Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN KEPATUHAN DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS LABORATORIUM KLINIK DI RUMAH SAKIT BAPTIS KOTA KEDIRI Moch Fatkhun Nizar; Hartati Tuna; Ningsih Dewi Sumaningrum
Preventia : The Indonesian Journal of Public Health Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.298 KB) | DOI: 10.17977/um044v1i1p1-6

Abstract

Abstract: Compliance officer clinical laboratories in the use of Personal Protective Equipment (PPE) may reduce the risk of accidents or occupational diseases. Compliance is influenced by the characteristics of workers. This research aims to study the relationship between the characteristics of workers with compliance in the use of personal protective equipment at the clinic laboratory officer at Baptist Hospital Kediri. This type of research was observational Analytical. The study population was all clinical laboratory workers Baptist Hospital Kediri numbered 13 people consisting of 8 officers analysts, two helpers analysts, and 3 nurses samplers patients. By using total sampling technique, obtained the sample size, which is 13 respondents. Collecting data using questionnaires and observation sheets. Analysis of data using statistical test of Rank Spearman to analyze each of the factors that affect the characteristics of workers to compliance with PPE use of clinical laboratory workers. Based on these results known clinical laboratory workers who are obedient to the use of PPE amounted to 76.92%. Age (0.075> 0.05) are not related to compliance in the use of PPE. And education (0.014 <0.05), tenure (0.009 <0.05), knowledge (0.009 <0.05), no relation to compliance in the use of PPE. The conclusion from this study is there is no relationship between age and compliance in the use of PPE. There is a relationship between education, employment, knowledge of compliance in the use of PPE.Keywords: characteristics of workers, complianceAbstrak: Kepatuhan petugas laboratorium klinik dalam pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dapat mengurangi resiko kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Kepatuhan dipengaruhi oleh karakteristik pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan karakteristik pekerja dengan kepatuhan dalam pemakaian alat pelindung diri pada petugas laboratorium klinik di Rumah Sakit Baptis Kota Kediri. Jenis penelitian yang digunakan adalah Observasional Analitik. Populasi penelitian ini adalah semua petugas laboratorium klinik Rumah Sakit Baptis Kota Kediri yang berjumlah 13 orang terdiri dari 8 petugas analis, 2 pembantu analis, dan 3 perawat pengambil sampel pasien. Dengan menggunakan teknik total sampling, diperoleh jumlah sampel, yaitu 13 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis data menggunakan uji statistik Rank Spearman untuk menganalisis masing-masing faktor yang mempengaruhi karakteristik pekerja dengan kepatuhan pemakaian APD petugas laboratorium klinik. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui petugas laboratorium klinik yang patuh terhadap pemakaian APD sebesar 76,92%. Usia (0,075> 0,05) tidak ada hubungan dengan kepatuhan dalam pemakaian APD. Dan pendidikan (0,014 < 0,05), masa kerja (0,009 < 0,05), pengetahuan (0,009 < 0,05), ada hubungan dengan kepatuhan dalam pemakaian APD. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara usia dengan kepatuhan dalam pemakaian APD. Ada hubungan antara pendidikan ,masa kerja, pengetahuan dengan kepatuhan dalam pemakaian APD.Kata kunci: karakteristik pekerja, kepatuhan
PERBANDINGAN ANTARA BAHAN KONTROL KOMERSIAL MERK DIASYS-TRULAB N DENGAN SIEMENS-BIORAD LEVEL 1 TERHADAP AKURASI UNTUK PEMERIKSAAN GLUKOSA, KOLESTEROL DAN ASAM URAT Hartati Tuna; Anggraeni Widyaningsih
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.18 KB)

