Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

DISKURSUS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM MEWUJUDKAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) Meilanny Budiarti Santoso; Santoso Tri Raharjo
Share : Social Work Journal Vol 11, No 2 (2021): Share : Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/share.v11i2.37076

Abstract

Corporate social responsibility (CSR) masih menjadi konsep yang ambigu. Ambiguitas terjadi antara lain karena konsep CSR melintasi beberapa disiplin ilmu, yang secara konseptual tidak diajarkan secara komprehensif di lembaga pendidikan dan secara global telah menantang peran serta tanggung jawab dari karyawan, perusahaan dan juga Negara. Terlepas dari persepsi ambiguitas berdasarkan tinjauan literatur yang luas tersebut, secara konsepsual CSR terkait dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang pada umumnya dianggap berhubungan dengan pengambilan keputusan bisnis yang mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Bahkan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) menjadi isu tersendiri dalam program-program CSR di seluruh dunia, demikian pula Indonesia. Kajian ini dilakukan secara kualitatif dan melalui studi pustaka. Dari ketiga aspek yang berbeda, namun saling berhubungan, studi ini menemukan ada sejumlah besar penelitian yang menilai hubungan antara CSR dengan kinerja bisnis keuangan (ekonomi) dan CSR dengan aspek manusia (sosial), tetapi kurang menilai hubungan CSR dengan aspek lingkungan. Penelitian tentang aspek lingkungan yang sudah dipelajari oleh para pakar masih terbatas, dan berbagi literatur secara signifikan menunjukkan kurangnya integritas atau universalitas. Beberapa hasil penelitian mengklaim bahwa hal tersebut dikarenakan kurangnya kerangka kerja analitis yang sistematis, sehingga kondisi tersebut menantang berbagai pihak untuk mengembangkan berbagai tools untuk mendorong praktik CSR dengan memperhatikan ketiga aspek tersebut, khususnya terkait aspek lingkungan.
EKOWISATA BERBASIS MASYARAKAT (EBM): MENGGAGAS DESA WISATA DI KAWASAN GEOPARK CILETUH-SUKABUMI Santoso Tri Raharjo; Nurliana Cipta Apsari; Meilanny Budiarti Santoso; Budhi Wibhawa; Sahadi Humaedi
Share : Social Work Journal Vol 8, No 2 (2018): Share: Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.943 KB) | DOI: 10.24198/share.v8i2.19591

Abstract

Pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat (EBM) atau community-based tourism (CBT) dapat menjamin kesinambungan dan kesejahteraan masyarakat lokal. Kuncinya adalah kesadaran dan partisipasi masyarakat lokal terhadap pentingnya konservasi dan pemeliharan kawasan Geopark Ciletuh. Kesadaran masyarakat lokal merupakan ruh dari partisipasi, oleh karenanya perlu ditumbuhkan dan dikembangkan secara secara sistematis dan terencana. Kemauan, kesempatan dan kemampuan sebagai prasyarat untuk berpartisipasi harus tumbuh dan berkembang secara mandiri dan berkelanjutan. Sebab, masyarakat lokal-lah yang seharusnya memperoleh manfaat pertama dan utama dari pengembangan Geopark Ciletuh untuk masuk dalam Global Geopark Network (GGN) UNESCO. Ironisnya, justru masyarakat luar yang seringkali mengetahui terlebih dahulu atas kekayaan dari keragaman bumi, keragaman biologi, dan keragaman budaya di kawasan Ciletuh Sukabumi Selatan. Upaya membangun dan mengembangkan kepariwisataan secara mandiri dan berkesinambungan, dengan tetap mengutamakan konservasi, maka partisipasi masyarakat lokal mutlak diperlukan. Partisipasi masyarakat secara ideal dapat dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Model EBM-CBT merupakan model pengembangan kepariwisataan yang berlandaskan pada partisipasi masyarakat yang kuat. Pengembangan dan pengelolaan desa-desa wisata di kawasan pengembangan Geopark Ciletuh, dapat merupakan ujud dari ekowisata berbasi masyatakat (EBM).
PENTINGNYA BUKU PANDUAN BAGI VOLUNTEER PADA ORGANISASI SOSIAL (STUDI KASUS PADA LEMBAGA REHABILITASI ODHA DAN KONSUMEN NAPZA RUMAH CEMARA KOTA BANDUNG) Rini Rizkiawati; Budhi Wibhawa; Meilanny Budiarti Santoso; Santoso Tri Raharjo
Share : Social Work Journal Vol 7, No 2 (2017): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.646 KB) | DOI: 10.24198/share.v7i2.15723

