Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

The Benefits of Adding Corn Stalk Ash as a Substitution of Some Cement Against of Compressive Strength Concrete Sri Hartati Dewi; Roza Mildawati; Tio Perdana
Journal of Geoscience, Engineering, Environment, and Technology Vol. 4 No. 3 (2019): JGEET Vol 04 No 03 : September (2019)
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.998 KB) | DOI: 10.25299/jgeet.2019.4.3.2966

Abstract

Concrete is a very important building material used in the world of construction services, and it is generally known that the good and bad properties of concrete can be seen from its compressive strength. Concrete consists of Portland Cement (PC) or other hydraulic cement, fine aggregates, coarse aggregates, and water, with or without using additional materials. Cement is one of the main mixtures of concrete constituents composed of natural resources such as lime (CaO), Silica (SiO₃), alumina (Al2O₃), little magnesia (MgO), and alkali. Silica is also found in corn. according to (Roesmarkam and Yuwono, 2002) corn plants have a Silica content of 20.6%. This study aims to determine the effect of utilization of corn stalk ash on compressive strength and modulus of elasticity of concrete. Cornstalk ash is used as a partial substitute for cement, with a mixture composition of 2%, 4%, 6%, 8%, and 10%. This study uses SNI 03-2834-2000 for mix design, with the added ingredient of 0.25% sikament NN. Cylindrical test specimen size (150 mm x 300 mm), the specimen was treated and tested at 28 days. Based on research using corn stalk ash 2%, 4%, 6%, 8%, and 10%. either without or using sikament NN the highest compressive strength at 8% is 20.8 Mpa and 20.4 Mpa, and decrease in usage of 10% corn stalk ash which is 18.2 Mpa and 18, 4 Mpa. The highest elastic modulus without or with sikament NN present in 8% ie 21656.14 Mpa and 21607.52 MPa. Modulus of Elasticity value decreased in the use of corn stalks 10% ash is 20366.28 Mpa and 20569.59 MPa. Based on the research, corn stalk ash can replace the role of part of cement in construction using corn stalk ash 8%.
Evaluasi Desain Struktur Gedung Office 5 Lantai dan Basement Pemuda City Walk Pekanbaru Terhadap Gempa Berdasarkan SNI 03-1726-2012: Evaluation of Structural Design Office Building 5 Floor and Basement Youth City Walk Against PekanbaruEarthquake Based on SNI 03-1726-2012 Diandri Anggraini; Sri Hartati Dewi
JURNAL SAINTIS Vol. 16 No. 2 (2016)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (879.439 KB)

