Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Penalaran Spasial Geometri Ruang Mahasiswa Calon Guru MI/SD Berkemampuan Awal Tinggi Berdasarkan Gender Ulum Fatmahanik
BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual Vol 6, No 3 (2021): Volume 6 Nomor 3, Agustus 2021
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (721.322 KB) | DOI: 10.28926/briliant.v6i3.651

Abstract

Penalaran spasial sangatlah penting dalam belajar geometri terutama sebagai calon guru MI/SD baik laki-laki maupun perempuan. Sehingga dalam hal tersebut terdapat peran penting  kemampuan awal matematika yang harus dimiliki oleh mahasiswa calon guru MI/SD sebelum belajar geometri. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan bagaimana kemampuan spasial mahasiswa calon guru MI/SD berdasarkan perbedaan gender berkemampuan awal tinggi. Hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa calon guru MI/SD laki-laki dan perempuan berkemampuan awal tinggi mempunyai kemampuan spasial yaitu mampu untuk melakukan visualisasi, orientasi, relasi dan persepsi spasial tetapi tidak mampu dalam melakukan rotasi mental.
Pola Berfikir Reflektif Ditinjau Dari Adversity Quotient Ulum Fatmahanik
Kodifikasia: Jurnal Penelitian Islam Vol 12, No 2 (2018)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/kodifikasia.v12i2.1525

Abstract

Kemampuan berpikir seseorang menjadi salah satu tolak ukur untuk tercapainya tujuan pembelajaran matematika. Salah satu kemampuan berpikir yang mendukung keterampilan dalam belajar matematika adalah berpikir reflektif. Berfikir reflektif dapat terjadi ketika dalam proses menyelesaikan masalah matematika siswa mengalami kebingungan, kesulitan, dan keragu-raguan. Kemampuan berfikir reflektif merupakan kemampuan berfikir dengan menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam mencapai tujuan. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan berpikir reflektif siswa maka siswa perlu melakukan suatu aktivitas memecahkan masalah matematika, yang dalam prosesnya tidak hanya melibatkan proses berfikir reflektif saja namun dibutuhkan juga usaha keras dan ketangguhan (adversity quotient) dalam mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan pola berfikir reflektif dalam memecahkan masalah matematika khususnya pada materi bangun datar ditinjau dari Adversity Quotient kategori climber yang dimiliki oleh siswa. Subjek yang dipilih yaitu siswa kelas 5 SD Tarbiyatul Islam. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa lembar angket ARP (Adversity Respon Profile), lembar tes pemecahan masalah, dan pedoman wawancara tes proses berpikir reflektif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pola berfikir reflektif pada siswa climber berada pada tingkatan reflektif karena dalam proses berfikirnya mampu melalui fase reacting, comparing, dan contemplating.
Penelusuran Miskonsepsi Operasi Bilangan Bulat dalam Pembelajaran Matematika Pada Mahasiswa PGMI dengan Menggunakan Cri (Certainty of Respon Index) Ulum Fatmahanik
Cendekia: Kependidikan dan Kemasyarakatan Vol 16, No 1 (2018)
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.783 KB) | DOI: 10.21154/cendekia.v16i1.1201