Abstract

Latar belakang:. Mutu pemeriksaan di laboratorium dipengaruhi oleh penetapan mutu internal dengan penggunaan bahan kontrol. Tujuan: Mengetahui perbedaan akurasi pemeriksaan pengukuran glusosa, asam urat, dan kolesterol menggunakan bahan kontrol komersial merk Diasys-TruLab N dengan merk Siemens-BioRad. Metode: Penelitian ini merupakan studi komparatif dengan membandingkn akurasi bahan kontrol komersial merk Diasys-TruLab sebanyak 280 μL dan merk Siemens-BioRad Level 1 sebanyak 161 μL untuk pengukuran glukosa, asam urat, dan kolesterol. Hasil perhitungan akurasi yang selanjutnya dilanjukan uji T dan uji Man Whitney. Hasil: Perhitungan akurasi bahan kontrol Diasys-TruLab N nomor LOT 20270 memiliki rata-rata akurasi glukosa 97.67%, kolesterol 93.22%, asam urat 93.9% dan Siemens-BioRad Level 1 memiliki rata-rata akurasi glukosa 91.66%, kolesterol 84.43%, asam urat 87.29%. Simpulan dan saran: Pengukuran glukosa, asam urat, dan kolesterol menggunakan Diasys-TruLab memikili akurasi lebih tinggi dibandingkan dengan Siemens-BioRad. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan bahan kontrol dengan level lain untuk mengetahui akurasi lebih lanjut selain bahan kontrol dengan level normal.
Pengaruh Senam GITA terhadap IMT dan HbA1C Pada Lansia dengan Diabetes Melitus Anindini Winda Amalia; Paramita Ratna Gayatri; Hartati Tuna
Faletehan Health Journal Vol 7 No 03 (2020): Faletehan Health Journal, November 2020
Publisher : Universitas Faletehan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33746/fhj.v7i03.168

Abstract

Physical exercise has become a therapeutic regiment in the management of diabetes mellitus. GITA gymnastics is a physical exercise that can be done by the elderly with diabetes mellitus to control their blood sugar levels. This research is quasi experimental with pre-post control group design. Respondents are elderly with diabetes mellitus in Prolanis, Kediri City. Respondents are 20 people, divided into two groups: gymnastic groups (10 people) and control groups (10 people). The gymnastic group was given GITA training for 12 weeks, 3 times a week, with duration of 30 minutes every session. Meanwhile, the control group wasn’t received treatment. The results of this study showed that the gymnastic group experienced a significant BMI change with p value 0.000001 (p <0.01) and the HbA1C of the gymnastics group experienced a significant change witn p value 0.000077 (p <0.05). In the T-test, there was a significant difference in the mean between BMI with p value 0.000006 (p<0.05) and HbA1C with p value 0.000006 (p<0.05) in the gymnastic group and the control group before and after the intervention. GITA exercise for 12 weeks is effective in controlling BMI and HbA1C in the elderly with diabetes mellitus.
Mekanisme Molekuler Imunomodulasi oleh Huangqi (Astragali Radix) Menggunakan Sistem Farmakologi Jejaring Raymond Rubianto Tjandrawinata; Anindini Winda Amalia; Hartati Tuna; Viedya Novalinda Said; Santi Tan
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 20 No 2 (2022): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/jifi.v20i2.1301

Abstract

Astragali Radix (Astragalus membranaceus (Fisch.) Bge. var. mongholicus (Bge.) Hsiao, also known as Huangqi) has been used to improve stamina and immunity for thousands of years. However, the bioactive components and their mechanisms are still unclear, limiting its clinical application. In this research, for the first time, network pharmacology was used to investigate the molecular mechanisms of Huangqi and its bioactive components that play an important role in improving the immune system. An amount of 1,430 immunomodulation-related target proteins was collected from the human genome database, with 171 target proteins from 20 bioactive components, and resulted in 60 intersection target proteins. Subsequently, the networks of common target and protein-protein interaction (PPI) were analyzed. The results showed that Huangqi influenced the modulations of lymphocytes (B cells and T cells), natural killer cells, macrophages, cytokines, immunoglobulins, and immune signal transduction. To a certain limit, this study revealed the potential bioactive components and pharmacological mechanisms of Huangqi in immunomodulation. It was able to direct novel drug development for treating immune system deficiency.
THE EFFECT OF PHYSICAL ACTIVITY AND IMT ON BLOOD GLUCOSE LEVELS AND HYPERTENSION : PENGARUH AKTIVITAS FISIK DAN IMT TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH DAN HIPERTENSI Mely Purnadianti; Maria Riyaniarti; Hartati Tuna; Rizal Aditya Hermawan; Adilia Hayuningrum
Jurnal Sintesis: Penelitian Sains, Terapan dan Analisisnya Vol 3 No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Fakultas Sains, Teknologi, dan Analsisi Institut ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56399/jst.v3i1.28