Abstract

[ID] Di Indonesia sering terjadi bencana alam, gempa bumi yang mengakibatkan banyak bangunan yang mengalami kerusakan bahkan keruntuhan. Untuk memitigasi kerusakan bangunan gedung akibat gempa bumi di Indonesia, maka telah dikeluarkan strandar peraturan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan yang dijadikan Standar Nasional Indonesia SNI 1726 : 2012. Pada penelitian ini peneliti tertarik untuk melakukan evaluasi desain struktur berupa evaluasi detailing komponen struktur dan Strong Column Weak Beam( SCWB ) gedung Office Pemuda City Walk yang meliputi persyaratan geometri, tulangan lentur, dan tulangan transversal pada kolom apakah sudah memenuhi persyaratan agar mampu menerima gaya dalam yang mengakibatkan oleh beban gempa berdasarkan standar peraturan terbaru SNI 1726 : 2012 dan SNI 03-2847-2002. Penelitian dilakukan pada gedung Office 5 Lantai dan Basement Pemuda City Walk Pekanbaru yang berlokasi di Jalan Pemuda, Pekanbaru, Riau. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian studi literatur yang menggunakan data – data sekunder berupa gambar perencana, terutama gambar detail struktur gedung Office 5 Lantai dan Basement Pemuda City Walk, dan lain – lainnya. Dari hasil analisa perhitungan, didapatkan gaya geser dasar gempa (V) yang dipikul oleh struktur gedung Office 5 Lantai dan Basement Pemuda City Walk Pekanbaru sebesar 120,176 ton. Berdasarkan hasil analisa menggunakan SNI 03-2847-2002, detailing komponen struktur kolom pada setiap portal yang ditinjau yang meliputi geometri, tulangan lentur, dan tulangan geser telah memenuhi persyaratan di mana gaya – gaya yang bekerja pada struktur lebih kecil dari gaya – gaya yang direncanakan. Selain itu juga diperoleh nilai – nilai momen nominal maksimal kolom (Me) lebih besar dari 6/5 momen nominal balok (6/5Mg) pada setiap kolom dan balok yang saling bertemu disetiap portal yang ditinjau, sehingga telah memenuhi persyaratan Strong Column Weak Beam (SCWB). Dapat disimpulkan bahwa desain struktur gedung Office 5 Lantai dan Basement Pemuda City Walk Pekanbaru yang meliputi komponen struktur balok dan kolom telah memenuhi persyaratan dan aman dalam menerima beban gempa yang terjadi berdasarkan SNI 03-1726-2012 dan SNI 03-2847-2002. Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan untuk perencanaan selanjutnya agar lebih memperhatikan kapasitas penampang kolom untuk memenuhi persyaratan Strong Column Weak Beam (SCWB). [EN] In Indonesia happen natural disasters, earthquake that resulted in building damage and collapse. For mitigation of damage to buildings effect earthquake in Indonesia, that released regulatory standard planning prosedures for earthquake resistance building used as National Standard Indonesia SNI 1726 : 2012. In the study, researchers interested evaluation include evaluation of structural design detailing of structural components and Strong Column Weak Beam (SCWB) Office Pemuda City Walk building form geometry requirements, flexural and transverse reinforcement in column. What have met the requircement to be able to accept the force caused by the eartgquake load based on the test regulatory standard SNI 1726 : 2012 and SNI 03-2847-2002. Research conducted at the building Office 5 floors and basement Pemuda City Walk Pekanbaru located Pemuda street, Pekanbaru, Riau. Research was conducted by the research literature that uses sekunder data planner image, especially the image detail building structure Office 5 floors and basement Pemuda City Walk and others. Analysis of the result of research, obtained seismic shear force base (V) carried by the building structure Office 5 floors and basement Permuda City Walk Pekanbaru of 120,176 ton. Based on the results of the analysis using SNI 03-2847-2002, detailing component column structure is reinforcement has met the requirements where the forces works on the structure is smaller than the force planned. It also obtained the maximum nominal moment value column (Me) greater that 6/5 nominal moment beam (6/5Mg) each column and beams that converge on each portal are reviewed, so it has to meet the requirement of Strong Column Weak Beam (SCWB). It can be concluded that the design of the building structure Office 5th Floor and Basement Youth City Walk Pekanbaru, which includes structural beams and columns have been compliant and secure in accepting the burden of earthquake based on SNI 03-1726-2012 and SNI 03-2847-2002. Based on these results it is suggested for further planning for more attention to the column capacity to meet the requirements of Strong Column Weak Beam (SCWB).
