerjaan. Saat ini, diperkirakan sekitar 105 juta orang bekerja di negara selain negara kelahirannya. Namun, walaupun ada banyak upaya dilakukan untuk melindungi para tenaga kerja migran tersebut, banyak di antara mereka mengalami kerentanan dan menghadapi risiko yang serius selama menjalani proses migrasi. Migrasi antar negara di era globalisasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dicegah atau dihindari. Motif yang mendasari perpindahan tenaga kerja antar negara atau migrasi internasional. Motif yang pertama, mereka bekerja ke luar negeri dengan tujuan untuk menjual tenaga, keterampilan atau kepandaian mereka. Biasanya arus utama aliran tenaga kerja motif ini berasal dari negara-negara berkembang ke negara-negara maju, atau dari negara-negara miskin ke negara-negara kaya, atau dari negara-negara surplus tenaga kerja ke negara-negara yang mengalami kekurangan tenaga kerja. Motif yang kedua, mereka bekerja ke luar negeri sehubungan dengan penjualan teknologi ataupun penanaman modal. Arus utama dari motif kedua ini umumnya adalah dari negara-negara maju ke negara-negara berkembang. Globalisasi membuka orang untuk melakukan perpindahan dengan berbagai alasan yang dimilikinya. Permasalahan migrasi ini juga bukan menjadi permasalahan negara penerima saja, tetapi juga negara pengirim dimana setelah migran ini kembali ke negara asal akan menjadi permasalahan yang harus diselesaikan. Penyempurnaan dan perbaikan sistem pendidikan dan pelatihan calon tenaga migran menjadi prioritas agar mereka memiliki kualitas dan daya saing yang tinggi serta mengetahui hak-haknya sebagai pekerja migran. Sebagai warga dunia, pekerja migran Indonesia diharapkan dapat memberikan sumbangsihnya bagi kemajuan dan kesejahteraan pada tingkat nasional dan global. Kata Kunci: globalisasi, tenaga kerja migran Indonesia. AbstractGlobalization has eliminated state boundaries and also removes barriers between high moving costs, regional topography and transportation. The loss of barriers between them encourages people to do international migration. In other words, globalization has removed the barriers of people to migrate between countries and even between continents. International labor migration is defined as the movement of people from one country to another with the aim of gaining employment. Currently, an estimated 105 million people work in countries other than their home countries. However, despite many attempts to protect these migrant workers, many of them are vulnerable and face serious risks during the migration process. Migration between countries in the era of globalization is something that can not be prevented or avoided. Motives underlying labor migration between countries or international migration. The first motive, they work abroad with the aim to sell their energy, skills or intelligence. Usually the mainstream of the labor flow of this motive originates from developing countries to developed countries, or from poor countries to rich countries, or from labor surplus countries to labor-less countries. The second motive, they work abroad in connection with the sale of technology or investment. The mainstream of this second motive is generally from developed countries to developing countries.Globalization opens people to make moves with a variety of reasons it has. This migration issue is not only a recipient country's problem, but also the sending country where after the migrant returns to the country of origin will be a matter to be solved. The improvement and improvement of the migrant worker education and training system is a priority for them to have high quality and competitiveness and to know their rights as migrant workers. As a world citizen, Indonesian migrant workers are expected to contribute to progress and prosperity at national and global levels. Keywords: globalization, Indonesian migrant worker