Soekimin Soekimin
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Majalah Patologi Indonesia

Ekspresi P53 Mutan dengan Jenis Histopatologik dan Derajat Diferensiasi Karsinoma Ovarium Dahliani Waruwu; Joko S. Lukito; Soekimin Soekimin
Majalah Patologi Indonesia Vol 25 No 2 (2016): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.044 KB)

Abstract

Latar belakang Kanker ovarium memiliki insidensi paling rendah di antara tumor ganas ginekologik, hanya 30%, namun memiliki angka mortalitas tertinggi dibandingkan seluruh keganasan pada sistem genitalia wanita. Jenis histopatologik yang terbanyak dari seluruh kanker ovarium adalah kanker yang berasal dari epitel permukaan ovarium (karsinoma ovarium). Etiologi pasti kanker ovarium belum jelas, namun banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya mutasi gen. Gen p53 merupakan tumor supressor gen yang berperan penting pada siklus sel dan apoptosis. Diperkirakan hampir 50% keganasan pada manusia akibat mutasi gen p53. Prognosis penderita karsinoma ovarium dipengaruhi berbagai faktor antara lain jenis histopatologi, grading dan overekspresi p53. Tujuan penelitian ini untuk melihat tampilan p53 mutan, tipe histopatologik dan derajat diferensasi karsinoma ovarium. Metode Penelitian deskriptif analitik dengan metoda cross sectional terhadap 49 sediaan histopatologik yang sudah didiagnosis sebagai karsinoma ovarium (epitel permukaan ovarium), kemudian dilakukan pewarnaan imunohistokimia antibodi primer anti p53 mutan. Penelitian dilakukan di Instalasi Patologi Anatomik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik dan Laboratorium Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Hasil Penelitian terhadap 49 sampel diperoleh hasil tampilan p53 mutan lemah sebanyak 16 kasus: 12 kasus (75%) malignant serous tumor dan 4 kasus (25,00%) malignant mucinous tumor. Tampilan p53 mutan sedang sebanyak 26 kasus:18 kasus (69,23%) malignant serous tumor, 8 kasus (30,77%) malignant mucinous tumor, tampilan p53 mutan kuat sebanyak 7 kasus: 6 kasus (85,71%) malignant serous tumor, dan 1 kasus (14,29%) malignant mucinous tumor. Uji statistik Kruskal-Wallis tidak ada perbedaan tampilan p53 mutan dengan jenis histopatologi, di mana nilai p value=0,67 (p>0,005). Tampilan p53 mutan lemah sebanyak 16 kasus (100%) well differentiated, tampilan p53 mutan sedang sebanyak 26 kasus: 3 kasus (11,54%) well differentiated, 17 kasus (65,38%) moderately differentiated, 6 kasus (23,08%) poorly differentiated. Tampilan p53 mutan kuat sebanyak 7 kasus (100%) poorly differentiated. Kesimpulan Uji statistik dengan Kruskal-Wallis ada perbedaan tampilan p53 mutan dengan derajat diferensiasi tumor di mana nilai p value = 0.0001 (p
Hubungan Ekspresi Protein Gene Product (PGP9.5) pada Lapisan Endometrium dan Jaringan Endometriosis di Ovarium Lokot Donna Lubis; Soekimin Soekimin; Joko S. Lukito
Majalah Patologi Indonesia Vol 25 No 2 (2016): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.755 KB)