Perbandingan Kuat Tekan Beton Dengan Menggunakan 4 Cara Perawatan: Comparation Compressive Strength Of Concrete By Using 4 Ways Of Curing Supriadi Supriadi; Sri Hartati Dewi
JURNAL SAINTIS Vol. 17 No. 2 (2017)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.129 KB)

Abstract

[ID] Beton merupakan material paling sering digunakan dalam dunia konstruksi, baik konstruksi bangunan maupun infrastruktur jalan. Sifat beton diketahui akan lebih baik jika kuat tekan betonnya lebih tinggi, dengan demikian mutu beton didasari oleh kuat tekan beton. Semakin besar kuat tekan beton maka semakin baik mutu beton, namun demikian mutu setiap beton sangatlah bervariasi. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu curing atau perawatan beton. Usaha perawatan pada umumnya sering terabaikan atau kurang diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan cara perawatan beton yang lebih baik. Pada penelitian ini menggunakan sampel beton berbentuk silinder, sampel dicetak dan dibiarkan dalam cetakan ± 24 jam, sampel dibuat sebanyak 36 sampel, Dalam penelitian ini perawatan yang digunakan adalah perendaman dalam air, diselimuti goni, diluar ruangan, didalam ruangan, Dilakukan analisa uji kuat tekan di Laboratorium masing-masing pada umur 7, 14 dan 28 hari, jumlah sampel pada masing-masing setiap jenis perawatan dan umur beton sebanyak 3 sampel. Analisis kuat tekan beton dilakukan dengan SNI 03-2834-2000. Hasil penelitiaan ini menunjukan bahwa beton dengan perawatan direndam dapat meningkat kuat tekan beton, sedangkan untuk beton yang didalam ruangan, diluar ruangan dapat mengurangi kekuatan tekan beton. Setelah dilakukan perhitungan dalam penelitian ini didapatkan hasil kuat tekan rata-rata beton pada umur 28 hari yang direndam diperoleh sebesar 18.05 MPa, dan selimuti goni didapat sebesar 17,67 MPa, sedangkan untuk beton yang didalam ruangan, diluar ruangan diperoleh sebesar 16,24 MPa dan 14,95 MPa, pada pekerjaan dilapangan sangat sulit mengaplikasikan jenis perawatan direndam di dalam air, maka dapat diambil jenis perawatan diselimuti goni karena memiliki nilai kuat tekan beton melebihi mutu beton rencana dibanding perawatan di luar ruangan dan di dalam ruangan. [EN] Concrete is the most common material used in the construction world, both building construction and road infrastructure. The nature of the concrete is known to be better if the compressive strength of the concrete is higher, thus the quality of the concrete is based on the compressive strength of the concrete. The greater the compressive strength of the concrete the better the quality of the concrete, however the quality of each concrete varies greatly. This is influenced by several factors one of which is curing or concrete treatment. Nursing care in general is often overlooked or poorly cared for. This study aims to determine how better concrete treatment. In this study using cylindrical concrete sample, the sample is printed and left in the mold ± 24 hours, the sample is made as many as 36 samples. In this research the treatment used is water immersion, covered by jute, outside the room, in the room, in each laboratory at the age of 7, 14 and 28 days, the number of samples in each type of treatment and the concrete age of 3 samples. Analysis of concrete compressive strength was done with SNI 03-2834-2000. The results of this research show that concrete with soaked treatment can increase the compressive strength of concrete, while for concrete inside the room, outside the room can reduce the compressive strength of concrete. After calculation in this research got result of compressive strength strength of concrete average at 28 days soaked obtained by 18.05 MPa, and blanket goni obtained 17,67 MPa, while for concrete inside room, outside room obtained equal to 16,24 MPa and 14,95 MPa, in the field work is very difficult to apply the type of treatment soaked in the water, it can take the type of treatment covered with jute because it has a value of concrete compressive strength exceeds the quality of concrete plans compared to outdoor treatments and indoors.
Studi Pengaruh bukaan Corewall terhadap Kinerja Lateral Sistem Struktur yang Mengalami Beban Gempa: Study of The Effect of CoreWall Openings On Structural Lateral Performance Under Earthquake Loads Anggi Gunawan; Sri Hartati Dewi; Augusta Adha
JURNAL SAINTIS Vol. 19 No. 1 (2019)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2820.878 KB) | DOI: 10.25299/saintis.2019.vol19(1).2803

