Ida Septika Wulansari
Departemen Patologi Anatomik, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga Surabaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Ekspresi CK-18 dan SMA pada Karsinoma Mukoepidermoid dan Adenoma Pleomorfik Kelenjar Liur Ida Septika Wulansari; Willy Sandhika
Majalah Patologi Indonesia Vol 25 No 3 (2016): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.863 KB)

Abstract

Latar belakang Sebagian besar diagnosis karsinoma mukoepidermoid dapat ditegakkan dengan pulasan hematoxylin eosin. Pada beberapa kasus karsinoma mukoepidermoid terutama low grade sulit dibedakan dari lesi jinak, karena semua komponen tumor berdiferensiasi baik sehingga mirip dengan tumor jinak. Pulasan CK-18 dan SMA diduga dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis karsinoma mukoepidermoid. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis peran CK-18 dan SMA dalam menegakkan diagnosis karsinoma mukoepidermoid dan adenoma pleomorfik. Metode Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah blok parafin sediaan kelenjar liur dengan diagnosa karsinoma mukoepidermoid dan adenoma pleomorfik yang tersimpan di Laboratorium Patologi Anatomik RSUD Dr. Soetomo periode Januari 2010-Desember 2013. Sampel penelitian yang didapat adalah 14 kasus adenoma pleomorfik dan 12 kasus karsinoma mukoepidermoid dari seluruh kasus yang ditemukan. Blok parafin yang memenuhi kriteria dilakukan pewarnaan immunohistokimia dengan menggunakan antibodi CK-18 dan SMA. Derajat ekspresi CK-18 dan SMA dinilai berdasarkan kuantitatif. Perbedaan ekspresi CK-18 dan SMA pada karsinoma mukoepidermoid dan adenoma pleomorfik dianalisis dengan menggunakan uji statistik. Hasil Dari 12 kasus karsinoma mukoepidermoid rerata usia penderita 40,83 ± 14,35 tahun, dan 14 kasus pleomorfik adenoma rerata usia penderita 50,26 ± 16,22 tahun. Ekspresi CK-18 pada adenoma pleomorfik 30% sebanyak 5 kasus. Sedangkan ekspresi CK-18 pada karsinoma mukoepidermoid 30% sebanyak 12 kasus. Ekspresi SMA pada adenoma pleomorfik 30% 13 kasus dari 14 kasus dan ekspresi SMA pada karsinoma mukoepidermoid yang merata pada 0% sebanyak 12 kasus. Uji statistik antara ekspresi CK-18 dan SMA pada karsinoma mukoepidermoid dan adenoma pleomorfik menunjukkan perbedaan bermakna (p