Abstract

Rumah Cemara merupakan organisasi sosial yang memiliki keterbatasan Sumber Daya Manusia yaitu 32 Orang. Pada dasarnya Human Resource Development (HRD) yang bertanggung jawab menangani pengelolaan Sumber Daya Manusia ataupun staff. Dalam suatu organisasi sosial ketika memiliki Sumber Daya Manusia yang terbatas, maka dibutuhkanlah volunteer untuk membantu dalam menjalankan suatu program atau kegiatan. Banyak sekali masyarakat yang ingin menjadi volunteer di Rumah Cemara. Namun, mengenai mekanisme perekrutan volunteer saat ini belum memiliki kualifikasi syarat secara khusus sesuai dengan kebutuhan dari Rumah Cemara. Hal tersebut membuat beberapa calon volunteer tidak mengetahui apa yang harus dilakukannya. Melalui penulisan artikel ini, diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pentingnya panduan untuk volunteer dalam suatu organisasi sosial Rumah Cemara is a social organization with limited human resources of 32 people. Basically, Human Resource Development (HRD) is responsible for managing Human Resources or staff. In a social organization when it has limited Human Resources, it is necessary volunteers to assist in running a program or activity. Lots of people who want to volunteer at Rumah Cemara. However, the current volunteer recruitment mechanism does not yet have qualification requirements specifically in accordance with the needs of Rumah Cemara. It makes some volunteer candidates not knowing what to do. Through the writing of this article, it is expected to provide an overview of the importance of guidance for volunteers in a social organization.
KEKUATAN MAHASISWA BERWIRAUSAHA: KASUS DI UNIVERSITAS PADJADJARAN Sindy Husnul Yaqien; Santoso Tri Raharjo; Arie Surya Gutama
Share : Social Work Journal Vol 8, No 1 (2018): Share: Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.412 KB) | DOI: 10.24198/share.v8i1.18100

Abstract

Penelitian ini berjudul “Kekuatan Mahasiswa Berwirausaha: Kasus di Universitas Padjadjaran”. Fenomena saat ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi belum menjamin seseorang dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Data statistik (Badan Pusat Statistik, 2017) mencatat bahwa sebanyak 618.758 lulusan universitas di Indonesia yang belum memiliki pekerjaan tetap. Berwirausaha sejak mahasiswa menjadi salah satu alternatif alternatif, sekaligus menunjukkan potensi kekuatan mahasiswa dalam menghadapi persoalan tersebut. Dalam merespon potensi berwirausaha di kalangan mahasiswa, beragam program telah ditawarkan oleh Pemerintah melalui Kementrian Riset dan Pendidikan Tinggi untuk mendorong mahasiswa berwirausaha dapat terus berkembang baik. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang terdaftar aktif sebagai mahasiswa Universitas Padjadjaran dan berwirausaha dalam rentang waktu 1-3 tahun. Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, serta dengan pengumpulan data menggunakan kuisioner, observasi, dan studi kepustakaan. Analisis data dilakukan melalui proses penyuntingan, pengkodean, dan tabulasi data, serta interpretasi data dan display. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kekuatan mahasiswa berwirausaha di Universitas Padjadjaran memiliki potensi kekuatan dan peluang usaha yang termasuk dalam kategori tinggi. Pendampingan berkesinambungan melalui workshop-workshop pada mahasiswa berwirausaha perlu secara serius dilakukan oleh pihak perguruan tinggi, yang bermitra dengan pelaku-pelaku usaha, baik swasta maupun pemerintah. Agar usaha yang telah dirintis oleh para mahasiswa tersebut dapat sinambung setelah mereka lulus kuliah. This research is entitled "The Strength of Entrepreneurial Students: Cases in Padjadjaran University". The current phenomenon shows that a high level of education does not guarantee that someone can get a job easily. Statistical data (Central Bureau of Statistics, 2017) notes that 618,758 university graduates in Indonesia do not have permanent employment. Entrepreneurship since students become one alternative alternative, as well as showing the potential strength of students in facing the problem. In responding to the potential of entrepreneurship among students, various programs have been offered by the Government through the Ministry of Research and Higher Education to encourage entrepreneurship students to continue to grow well. The population in this study are students who are enrolled as active students of Padjadjaran University and entrepreneurship within the span of 1-3 years. Descriptive research method with a quantitative approach, and by collecting data using questionnaires, observation, and literature study. Data analysis is done through the process of editing, coding, and data tabulation, as well as data interpretation and display. The results of this study indicate that the strength of entrepreneurial students at Padjadjaran University has the potential strength and business opportunities that fall into the high category. Continuous mentoring through student workshops on entrepreneurship needs to be seriously undertaken by the universities, in partnership with business actors, both private and public. So that the efforts that have been initiated by the students can continue after they graduate from college.
TRANSFORMASI NILAI SOSIAL BUDAYA MENJADI KEUNTUNGAN EKONOMI: REFLEKSI HASIL PERHITUNGAN SOCIAL RETURN ON INVESTMENT (SROI) PROGRAM SIBA BATIK KUJUR Meilanny Budiarti Santoso; Sahadi Humaedi; Santoso Tri Raharjo; Hendri Mulyono
Share : Social Work Journal Vol 11, No 1 (2021): Share : Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/share.v11i1.33210