Abstract

[IN] Untuk mengurangi pengaruh defleksi yang berlebihan pada gedung akibat beban gempa, dibutuhkan struktur yang dapat mereduksi pengaruh dari beban gempa yaitu struktur dinding geser. Corewall merupakan modifikasi dari struktur dinding geser yang dapat menahan pengaruh beban lateral dan efek torsi dari adanya eksentrisitas serta juga dapat difungsikan sebagai ruang lift. Dalam perencanaannya, corewall diberi bukaan yang difungsikan sebagai pintu untuk lift. Dengan adanya bukaan dapat memberikan pengaruh terhadap kekakuan pada corewall. Tujuan dari penelitian ini yaitu melakukan analisis terhadap kinerja sistem struktur frame dan corewall dengan bukaan dalam menahan beban lateral pada gedung tidak beraturan. Metode yang digunakan adalah analisis dinamik respon spektrum berdasarkan peraturan SNI 1726-2012. Tahapan awal dalam penelitian ini adalah menentukan posisi letak corewall yang yang terbaik. Setelah didapat posisi corewall yang optimal, selanjutnya dilakukan investigasi terhadap 12 tipe bukaan pada corewall untuk mengetahui model bukaan dengan kinerja deformasi akibat beban gempa. Hasil peneitian ini menunjukkan dari ke-12 tipe bukaan pada corewall, bukaan corewall pada model 11 lantai 7 untuk arah Y, kinerja simpangan antar lantai melebihi batasan simpangan antar lantai ijin sebesar 0,19%. Selain dari model 11, kinerja simpangan antar lantai pada model bukaan yang lain tidak melebihi dari batasan simpangan ijin. [EN] Structure equipped with shear wall is effective to reduce the effect of excessive deflection due to earthquake load. Core wall is a modification of shear wall that can withstand lateral loads and torsion effects due to eccentricity whilst also functioned as elevator room. Core wall is designed with openings that functioned as access path to elevators. The openings can influence the stiffness of core wall. This study discusses the analysis of irregular frame structure systems and core wall with openings against lateral loads. The method used in this paper is the dynamic response spectrum method based on Standar Nasional Indonesia (SNI) code 1726-2012. The initial stage of this research was to determine the position of the best core wall location. Having obtained the optimal core wall position, an investigation of 12 types of openings on the core wall was carried out to determine the opening model with the best lateral deformation performance due to earthquake load. The results of this research show the best lateral performance of 12 types of opening of core wall. The worst core wall openings model no. 11 shows the increasing inter-floor capacity by 0.19% from the requirements set by SNI 1726-2012. Meanwhile, other models show the performance of inter-floor deviation does not exceed the allowable deviation based on SNI the given code.
Pengaruh Posisi Dinding Geser Terhadap Kinerja Struktur Pada Gedung Tidak Beraturan Dengan Menggunakan Metode Response Spectrum: Effect of Shear Wall Position on Structural Performance in Irregular Buildings Using the Response Spectrum Method Arif Kurnia; Sri Hartati Dewi; Mahadi Kurniawan
JURNAL SAINTIS Vol. 18 No. 1 (2018)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1599.086 KB) | DOI: 10.25299/saintis.2018.vol18(1).2809