Abstract

Abstract: The academic anxiety in this paper is the misconception of MI prospective teachers at IAIN Ponorogo in understanding the concept of integer operations. This study aims to trace the misconception of integer operations which includes addition, subtraction, multiplication and division by using a number line. The research method used is descriptive qualitative. The subjects of this study are students of GMI.D class of PGMI IAIN Ponorogo who are taking the course of mathematics learning MI which amounted to 32 students. To trace the misconception of students used Certainty of Response Index (CRI) so as to distinguish between students who have misconception with students who do not understand the concept. The instrument used in this study is a test in the form of a diagnostic test in the form of essays accompanied by Certainty of Response Index (CRI), and interviews conducted on students who experience misconception. Based on the results of the search for misconceptions of integer operations the causes of such misconceptions are 1) the principle of using the number lines in inconsistent integer operations; 2) count operation and type of number; 3) the interpretation of the form a + (-b); a - (-b); a x b and a: b, 4) the number of irrelevant reference books; 5) wrong concept of integer operation. ملخص: المشكلة الدافعة لإجراء هذه الدراسة هي المفاهيم الخاطئة لدى طلاب قسم التربية لإعداد مدرسي المدارس الابتدائية الجامعة الإسلامية الحكومية فونوروغو في فهم مفهوم عملية عدد صحيح. هدف هذا البحث إلى العثور على المفاهيم الخاطئة عن عملية عدد صحيح المحتوية على الجمع، والطرح، والتقسيم باستخدام الخط العددي. استخدم هذا البحث طريقة البحث الوصفي الكيفي. وموضوعات البحث هي طلاب  الصف  GMI.D   قسم إعداد معلمي المدارس الإبتدائية الجامعة الإسلامية الحكومية فونوروغو وهم يدرسون تعليم الرياضيات للمدارس الإبتدائية، وعددهم 32 طالبا. وللعثور على المفاهيم الخاطئة لدى الطلاب استخدمت أداة Certainty of Response Index (CRI) حتى يمكن التفريق بين الطلاب المصابون بالمفاهيم الخاطئة والطلاب غير الفاهمين للمفاهيم. وأداة البحث المستخدمة هي الاختبار التشخيصي وفيه الأسئلة الاستيعابية ومعها Certainty of Response Index (CRI)، والمقابلة التي تجرى على الطلاب المصابين بالمفاهيم الخاطئة. ونتائج البحث دلت على أن أسباب وقوع المفاهيم الخاطئة لدى الطلاب هي : 1) أساس استخدام الخط العددي في عملية عدد صحيح الغير المنضبط، 2) عملية الحساب وأنواع العدد، 3) تفسير الشكل a + (-b);  a – (-b);  a x b dan a : b, ، 4) كثرة المراجع غير المناسبة، 5) المفهوم الخاطئ عن عملية العدد الصحيح.
Identifikasi Kemampuan Pemecahan Masalah Kontekstual Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Muhammad Zulqarnain; Ulum Fatmahanik
Jurnal Tadris IPA Indonesia Vol. 2 No. 3 (2022)
Publisher : Tadris IPA IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/jtii.v2i3.1172

Abstract

Kemampuan pemecahan masalah kontekstual adalah salah satu kemampuan siswa yang harus dikembangkan dalam pembelajaran karena berkaitan dengan kehidupan nyata. Penyebab perbedaan kemampuan siswa salah satunya adalah perbedaan gaya belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah kontekstual yang dimiliki oleh siswa yang bergaya belajar belajar visual, auditori dan kinestetik kelas VII di MTs Darul Huda Ponorogo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Sedangkan untuk Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar angket gaya belajar siswa, lembar tes soal pemecahan masalah kontekstual dan lembar wawancara. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa 1) Siswa yang bergaya belajar visual dapat menguasai dengan baik indikator memahami masalah, merencana pemecahan masalah, melaksana rencana pemecahan masalah, dan memeriksa kembali hasil yang ditemukan. 2) Siswa yang bergaya belajar auditori tidak dapat memahami masalah dengan baik, cenderung dapat merencana pemecahan masalah, dapat melaksana rencana pemecahan masalah dengan baik dan cenderung tidak memeriksa hasil yang ditemukan. 3) Siswa bergaya belajar kinestetik dapat memahami masalah dengan baik, cenderung dapat merencana pemecahan masalah, dapat melaksana rencana pemecahan masalah dengan baik dan cenderung tidak memeriksa hasil yang ditemukan.
Efektivitas Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Berbasis STEM terhadap Kemampuan Berpikir Logis Siswa pada Pembelajaran IPA Ariana Amalia Annisa; Ulum Fatmahanik
Jurnal Tadris IPA Indonesia Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Tadris IPA IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/jtii.v3i1.693

Abstract

Pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari sehingga kemampuan berpikir logis sangat diperlukan sebagai tolak ukur keberhasilan dalam pembelajaran. Peralihan sistem pembelajaran daring menuju luring menyebabkan kemampuan berpikir logis siswa dalam pembelajaran IPA cenderung rendah. Sehingga upaya yang dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran adalah dengan menerapkan model pembelajaran CTL berbasis STEM, karena model ini dapat membantu siswa dalam memahami materi dengan menghubungkan pada kehidupan sehari-hari serta meningkatkan aktivitas siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana keterlaksanaan pembelajaran dan aktivitas siswa, mengetahui efektivitas model pembelajaran CTL berbasis STEM terhadap kemampuan berpikir logis siswa. Metode penelitian menggunakan penelitian kuantitatif, jenis penelitian quasi eksperimen dengan non equivalent control group design. Instrumen penelitian menggunakan lembar keterlaksanaan dan aktivitas siswa serta soal tes kemampuan berpikir logis. Analisis penelitian menggunakan uji-t dan N-Gain. Hasil penelitian menunjukkan keterlaksanaan pembelajaran dan aktivitas siswa berjalan lancar dengan kategori baik. Kemudian pada hasil uji-t dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima artinya terdapat perbedaan kemampuan berpikir logis siswa pada kelas eksperimen dan kontrol. Berdasarkan uji N-Gain menghasilkan rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol yaitu sebesar 57,2496. Sehingga model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis STEM berpengaruh dan cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir logis siswa