Abstract

Idealnya program corporate social responsibility (CSR) merupakan investasi sosial bagi perusahaan, sehingga di kemudian hari akan mendatangkan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan melainkan juga menciptakan perubahan dan manfaat bagi stakeholders program. Terhadap program investasi sosial tersebut, perusahaan pun dapat melakukan penghitungan keuntungan yang diperoleh salah satunya dengan menggunakan metode social return on investment (SROI). Artikel ini bertujuan untuk mengungkap transformasi nilai sosial budaya menjadi keuntungan ekonomi dari program CSR PT. Bukit Asam Tbk. pada Program Sentra Industri Bukit Asam (SIBA) Batik Kujur sebagai refleksi atas hasil perhitungan rasio SROI yang telah diperoleh. Penelitian ini di desain menggunakan pendekatan kualitatif, melibatkan 15 orang informan dengan teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, FGD, observasi, studi litelatur, dan sutdi pustaka. Verifikasi data menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Hasil penelitian menunjukkan Program SIBA Batik Kujur telah berhasil menumbuhkan kapasitas masyarakat dalam menciptakan perubahan positif yang dimaknai sebagai dampak dari investasi sosial yang dilakukan. Berbagai dampak tersebut yaitu berupa meningkatnya kohesivitas sosial, meningkatnya kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan keluarga, meningkatnya kapasitas masyarakat dan tumbuhnya kebanggaan masyarakat terhadap sejarah leluhur mereka. Program SIBA Batik Kujur telah mendatangkan keuntungan finansial dan keuntungan dalam bentuk nilai sosial, sehingga berbagai bentuk keuntungan tersebut menjadi pendorong terjadinya transformasi bagi stakholders sebagai bentuk manfaat dari program dan bagi perusahaan pun dapat mencapai tujuannya.
SOCIAL RETURN ON INVESTMENT (SROI) PROGRAM “SENTRA INDUSTRI BUKIT ASAM” (SIBA) DUSUN BATIK KUJUR TANJUNG ENIM Meilanny Budiarti Santoso; Santoso Tri Raharjo; Sahadi Humaedi; Hendri Mulyono
AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan Vol 5, No 1 (2020): AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausa
Publisher : Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/adbispreneur.v5i1.26069