Abstract

[ID] Dinding geser adalah slab beton bertulang yang dipasang dalam posisi vertikal pada sisi gedung. Dinding geser merupakan salah satu sistem yang berfungsi menjaga kekakuan struktur, maka posisi dinding geser ditempatkan pada lokasi-lokasi tertentu, dengan itu penggunaan dinding geser dapat digunakan secara efektif dalam menahan beban yang diterimanya. Pemodelan struktur gedung dilakukan dengan bantuan software ETABS. Analisis beban gempa menggunakan metode respons spektrum. Pemodelan struktur dibuat untuk gedung tanpa menggunakan dinding geser dan 3 model gedung menggunakan dinding geser dengan posisi yang berbeda. Penentuan posisi dinding geser dilakukan dengan cara uji coba sehingga didapat posisi yang paling efektif. Perhitungan beban gempa mengacu pada pedoman SNI 1726-2012, beban mati berpedoman pada PPURG-1987 dan untuk beban hidup berpedoman pada SNI 1727-2013. Dari hasil perhitungan pada gedung tidak beraturan dengan metode respons spektrum didapat nilai untuk kinerja simpangan maksimum dari 4 model gedung. Simpangan maksimum arah sumbu x pada Gedung tanpa dinding geser sebesar 157,57 mm, pada gedung dengan dinding geser model 1 sebesar 123,41 mm, pada gedung dengan dinding geser model 2 sebesar 125,30 mm, pada gedung dengan dinding geser model 3 sebesar 94,46 mm. Simpangan maksimum arah sumbu y pada gedung tanpa dinding geser sebesar 193,13 mm, pada gedung dengan dinding geser model 1 sebesar 143,79 mm, pada gedung dengan dinding geser model 2 sebesar 141,16 mm, pada gedung dengan dinding geser model 3 sebesar 119,24 mm. Dari hasil kinerja simpangan maksimum pada Gedung tidak beraturan dengan metode respons spektrum didapat posisi dinding geser yang paling efektif adalah pada Gedung dengan dinding geser model 3 [EN] The Shear walls are reinforced concrete slabs that are installed vertically on the side of the building. Shear wall is one system that serves to maintain the rigidity of the structure, then the position of the shear wall is placed at certain locations, with the use of the shear wall can be used effectively in holding the load it receives. Building structure modeling is done with the help of ETABS software. Earthquake load analysis using the spectrum response method. Structural modeling is made for buildings without the use of shear walls and 3 building models use shear walls in different positions. Determination of the position of the shear wall is done by testing so that the most effective position is obtained. Calculation of earthquake load refers to the guideline of SNI 1726-2012, dead load is guided by PPURG-1987 and for live load is guided by SNI 1727-2013. From the results of calculations on irregular buildings with the spectrum response method obtained values ​​for maximum deviation performance from 4 building models. The maximum deviation of the x-axis direction in Buildings without shear walls is 157.57 mm, in buildings with model 1 shear walls is 123.41 mm, in buildings with model 2 shear walls is 125.30 mm, in buildings with model 3 shear walls is 94.46 mm. The maximum deviation of the y axis direction in buildings without shear walls is 193.13 mm, in buildings with model 1 shear walls of 143.79 mm, in buildings with model 2 shear walls of 141.16 mm, in buildings with shear walls of model 3 of 119.24 mm. From the results of the maximum deviation performance in the irregular building with the spectrum response method obtained the most effective position of the shear wall is the Building with the shear wall model 3
Evaluasi Perencanaan Struktur Kuda-kuda Baja Gedung Kargo Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Afti Suhajri; Sri Hartati Dewi
JURNAL SAINTIS Vol. 16 No. 1 (2016)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.158 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada perencanaan struktur kuda-kuda baja gedung kargo Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Kuda-kuda tersebut memiliki bentang yang cukup besar yaitu 21,6 m dengan jarak antar kuda-kuda 7,2 m. Bentangan yang besar akan memberikan pengaruh yang besar juga terhadap pembebanan yang akan dipikul oleh kuda-kuda dan lendutan yang akan terjadi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kekuatan profil tersebut dalam memikul beban-beban yang ada dan untuk mengetahui seberapa besar lendutan yang terjadi, apakah telah memenuhi persyaratan. Penggunaan bahan yang efisien akan berpengaruh terhadap biaya yang akan dikeluarkan, sehingga akan dilakukan juga penelitian untuk mengetahui sejauh mana efisiensi dari profil tersebut. Pembebanan yang dipikul oleh kuda-kuda gedung kargo Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru akan dihitung sesuai dengan ketentuan PPIUG 1983 dengan faktor beban sesuai dengan SNI 03-1729-2002. Metode yang digunakan dalam analisa gaya dalam dan lendutan pada kuda-kuda portal gable adalah metode matrik kekakuan langsung untuk sistem portal 2 dimensi. Untuk pengecekan terhadap profil baja dan sambungan digunakan SNI 03-1729-2002 yang mengacu pada metode LRFD (Load and Resistance Factor Design). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa profil CNP 125.50.20.3,2 yang digunakan pada gording mempunyai kekuatan yang cukup dalam memikul beban-beban yang ada dengan sisa kekuatan sebesar 12,23%, tetapi lendutan yang terjadi masih terlalu besar melebihi lendutan izin yaitu 3,42 cm > 3 cm lendutan izin. Untuk profil WF 350.175.7.11 yang digunakan pada kuda-kuda cukup kuat dalam memikul beban-beban yang ada dengan sisa kekuatan profil sebesar 48,93% pada profil balok dan 60,55% pada profil kolom. Lendutan vertikal yang terjadi pada kuda-kuda adalah sebesar 0,55 cm < 9 cm lendutan izin, dan lendutan horizontal sebesar 0,03 cm < 0,2 cm lendutan izin. Profil yang digunakan di lapangan masih terlalu boros jika dibandingkan dengan profil alternatif dengan perbedaan berat sebesar 16,73%. Hasil analisa profil alternatif, profil WF 346.174.6.9 untuk balok rafter didapat sisa kekuatan sebesar 33,18%, dan profil WF 175.175.7,5.11 untuk kolom sebesar 20,66%, sehingga profil alternatif pun masih cukup kuat memikul beban-beban yang ada.
Korelasi Kuat Lentur Beton Dengan Kuat Tekan Beton: The Correlation Of Bending Strenght And Compressive Strength of Concrete Anggi Suryani; Sri Hartati Dewi; Harmiyati Harmiyati
JURNAL SAINTIS Vol. 18 No. 2 (2018)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1584.294 KB) | DOI: 10.25299/saintis.2018.vol18(2).3150