Abstract

Latar belakang Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan endometrium yang terdiri dari epitel kelenjar maupun stroma ditemukan pada lokasi di luar rongga uterus. Pada penelitian endometriosis saat ini didapati perbedaan kepadatan distribusi serabut saraf antara penderita endometriosis dengan tanpa endometriosis. Beberapa petanda saraf digunakan untuk mengidentifikasi serabut saraf pada lapisan endometrium seperti protein gene product (PGP9.5) yang merupakan petanda spesifik untuk serabut saraf bermyelin dan tidak bermyelin. Ekspresi PGP 9.5 dapat dijumpai pada berbagai lesi endometriosis termasuk lesi endometriosis di ovarium. Tujuan penelitian ini adalah melihat apakah serabut saraf yang dipulas dengan PGP9.5 dijumpai pada lapisan fungsional endometrium dan jaringan endometriosis di ovarium pada penderita endometriosis ovarium dan melihat hubungan ekspresi keduanya. Metode Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah blok parafin berasal dari jaringan endometriosis di ovarium dan jaringan endometrium uterus. Sejumlah 50 sampel dipulas dengan imunohistokimia PGP9.5 dan hasil ekspresi pulasan serta hubungannya dianalisis dengan uji statistik. Hasil Serabut saraf yang terpulas PGP9.5 dijumpai pada lapisan fungsional endometrium pada 16% penderita dan distribusinya adalah 0,049±0,147/mm2. Serabut saraf yang terpulas PGP9.5 pada lesi endometriosis ovarium dijumpai pada 12% penderita dan distribusinya adalah 0,173 ± 0,498/mm2. Tidak terdapat hubungan antara serabut saraf yang terpulas dengan PGP9.5 pada lapisan fungsional endometrium dan pada lesi endometriosis di ovarium (p=0,422). Kesimpulan Tidak terdapat hubungan antara serabut saraf yang terpulas dengan PGP9.5 pada lapisan endometrium dan pada lesi endometriosis di ovarium. Kata kunci : endometriosis, endometriosis ovarium, imunohistokimia, lapisan endometrium, protein gene product (PGP9.5)
Hubungan Ekspresi Imunohistokimia Protein Gene Product (PGP9.5) dengan Derajat Histopatologi Tipe Adenokarsinoma Serosum dan Musinosum Ovarium Radita Nur Anggraini Ginting; T. Ibnu Alferraly; Soekimin Soekimin
Majalah Patologi Indonesia Vol 26 No 1 (2017): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.353 KB)

Abstract

Latar belakang Kanker ovarium merupakan kanker ginekologi yang dijumpai hampir 30% dari semua kanker organ reproduksi. Tipe paling umum dijumpai adalah kanker ovarium yang berasal dari epitel permukaan ovarium. Differensiasi menjadi jenis sel-sel epitel pada kanker ovarium jenis epitel berada pada kontrol yang sama dan nantinya akan menentukan jenis epitel pada organ sistem reproduksi wanita selama perkembangan embrionik. Protein gene product (PGP9.5) merupakan suatu peptide spesifik pada neuron yang menghilangkan ubiquitin dari protein-protein ubiquinated dan dapat berperan sebagai promoter hipermetilasi yang penting dalam gen transkripsi pada kanker. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan ekspresi imunohistokimia PGP9.5 pada berbagai derajat histopatologi kanker ovarium tipe adenokarsinoma serosum dan adenokarsinoma musinosum. Metode Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan dan pengumpulan blok parafin jaringan ovarium sebanyak 45 sampel terdiri dari 22 sampel adenokarsinoma serosum dan 13 sampel adenokarsinoma musinosum, dipulas dengan imunohistokimia PGP9.5 dan dilakukan interpretasi dengan menilai intensitas kualitas tampilan warna pada sel tumor. Hasil Berdasarkan analisa dengan uji Kruskal-Wallis didapati 26 sampel yang terpulas negatif dengan imunohistokimia PGP9.5 terdapat 13 kasus dengan derajat differensiasi well differentiated (50%), 6 kasus (23,1%) moderately differentiated dan 7 kasus (26,9%) poorly differentiated. Pada 5 sampel yang terekspresi lemah tedapat 4 kasus (80%) dengan well differentiated dan 1 kasus (20%) dengan poorly differentiated. Pada 4 kasus terekspresi sedang, terdapat 2 kasus (50%) pada well differentiated, 1 kasus (25%) pada moderately differentiated dan 1 kasus (25%) pada poorly differentiated. Pada 10 sampel yang terekspresi kuat, terdapat 2 kasus(20%) pada well differentiated dan 8 kasus (80%) pada poorly differentiated Kesimpulan Tidak ada hubungan ekspresi PGP9.5 dengan derajat histopatologi kanker ovarium tipe adenokarsinoma serosum dan adenokarsinoma musinosum (p-value >0,05). Kata kunci: adenokarsinoma musinosum, adenokarsinoma serosum, imunohistokimia, kanker ovarium, protein gene product (PGP9.5).
Hubungan Tumor-infiltrating Lymphocytes (TILs) dan Ekspresi Imunohistokimia Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) dengan Jenis Histopatologi dan Stadium Klinis Karsinoma Nasofaring Nancy Sartika Tambunan; Soekimin Soekimin; Joko S Lukito
Majalah Patologi Indonesia Vol 28 No 1 (2019): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.407 KB)