Abstract

The Corporate Social Responsibility (CSR) activities carried out by companies should ideally be a social investment for them. The activities should not necessarily be aimed to meet their responsibilities since it would only bring a short-term good reputation and even potentially be a threat for them in the future. Indeed, as a social investment, the Corporate Social Responsibility (CSR) activities that are run for a long time will provide them with a business ‘change’ or ‘return’ in the form of profit for the company. The method used to measure the social impact of the CSR activities was Social Return on Investment (SROI) which not only could calculate the value of profits in the form of money, but included a broader concept covering social, economic and environmental values. The results of this study reveal that Sentra Industri Bukit Asam (SIBA) Batik Kujur Program that was initiated based on culture (history) has produced economic and business values for service users in the society. This resulted in a social investment impact value in the form of SROI Ratio of 5.39, which means that for every investment made by PTBA with Rp. 1,- they will get impact or benefit worth Rp. 5.39,-. Therefore, it can be seen from the social and economic values that the Sentra Industri Bukit Asam (SIBA) Batik Kujur Program is feasible and successful. Kegiatan corporate social responsibility (CSR) yang dilakukan perusahaan idealnya dilaksanakan sebagai sebuah investasi sosial, bukan sekedar kegiatan yang bersifat sementara untuk menunjukkan tanggung jawab saja, karena hal demikian hanya akan mendatangkan citra baik sesaat dan akan menjadi ancaman bagi perusahaan di kemudian hari. Sebagai sebuah investasi sosial, pelaksanaan kegiatan CSR dalam jangka panjang akan mendatangkan “kembalian” (return) bisnis berupa profit bagi perusahaan. Metode yang digunakan untuk mengukur dampak sosial dari kegitan CSR adalah dengan menggunakan social return on investment (SROI) yang tidak hanya menghitung nilai keuntungan berupa uang saja, melainkan mencakup konsep yang lebih luas yaitu meliputi nilai sosial, ekonomi dan juga lingkungan. Hasil kajian menunjukkan bahwa Program Sentra Industri Bukit Asam (SIBA) Batik Kujur yang diinisiasi dengan berbasis pada budaya (sejarah) telah menghasilkan nilai ekonomi dan bisnis bagi masyarakat penerima program, yaitu menghasilkan nilai dampak investasi sosial berupa SROI Rasio sebesar 5,39 artinya bahwa setiap investasi yang dilakukan oleh PTBA sebesar Rp. 1,- memperoleh dampak atau manfaat senilai Rp. 5,39,-. Bila ditinjau dari sisi sosial dan ekonomi, maka program Sentra Industri Bukit Asam (SIBA) Batik Kujur dapat dikatakan layak dan berhasil.
PERAN PENDIDIKAN KARAKTER DI MASA REMAJA SEBAGAI PENCEGAHAN KENAKALAN REMAJA Alima Fikri Shidiq; Santoso Tri Raharjo
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2018): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (659.548 KB) | DOI: 10.24198/jppm.v5i2.18369

Abstract

ABSTRAKRemaja sebagai asset negara berperan sangat penting dalam proses pembangunan negara, dalam upaya peningkatan kualitas remaja dan pencegahan kenakalan remaja pemerintah membuat Perpres 87 No . 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter, seiring dengan hal tersebut Pemerinta Kota Bandung membuat kebijakan Gerakan Maghrib Mengaji. Gerakan ini ditujukan bagi warga masyarakat kota Bandung agar dapat memanfaatkan waktu dengan mengisi selepas sholat Maghrib dengan kegiatan keagamaan atau pengkajian agama Islam. ‘Gerakan Maghrib Mengaji’ dapat menjadi wadah kegiatan bagi remaja, dengan mengisi kegiatan memperdalam dan memperluas pengetahuan dan pemahaman keagamaan. Sekaligus pula memperkuat karakter remaja dengan berlandaskan nilai dan norma religi yang kokoh. Penguatan karakter remaja yang berlandaskan pada nilai dan norma agama tersebut, diharpkan dapat mencegah timbulnya pemanfaatan waktu luang yang mengarah pada kegiatan-kegiatan tidak bermanfaat. Salain itu , lingkungan juga berperan penting dalam proses perkembangan remaja , sebab lingkungan akan dijadikan media eksperimen oleh para remaja dalam mengimplementasikan pengetahuan yang mereka dapatkan , implementasi tersebut bisa berdampak baik bagi diri dan lingkungannya , namun bisa juga berdampak buruk bagi mereka. Sehingga perlu adanya pendidikan karakter yang mengarahkan pengetahuan remaja agar mereka tidak melakukan tindakan tindakan yang berakibat buruk , dan mengotori nilai norma yang terkandung di masyarakat seperti kenakalan remaja. ABSTRACT Adolescents as state assets play a very important role in the process of state development, in an effort to improve adolescent quality and prevention of juvenile delinquency of the government makes presidential decree 87 no. 2017 on strengthening character education, in line with the regulation of Bandung mayor make policy Maghrib Recitation Movement where Bandung city people can use their spare time to obtain knowledge about religion . Therefore Maghrib recitation reviewing this can be a place for teenagers to explore well without violating the prevailing values and norms, weighing adolescence is a time when the capacity to gain knowledge efficiently reaches its peak.In addition, the environment also plays an important role in the process of adolescent development, because the environment will be used as an experimental medium by teenagers in implementing the knowledge they get, the implementation can have good impact for themselves and the environment, but it can also be bad for them. So that the need for character education that directs the knowledge of teenagers so that they do not take actions that result badly, and contaminate the value of norms contained in society such as juvenile delinquency.
Strategi Komunikasi dalam Corporate Social Responsibility Perusahaan sebagai upaya Pemberdayaan Masyarakat Fachria Octaviani; Santoso Tri Raharjo; Risna Resnawaty
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial HUMANITAS Vol. 4 No. 1 (2022): Maret: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Humanitas
Publisher : Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UNPAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/humanitas.v4iI.4882