Abstract

[ID] Penggunaan konstruksi beton diminati karena beton memiliki sifat-sifat yang menguntungkan seperti ketahanannya terhadap api, awet, kuat tekan yang tinggi dan dalam pelaksanaannya mudah untuk dibentuk sesuai dengan bentuk yang dikehendaki. Tetapi konstruksi beton juga mempunyai kelemahan-kelemahan antara lain kemampuan menahan kuat lentur yang rendah sehingga konstruksinya mudah retak jika mendapatkan regangan lentur. Hal ini menjadikan pengujian kuat lentur beton sebagai persyaratan dalam penerimaan hasil pekerjaan. Namun disisi lain dalam hal pembuatan campuran beton yang selama ini mengacu pada kuat tekan, menjadi tantangan bagi pelaksana yang harus melakukan perencanaan beton (mix design) dan trial mix terlebih dahulu, sehingga perlu dilakukan pengkoreksian. Sehingga penelitian ini bermaksud untuk memperoleh hasil kuat lentur dan kuat tekan beton dengan menghasilkan nilai korelasi kuat lentur beton terhadap kuat tekan beton sesuai kuat lentur dan kuat tekan yang direncanakan maupun disyaratkan. Penelitian ini menggunakan metode Departemen of Environment (DoE) dalam SNI 03-2834-2000 untuk mix design beton. Perencanaan mutu beton K-500 dan kuat lentur rencana fs = 45 kg/ (4,4 MPa) dengan penggunaan bahan tambah superplaticizer 0,5% merk TanCem 20 RA dengan benda uji balok, silinder, dan kubus, dengan slump rencana 30-60 mm. hasil penelitian bahwa pada perawatan 14 dan 28 hari diperoleh hasil pengaruh terhadap beton tanpa superplaticizer 0,5% dengan beton penggunaan bahan tambahan superplaticizer 0,5% terjadi peningkatan pada perawatan 14 hari dengan benda uji balok sebesar 3,26% dan kubus sebesar 22,25%. Peningkatan pada perawatan 28 hari benda uji balok sebesar 3,36%, silinder sebesar 8,09% dan kubus sebesar 7,56%. Terjadi penurunan pada perawatan 14 hari dengan benda uji silinder sebesar 3,21%. Hasil korelasi kuat lentur dengan kuat tekan beton benda uji balok dan silinder, dari hasil mendapatkan nilai korelasi pada perawatan 14 hari tanpa dan dengan tambahan zat addiktif superplaticizer 0,5% didapat persamaan bahwa fs = K√f'c : nilai K sebesar 0,96 dan 0,87, sedangkan pada perawatan 28 hari tanpa dan dengan tambahan zat addiktif superplaticizer 0,5% didapat persamaan bahwa fs = K√f'c : nilai K sebesar 0,86 dan 0,99, maka dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini nilai korelasi kuat lentur beton dengan kuat tekan beton bahwa berhubungan sangat kuat yang mana nilai koefisien korelasi di antara 0,80 sampai 1,00. [EN] The use of concrete construction is desirable because concrete has beneficial properties such as resistance to fire, durability, high compressive strength and in its implementation it is easy to be formed in accordance with the desired shape. But concrete construction also has weaknesses such as the ability to hold low flexural strength so that the construction is easily cracked if it gets a flexible strain. This makes testing the flexural strength of concrete as a requirement in receiving work results. But on the other hand in terms of making concrete mixes which have been referring to compressive strength, it is a challenge for implementers who have to do concrete planning (mix design) and trial mix first, so correction is necessary. So that this study intends to obtain the results of flexural strength and compressive strength of concrete by producing a correlation value of the flexural strength of the concrete to the compressive strength of the concrete according to the flexural strength and compressive strength planned or required. This study uses the Department of Environment (DoE) method in SNI 03-2834-2000 for concrete mix design. Planning the quality of K-500 concrete and planned flexural strength fs = 45 kg / cm ^ 2 (4.4 MPa) with the use of added ingredients 0.5% superplaticizer TanCem 20 RA brands with beam specimens, cylinders and cubes, with slump plans 30-60 mm. The results of the study showed that the treatment of 14 and 28 days obtained the effect of concrete without a 0.5% superplaticizer with concrete using 0.5% superplaticizer was increased in 14 days treatment with beam specimens of 3.26% and cube of 22, 25%. The increase in the 28-day treatment of beam specimens was 3.36%, cylinders were 8.09% and cubes were 7.56%. There was a decrease in 14-day treatment with cylindrical specimens of 3.21%. The results of the correlation of flexural strength with concrete compressive strength of beam and cylinder specimens, from the results of obtaining a correlation value on treatment 14 days without and with additional additives 0.5% superplaticizer obtained the equation that fs = K√f'c: K value of 0 96 and 0.87, while the 28-day treatment without and with additional additives of 0.5% superplaticizer obtained the equation that fs = K√f'c: K value of 0.86 and 0.99, it can be concluded from the results of the study This correlation value of concrete flexural strength with concrete compressive strength is very strongly related where the correlation coefficient value is between 0.80 to 1.00.
Evaluasi Desain Struktur Gedung Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau Terhadap Gempa Berdasarkan SNI 1726:2012: Evaluation Of Building Structure Design Due To earthquake At The Faculty of Communication Islamic University Of Riau Based On SNI 1726:2012 Syahnandito Syahnandito; Sugeng Wiyono; Sri Hartati Dewi
JURNAL SAINTIS Vol. 15 No. 1 (2015)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.468 KB)