Abstract

Latar belakangKarsinoma nasofaring merupakan karsinoma yang berasal dari mukosa nasofaring, secara mikroskopis tampakberupa diferensiasi skuamosa. Beberapa molekul target telah diidentifikasi dalam spesimen tumor penderitakarsinoma nasofaring. VEGF merupakan faktor proangiogenik yang berperan dalam angiogenesis untukpertumbuhan tumor, invasi, dan metastasis tumor. Limfosit T dikenal sebagai main effector dari respon imunanti tumor, dan sering dihubungkan dengan gambaran klinis yang lebih baik. Penderita karsinoma nasofaringdapat diklasifikasikan berdasarkan stadium klinis dengan menggunakan sistem TNM. Tujuan penelitian iniuntuk mengetahui hubungan ekspresi imunohistokimia VEGF dan TILs dengan tipe histopatologi dan stadiumklinis karsinoma nasofaring.MetodePenelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel padapenelitian ini adalah slaid dan blok parafin dari jaringan nasofaring yang telah didiagnosis sebagai karsinomanasofaring. Sediaan dinilai kembali untuk penentuan jenis histopatologik dan TILs. Blok parafin tersebutkemudian dipulas dengan hematoksilin-eosin dan imunohistokimia VEGF (Biocare Medical®). TILs danekspresi VEGF dianalisis dengan Kruskal-Wallis untuk melihat hubungannya dengan jenis histopatologi danstadium klinis karsinoma nasofaring.HasilUji Kruskal-Wallis terhadap 42 kasus karsinoma nasofaring untuk melihat hubungan antara VEGF dengan tipehistopatologi dan stadium klinik menunjukkan hasil tidak bermakna (p=0,501 dan 0,772); hubungan antara TILsdengan tipe histopatologi dan stadium klinik juga tidak bermakna (p=0,884 dan 0,886) dan hubungan antaraVEGF dan TILs tidak bermakna (p=0,609).KesimpulanTidak ada hubungan yang bermakna antara ekspresi imunohistokimia VEGF dan TILs dengan tipe histopatologidan stadium klinis karsinoma nasofaring, serta tidak ada hubungan yang bermakna antara VEGF dan TILs
Hubungan Ekspresi Sex Determining Region Y Box 2 (SOX2) dengan Grading Histopatologi, Invasi Vaskular Intramural dan Ekstramural pada Adenokarsinoma Kolorektal Diana Rizki; Delyuzar Delyuzar; T. Ibnu Alferraly; Betty Betty; Soekimin Soekimin; Joko S. Lukito
Majalah Patologi Indonesia Vol. 32 No. 2 (2023): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55816/mpi.v32i2.617

Abstract

Background Incidence and mortality of colorectal carcinoma (CRC) worldwide varies widely (10 times). Ninety percent colorectal malignancies are adenocarcinomas. Expression SOX2 is associated with high tumor grade, invasion, metastasis as well as a prognostic predictor of colorectal adenocarcinoma. Objective: Analyze the association of SOX2 immunohistochemistry expression with histopathological grading, intramural and extramural vascular invasion in colorectal adenocarcinoma. Methods Analytical study using a cross-sectional approach on 35 samples from the Anatomic Pathology Unit, H. Adam Malik Hospital, Medan. Immunohistochemical staining of SOX2 mouse monoclonal antibody (Bioassay Technology Laboratory) was performed and expression assessed as low (0-3) and high (4-6). Differences in expression were analyzed by Chi-square and Mann-Whitney correlation tests. Results The most patients with colorectal adenocarcinoma were at age of 51-60 years (34.3%), male sex was more common (60%), the most tumor location was in the rectum (40%), the most depth of invasion was T3 (74.3%) , low grade was more common (60%), more intramural vascular invasion was found (40%), and the highest expression of SOX2 was found to high expression which mostly in the nucleus and cytoplasm (84.6%) There was no significant association between SOX2 expression and histopathological grading (p= 0.884) and there was no significant association between SOX2 expression and vascular invasion, both intramural and extramural (p= 0.390). Conclusion There was no significant association between SOX2 expression and histopathological grading and vascular invasion, both intramural and extramural.