Abstract

Corporate Social Responsibility (CSR) atau yang biasa dikenal dengan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan merupakan sebuah komitmen yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan. CSR tidak hanya dilakukan untuk meningkatkan keuntungan secara finansial perusahaan, tetapi juga dilakukan untuk pembangunan sosial, ekonomi, melembaga, dan berkelanjutan (Suharto, 2008). Dalam pelaksanaannya, CSR tidak dapat dipisahkan oleh pemberdayaan masyarakat (Community Development). Namun, implementasinya seringkali mengalami kendala karena terjadi berbagai masalah dalam komunikasi antara pengelola kegiatan dengan masyarakat yang menjadi sasaran program kegiatannya, dan masalah komunikasi yang terjadi cukup beragam. Dengan begitu, kegiatan program CSR memerlukan strategi komunikasi yang baik dalam pelaksanaanya. Metodelogi dalam kajian ini berjenis telaah pustaka yang dijadikan secara deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran buku, dan jurnal yang relevan terkait Teknik penulisan. Hasil penulisan menyatakan bahwa kegiatan CSR dalam pelaksanaannya tidak dapat dipisahkan oleh pemberdayaan masyarakat, maka dari itu tujuan utama kegiatan CSR dilakukan untuk mewujudkan masyarakat yang berdaya melalui strategi komunikasi yang baik. Kata Kunci : Corporate Social Responsibility (CSR), Pemberdayaan Masyarakat, Strategi Komunikasi
PEMENUHAN KEBUTUHAN AFEKSI PADA ANAK (PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN KEPERCAYAAN DIRI DI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK - LKSA) Imya Sinsi Munthe; Santoso Tri Raharjo
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial Vol 1, No 2 (2018): Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/focus.v1i2.18276

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kebutuhan afeksi pada anak dapat terpenuhi dan untuk melihat apa saja kegiatan yang diselengarakan oleh lembaga kesejahteraan sosial anak dalam meningkatkan kemandirian dan kepercayaan diri anak. Sumber data penelitian ini adalah pihak yang terkait dalam lembaga kesejahteraan sosial anak. Aspek kebutuhan anak yang dipelajari adalah kebutuhan psikososial, dan sosial emosionalnya. Artikel ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, observasi, studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah pihak yang terkait di dalam lembaga kesejahteraan sosial anak. Dari hasil Artikel dapat diketahui bahwa pemenuhan kebutuhan afeksi pada anak sudah terpenuhi dengan baik sehingga anak-anak merasa senang dan nyaman tinggal di lembaga kesejahteraan sosial anak tersebut. Dengan terpenuhinya kebutuhan afeksi pada anak-anak di LKSA tersebut anak-anak mampu mengikuti setiap kegiatan yang mampu meningkatkan kemandirian serta kepercayaan diri mereka.
RELASI ORANGTUA, ANAK DAN PEER GROUP (PENEMUAN KONSEP DIRI PADA REMAJA, KASUS PADA SISWA SMAN TANJUNGSARI SUMEDANG) Hana Hanifah; Santoso Tri Raharjo
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial Vol 1, No 2 (2018): Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/focus.v1i2.18277

Abstract

Remaja merupakan tahapan yang kompleks. Individu banyak mengalami perubahan pada saat remaja. Remaja dikenal sebagai kelompok usia yang haus akan identitasnya. Usaha untuk menemukan atau menguatkan identitas diri suatu individu terlebih ukuran remaja sangat perlu dukungan dari berbagai pihak, internal dan eksternal. Cinta dan penghargaan menjadi faktor penting yang dibutuhkan remaja agar bisa memiliki konsep diri yang baik, karena pada teorinya seseorang dikatakan sukses apabila ia memiliki cinta dan penghargaan. Remaja dalam kasusnya hanya ingin dianggap keberadaannya. Peer group atau teman sebaya merupakan rumah yang sering ditemukan oleh remaja sebagai tempat untuk ia berekspresi dan menemukan jati dirinya. Untuk menjadi pribadi yang lengkap relasi dengan orangtua dan pihak-pihak yang hidup berdampingan dengannya pun perlu diperhatikan. Artikel ini menjelaskan alasan relasi orangtua-anak dan peer groupnya bisa membuat seorang remaja menemukan konsep dirinya.