Abstract

[ID] Pada penelitian ini akan dihitung besarnya beban gempa yang dipikul oleh struktur gedung Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau berdasarkan peraturan terbaru SNI 1726:2012dengan gempa rencana periode ulang 2500 tahun menggunakan metode statis ekivalen, diawali dengan penentuan Kategori Desain Seismik (KDS) untuk wilayah Pekanbaru dan asumsi sistem struktur dasar penahan beban lateral yang digunakan adalah Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Setelah itu dilakukan evaluasi desain struktur berupa evaluasi detailling komponen struktur dan Strong Column Weak Beam (SCWB) gedung Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau yang meliputi persyaratan geometri, tulangan lentur, dan tulangan transversal pada balok dan kolom apakah sudah memenuhi persyaratan agar mampu menerima gaya dalam yang diakibatkan oleh beban gempa berdasarkan standar peraturan terbaru SNI 1726 : 2012 dan SNI 03-2847-2002. Dari hasil analisa perhitungan, didapatkan gaya geser dasar gempa (V) yang dipikul oleh struktur gedung Fakultas Ilmu Komunikasi UIR sebesar 223,487 ton. Berdasarkan hasil analisa menggunakan SNI 03-2847-2002, detailing komponen struktur balok dan struktur kolom pada setiap portal yang ditinjau yang meliputi geometri, tulangan lentur, tulangan geser, dan tulangan torsi telah memenuhi persyaratan di mana gaya – gaya yang bekerja pada struktur lebih kecil dari gaya – gaya yang direncanakan. Selain itu juga diperoleh nilai –nilai momen nominal maksimal kolom (Me) lebih besar dari 6/5 momen nominal balok (6/5Mg) pada setiap kolom dan balok yang saling bertemu disetiap portal yang ditinjau, sehingga telah memenuhi persyaratan Strong Column Weak Beam (SCWB). [EN] This research will calculate the earthquake load in the structure of The Faculty of Communication Islamic University of Riau building based on the latest SNI 1726:2012 using equivalent static method with mapping the earthquake return period for 2500 years. Started by determining the Seismic Design Category in Pekanbaru area, and assuming the basic structure of the retaining lateral load is a Special Moment Resisting Frame. Afterwards, this research will evaluate the structural design of each detailing component of the building and determining whether the building can be classified as Strong Column Weak Beam (SCWB), to draw the conclusion whether the building has the ability to withhold the earthquake loads based on SNI 1726:2012 and SNI 03-2847-2002. Based on computation analysis ofthe structure of The Faculty of Communication UIR, the building has carried 223,487 ton of the seismic shear force(V). Using SNI 03-2847-2002 to analyze every detailing component of the beam and column structure in each portal, such as the geometry, flexure, shear and torsion, all of the actual forces acting on the building structure is smaller than the calculated forces as specified by the standard (requirements). Furthermore,using the same method, it can be gathered that the maximum nominal moment column(Me) is greater than 6/5 nominal torque beam(6/5Mg)in each columns and beams reviewed shows that the building has been classified as Strong Column Weak Beam (SCWB).
EVALUASI STRUKTUR KUDA-KUDA BAJA GEDUNG C FKIP UNIVERSITAS ISLAM RIAU BERDASARKAN SNI 03-1729-2002: Evaluation of Steel Truss on FKIP Building of Riau Islamic University Building with SNI 03-1729-2002 Suryadi Suryadi; Sri Hartati Dewi
JURNAL SAINTIS Vol. 15 No. 2 (2015)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (702.728 KB)

Abstract

[ID] Penelitian ini dilakukan pada gedung C Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau berdasarkan SNI 03-1729-2002 dimaksudkan untuk melihat sejauh mana efektifnya penggunaan bahan baja seperti gording dan dimensi profil kuda-kuda. Perhitungan gording menggunakan peraturan SNI 03-1729-2002 dengan metode statis tertentu, untuk menghitung panjang batang menggunakan metode analitis dan untuk pendimensian profil kuda-kuda menggunakan peraturan SNI 03-1729-2002 yang berbasis pada metode LRFD (Load Resistance and Factor Design) dengan analisis balok-kolom (beam-column). Dari hasil analisa antara dimensi profil existing dan evaluasi terdapat perbedaan berat yang cukup signifikan, profil evaluasi lebih efisien sebesar 16,53% dan berpengaruh terhadap harganya. Untuk gording tegangan yang terjadi adalah 49,31% dari tegangan leleh minimum, untuk gaya geser yang terjadi adalah 74,57% dan untuk lendutan yang terjadi adalah 21,33% dari lendutan yang diizinkan. dapat disimpulkan bahwa gording masih bisa diperkecil dan profil yang paling efisien digunakan untuk struktur kuda-kuda pada gedung C FKIP-UIR adalah profil WF 346.174.6.9. [EN] This research on the C buildings of FKIP of Riau Islamic University used SNI 03-1729-2002 meant to see which effective of materials such as steel truss. This research was using SNI 03-1729-2002 with static method, the length of element was using the analytical method and dimensian profiles was using SNI 03-1729-2002 based on the LRFD (Load and Resistance Factor Design) methods for beam-column (beam-column) analysis. The result of analysis are significant differences in weight, more efficient profile of 16.53% and price. For Stressing of gording is 49.31% from the minimum yield stress, to shear force is 74.57% and for the deflection is 21.33% from the deflection allowed. it can be minimized and the most efficient profile is WF 346.174.6.9.
Tinjauan Kapasitas Dukung Pondasi Bored Pile Menggunakan Formula Statis Dan Elemen Hingga 2D Pada Gedung E Fakultas Teknik Universitas Islam Riau: Review of Capacity to Support the Foundation of Bored Pile Using Static Formulas and Finite 2D Elements in Building E, Faculty of Engineering, Islamic University of Riau Ramanda Pratama; Anas Puri; Sri Hartati Dewi
JURNAL SAINTIS Vol. 18 No. 2 (2018)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1277.867 KB) | DOI: 10.25299/saintis.2018.vol18(2).3189