Abstract

Aktivitas fisik merupakan gerakan tubuh oleh otot rangka yang bekerja dan memerlukan energi yang meliputi seluruh kegiatan di rumah, di tempat kerja, atau aktivitas lainnya. Aktivitas fisik dapat berpengaruh pada metabolisme tubuh. Aktivitas fisik kurang dapat berpengaruh pada metabolisme tubuh yang disebabkan oleh energi yang masuk dan keluar tidak seimbang serta dapat mempengaruhi indeks massa tubuh. Jika berlangsung lama dan tanpa ada perbaikan, dapat berpengaruh pada kadar glukosa darah, kerja insulin serta reseptor – reseptornya. Kerja insulin den reseptor yang terganggu dapat menimbulkan hiperglikemia. Kadar glukosa darah tinggi yang tidak terkontrol dapat memicu terbentuknya AGEs, yaitu zat yang dibentuk dari gula yang berlebih dan protein pada pembuluh darah. AGEs dapat merusak dinding pembuluh darah dan menarik lemak jenuh sehingga terbentuk plaq yang menghambat aliran darah sehingga tekanan darah meningkat dan menjadi hipertensi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengaruh aktivitas fisik dan IMT terhadap peningkatan glukosa darah dan hubungannya dengan hipertensi pada wanita dewasa. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross Sectional dan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian berdasarkan uji statistik yaitu terdapat pengaruh hubungan antara aktivitas fisik dan IMT terhadap peningkatan glukosa darah dengan p-value 0.001 tetapi tidak terdapat hubungan antara glukosa darah dengan hipertensi dengan p-value 0.336.
Hubungan Kadar Glukosa Darah dengan Glomerular Filtration Rate (GFR) Pada Pasien Diabetes Melitus dengan Obesitas Di RSU Daha Husada Kediri Hartati Tuna; MM.Riyaniarti Estri Wuryandari; Muh. Shofi
Jurnal Sintesis: Penelitian Sains, Terapan dan Analisisnya Vol 3 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Fakultas Sains, Teknologi, dan Analsisi Institut ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56399/jst.v3i2.70

Abstract

Obesitas adalah akumulasi lemak tubuh manusia melebihi jumlah yang dibutuhkan sehingga sel beta pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang cukup untuk memenuhi asupan kalori, menyebabkan kadar glukosa darah meningkat. Diabetes merupakan penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat. Kadar glukosa darah yang tinggi berdampak pada pembuluh darah diginjal dan dapat mempengaruhi fungsi ginjal, sehingga terjadi perubahan estimasi GFR. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kadar glukosa darah dengan Glomerular Filtration Rate (GFR) pada pasien diabetes melitus dengan obesitas. Desain penelitian adalah cross sectional. Pada penelitian ini terdapat sebanyak 27 responden yang diambil menggunakan tehnik sampling purposive sampling. Hasil dari uji spearman rank didapatkan hasil nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,033 (p=<0,05) dengan nilai koefisien correlation (r) sebesar -0,411 yang artinya ada hubungan hubungan kadar glukosa darah dengan Glomerular Filtration Rate (GFR) pada pasien diabetes melitus dengan obesitas.