Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Letak Conus Medularis terhadap Vertebra Menggunakan Hasil Pencitraan Magnetic Resonance Imaging di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung untuk Anestesi Spinal - Nurfitriani; Abdul Muthalib Nawawi; Dedi Fitri Yadi; Farhan Anwary
Jurnal Anestesi Perioperatif Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1164.456 KB)

Abstract

Kepentingan dari conus medularis bagi dokter spesialis anestesi adalah saat dilakukan tindakan anestesi spinal yang memiliki risiko terjadi trauma medula spinalis yang serius. Conus medularis dapat diidentifikasi melalui hasil pencitraan magnetic resonance imaging (MRI). Penelitian yang dilakukan sekarang bertujuan untuk mengetahui distribusi letak ujung conus medularis pada orang Indonesia secara observasional deskriptif dengan menggunakan hasil pencitraan magnetic resonance imaging (MRI) lumbosakral. Penelitian dilakukan melalui pemeriksaan terhadap letak ujung conus medularis secara retrospektif pada 135 hasil pencitraan MRI pasien usia 18–65 tahun dari bulan Januari 2013 hingga Maret 2014 di Departemen Radiologi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. Dari penelitian ini didapatkan letak ujung conus medularis paling banyak berada setinggi sepertiga tengah L1, dengan rentang mulai dari setinggi sepertiga tengah T12 hingga sepertiga bawah L2. Berdasarkan parameter jenis kelamin didapatkan distribusi letak conus medularis pada perempuan cenderung lebih kaudal dibandingkan dengan laki-laki.Kata kunci: Conus medularis, magnetic resonance imaging, orang IndonesiaDetermination of Conus Medullaris Position within the Vertebra using Magnetic Resonance Imaging in Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung for Spinal Anesthesia PurposeAbstractThe position of conus medullaris is important to be identified by anesthesiologists during spinal anesthesia to avoid serious spinal cord trauma risk. Conus medullaris can be accurately identified through magnetic resonance imaging (MRI) images. The aim of this study was to determine the distribution of conus medullaris in Indonesians through a descriptive observation using magnetic resonance imaging (MRI) images of lumbosacral. The locations of conus medullaris were observed retrospectively on 135 MRI images scanned, aged 18–65 years, during the period of January 2013 to March 2014 at the Departement of Radiology, Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung. From this study, it was revealed that the conus medullaris are mostly located at the middle third of L1, ranging from the middle third of T12 to the lower third of L2. With gender as a parameter, it was shown that the distribution of conus medullaris in women tends  to be more caudal than in men.Key words: Conus medullaris, Indonesian, magnetic resonance imaging DOI: 10.15851/jap.v2n3.333
Relationship between Types of Cervical SpineTrauma and Occurrence of Neurological Deficits Syaiful Anwar; Agus Hadian Rahim; Farhan Anwary
Althea Medical Journal Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.86 KB) | DOI: 10.15850/amj.v4n2.1084

Abstract

Background: About 3,500 people died each year due to neck injury, according to a study in the USA. Trauma at cervical spine level causes injury in soft tissue, cervical vertebrae, and spinal cord that can cause neurological deficits. The aim of this study was to analyze the relationship between type of cervical trauma and the occurrence of neurological deficits.Methods: An analytic study was carried out to 121 medical records of patients  diagnosed with cervical spine trauma at Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung in the period of January 2010−December 2012.  Data were classified according to age, sex, period of initial visit to hospital, mechanism of trauma, cervical trauma type, fracture’s or dislocation’s location (without any other vertebral injury) and neurological status. The collected data were analyzed using Chi-Square test and presented in tables.Results: There were 121 cases of cervical spine trauma. Most patients were male and in the productive age group (30−44 years). Most of the initial visits to the hospital were in 2010 and most of the mechanism was traffic accident (46.28%), while soft tissue injury was the most common type of cervical trauma (54.54%) and lower cervical vertebrae was the most common location of fractures or dislocations (76.36%). Sixty two patients were recorded with neurological deficits. Chi-Square test of relationship between  the type of cervical trauma and the occurrence of neurological deficit was statistically significant (p=0.000).Conclusions: There is relationship between the type of cervical trauma and occurrence of neurological deficits. DOI: 10.15850/amj.v4n2.1084
Spinal Schwannoma Kistik Intradura Ira Safitri; Rully Hanafi; Farhan Anwary
Jurnal Ilmu Kedokteran Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Ilmu Kedokteran
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.005 KB) | DOI: 10.26891/JIK.v8i1.2014.29-33

Abstract

Spinal schwannoma kistik intradura merupakan jenis tumor yang jarang ditemukan. Schwannoma merupakantumor jinak yang berkembang dari sel Schwann yang terdapat pada lapisan pembungkus saraf dan merupakan tumorspinal intradura yang paling sering ditemukan. Umumnya tumor schwannoma spinal merupakan massa solid atausolid heterogen dan jarang ditemukan dalam bentuk kistik.Suatu kasus, seorang laki-laki umur 43 tahun datang dengan keluhan utama lemah kedua tungkai. Sejak 2,5bulan sebelumnya pasien merasakan nyeri tulang ekor menjalar ke tungkai kanan dan bertahap diikuti keluhan lemahtungkai kanan. Selanjutnya diikuti dengan nyeri dan kesemutan kaki kiri dan kemudian dirasakan kelemahan kakikiri dan sulit defekasi dan miksi sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging(MRI) lumbosacral dengan kontras menunjukkan gambaran lesi kistik, sebagian bersepta-septa, intradura,mengobliterasi canalis spinalis setinggi corpus vertebra torakal 12 sampai sacral 2 yang memberikan enhancementterhadap kontras pada septa dan tepinya. Pasien menjalani operasi laminektomi dan didapatkan massa tumor intradura,berbatas tegas dengan cord dan radix berbentuk tubular sepanjang 20 cm, dengan bagian yang kistik berisi cairankental kekuningan dan bagian yang solid berwarna merah kebiruan mudah berdarah, tidak berkapsul, berbatas tegas,spinal cord terdorong ke anterosuperior, cauda equina terdorong ke lateral kanan dan kiri, tumor terangkat 100 %.Secara makroskopis saat operasi, massa tumor di duga sebagai myxopapillary ependymoma.Pemeriksaan patologianatomi kemudian memastikan bahwa tumor tersebut adalah schwannoma. Setelah operasi keadaan pasien membaikdengan perbaikan motorik pada kedua tungkainya.