ARIFUDDIN
Universitas Hasanuddin

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA JUDGEMENT AUDIT DENGAN RESIKO DAN MATERIALITAS ARIFUDDIN; FARIDAH; YUSNI WAHYUDIN
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 4 No 1 (2002): Jurnal Bisnis dan Akuntansi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1149.805 KB) | DOI: 10.34208/jba.v4i1.547

Abstract

Proses audit atas laporan keuangan dilaksanakan oleh auditor melalui empat tahap utama yaitu: perencanaan, pemahaman, pengujian struktur pengendalian interen serta penerbitan laporan audit (Mulyadi dan Kanaka, 1998). Dalam membuat laporan audit seseorang auditor harus mempertimbangkan beberapa permasalahan yaitu materialitas, resiko dan judgment. The Institute of Chartered Accountants in England dan Wales (1996) menyatakan suatu persoalan dikatakan materialitas jika tidak adanya pengungkapan atas salah saji material atau kelalaian dari suatu account dapat mengubah pandangan yang diberikan terhadap laporan keuangan. Materialitas berhubungan dengan judgment, ketika dikaitkan dengan cara evaluasi resiko pertimbangan inilah yang akan mempengaruhi cara-cara pencapaian tujuan audit, ruang lingkup dan arah pekerjaan terperinci serta disposisi kesalahan dan kelalaian (Taylor, 2000). Sedangkan resiko menunjukkan tingkat resiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapat atas laporan keuangan yang sebenarnya berisis salah saji material. Hubungan judgment didasari oleh dua konsep yaitu konsep resiko dan konsep materialitas dan dikaitkan dengan laporan keuangan judgment yang diputuskan dengan mempertimbangkan dua konsep tersebut akan berpengaruh kepada opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan. Ponemon dan Ghabart (1990), Shaub dan Lawrence (1996) serta Windsor dan Ashkanasy (195) dalam Laouwers et al, 1998) dimana hasil penelitian menunjukkan hasil yang sama bahwa moral judgment berpengaruh secara signifikan terhadap indenpendesi auditor. Janne Chung dan gary S Monroe (2000) meneliti tentang pengaruh pengalaman dan tingkat kesulitan tugas pada ketepatan dan keyakinan diri penilaian auditor yang menunjukkan hasil pengalaman audit berkorelaso signifikan negatif dengan tingkat kesulitan dan berkorelasi signifikan positif dengan tingkat keyakinan akan tetapi pengalaman audit tidak berkorelasi signifikan dengan ketepatan penilaian.
PENGARUH PERSEPSI KENDALI ATAS PRILAKU TERHADAP NIAT GENERASI MUDA DALAM BERINVESTASI ilham ilham; Arifuddin; Asri Usman
Fair Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan Vol. 4 No. Spesial Issue 3 (2022): Fair Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan
Publisher : Departement Of Accounting, Indonesian Cooperative Institute, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.501 KB) | DOI: 10.32670/fairvalue.v4iSpesial Issue 3.875

Abstract

The purpose of this study was to examine the effect of attitudes on perceived behavioral control on the intention of the younger generation to invest in stocks using the theory of planned behavior. Data was collected by distributing questionnaires to 60 Bosowa Polytechnic students. The statistical method used to test the hypothesis is multiple linear regression with SPSS program. The results showed that perceived behavioral control variables had a positive effect on stock investment intentions. This explains that the smaller or the least perceived barriers to investing, the stronger a person's intention to invest in stocks. The younger generation was chosen because they have the potential to move the national economy of developing countries such as Indonesia in the future in a better direction. However, in filling out the survey, this young generation may have quite a few obstacles that affect the response. This constraint makes sense because most of the respondents in this study were found to be still dependent on their parents or in a condition to start their career path. Thus, investment cannot be their top priority. However, the author considers that this condition is the most appropriate time to prepare Indonesia's young generation.