Abstract

[ID] Pondasi sebagai dasar bangunan harus mampu memikul seluruh beban bangunan dan beban lainnya, untuk diteruskan sampai kelapisan tanah atau batuan dibawahnya. Pemilihan jenis pondasi salah satunya disebabkan oleh jenis tanah dan jenis struktur atasnya, apakah termasuk konstruksi beban ringan atau beban berat, maka dari itu diperlukan stabilitas tanah itu sendiri agar mempunyai kapasitas dukung yang kuat. Tujuan dari penelitian ini menghitung kapasitas dukung aksial, kapasitas dukung lateral, penurunan, defleksi pondasi bored pile menggunakan metode statis dan elemen hingga 2D, menghitung tegangan geser efektif tanah dengan metode elemen hingga 2D yang kemudian membandingkan dengan beban bekerja dan syarat yang diizinkan. Dalam menganalisa beban bekerja pada bangunan dihitung menggunakan bantuan software Etabs v.9. Analisa kapasitas dukung pondasi bored pile tunggal menggunakan metode Aoki & Alancer, Schmertmaan & Nottingham, Begemaan, dan untuk menghitung kapasitas dukung pondasi bored pile (group) digunakan efisiensi kelompok tiang, sedangkan kapasitas lateral dan defleksi digunakan metode Broms dan penurunan pondasi bored pile tunggal menggunakan metode Dee Beer & Marten, untuk kelompok tiang menggunakan metode Vesic dan tegangan geser efektif tanah. Dan akan dilakukan analisa menggunakan elemen hingga 2D dengan bantuan software Plaxis 2D v.8.2. Dari hasil perhitungan dan persentase nilai terbesar kapasitas dukung (Qgall) pondasi bored pilegroup As I-39 dan As C-26 pada titik S-1 dengan metode Schmertmaan & Nottingham sebesar 128%, metode Begemaan sebesar 139% dan elemen hingga 2D sebesar 169% dan dinyatakan pondasi aman terhadap beban yang bekerja pada pile cap, sedangkan metode Aoki & Alancer sebesar 39%, dinyatakan tidak aman terhadap beban yang bekerja pada pile cap. Dan kapasitas beban lateralmetode Broms mampu memikul sebesar 167% dan elemen hingga 2D sebesar 105% dan dinyatakan aman terhadap beban horizontal yang bekerja. Sedang defleksi pondasi bored pile metode Broms sebesar 2,39 mm, elemen hingga 2D sebesar 3,46 mm, dan penurunan pondasi tunggal dengan metode Dee Beer & Marten sebesar 9,78 mm, elemen hingga 2D sebesar 36,40 mm dan pondasi bored pile group metode Vesic sebesar 21,87 mm dan elemen hingga 2D sebesar 16,78 mm, dapat dinyatakan defleksi dan penurunan memenuhi syarat yang diizinkan, dan tegangan geser efektif tanah tunggal tanpa interface dan dengan interface tidak memenuhi syarat yang diizinkan. [EN] Foundation, as the building basic must be able to carry the whole building load and other loads to be forwarded to the soil or rock layers underneath. Selection of the foundation type one caused by the type of soil and the type of structure above, whether included construction of a light load or a heavy load, therefore it needed the stability of the land itself in order to have a strong bearing capacity. The purpose of this studies are to calculate the axial bearing capacity, lateral bearing capacity, decreasing, and bored pile foundation deflection using static and 2D finite element method, and calculate effective shear stress of soil with 2D finite element method, then compare with the workload and terms are allowed. In analyzing the workload on buildings, the calculation using ETABS software v.9. Analysis of bearing capacity of single bored pile foundation use Aoki & Alancer, Schmertmaan & Nottingham, Begemaan method, and to calculate the bearing capacity of bored pile foundation (group) used the pile groups efficiency, while lateral capacity and deflection used Broms method and reduction single bored pile foundation used Dee Beer & Marten method, for pile group using Vesic method and effective shear stress of soil. And will be analyzed using 2D finite element with Plaxis 2D software v.8.2. From the calculation and the percentage of the bearing capacity greatest value (Qgall), bored pile group foundation As I-39 and As C-26 at S-1 point with Schmertmaan & Nottingham method amounted to 128%, Begemaan method amounted to 139% and the 2D finite element amounted to 169 % and foundation declared safe to the load on the pile cap, whereas Aoki and Alancer method amounted to 39%, declared unsafe to load on the pile cap. And the lateral load capacity Broms method capable of assuming at 167% and the 2D finite element about 105% and declared safe to horizontal workload. Bored pile foundation deflection with Broms method amounted to 2.39 mm, 2D finite element amounted to 3.46 mm, and a decrease in single foundation with Dee Beer & Marten method amounted to 9.78 mm, 2D finite element amounted to 36.40 mm and bored pile group foundation Vesic method amounted to 21.87 mm and 2D finite element amounted to 16.78 mm, it can be stated that deflection and decrease are eligible permitted, and effective shear stress of single soil with and without interface are ineligible permitted.