Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis

BID’AH HASANAH TRANSAKSI EKONOMI ISLAM (Terminologi Bid’ah Ulama) nurhadi nurhadi
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Vol. 15 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jieb.v15i2.1467

Abstract

Abstrak: Kaidah dasar dalam kajian fiqih muamalah adalah al-ashlu fil mu’amalah al-ibahah, illa ma dalla dalilun ‘ala tahrimihi, maksudnya hukum asal perbuatan dalam muamalah adalah boleh, kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Penggunaan istilah Ekonomi Islam adalah bagian dari bid’ah agama, yang muncul pada tahun 1940-an di Negara India. Demikian menurut pendapat Timur Kuran, Profesor Ekonomi Politik, ia berpendapat sesuai dengan hasil penelitianya, membuktikan bahwa Ekonomi Islam sama sekali tidak dapat ditemukan dalam tradisi Islam. Sehingga istilah-istilah dan lembaga-lembaga bisnis sekarang yang tidak ada contoh dari Nabi dan tidak pernak ada pada zaman nabi adalah bid’ah. Nah, lalu apakah yang dimaksud dengan bid’ah menurut para ulama dan adakah bid’ah-bid’ah dalam ekonomi Islam. Hasil pembahasan menyatakan, bid’ah adalah setiap perbuatan yang tidak ada dan tidak dilakukan pada zaman Nabi yang bertentagan dengan nash al-Qur’an dan sunnah serta mashlahah. Melihat praktek ekonomi modern, maka banyak bid’ah-bid’ah dalam ekonomi Islam, diantaranya adalah istilah ekonomi Islam itu sendiri. Kegiatan dari ekonomi Islam di Indonesia yang merupakan bid’ah adalah perbankan syariah, zakat propesi dan lainya. Secara etimologi ketiganya disebut dengan bid’ah, namun secara terminology belum dapat dikatakan bid’ah. Sedangkan kaidah fiqih menjelasan “al-ashlu fil mu’amalah al-ibahah, illa ma dalla dalilun ‘ala tahrimihi”, kaedah inilah yang menutup pemaknaan konotasi buruk dari ungkapan bid’ah, menjadi bid’ah hasanah (baik) karena mengandung banyak kemashlahatan untuk manusia. Kata Kunci: Bid’ah Hasanah, Transaksi Ekonomi Islam Abstract: The basic rule in the study of fiqih muamalah is al-ashlu fil mu'amalah al-ibahah, illa ma dalla dalilun 'ala tahrimihi, meaning the law of origin of deeds in muamalah is okay, unless there is a proposition that forbid it. The use of the term Islamic Economics is part of the religious heresy, which emerged in the 1940s in the State of India. Thus in the opinion of the Eastern Kuran, Professor of Political Economy, he argues in accordance with the results of his research, proving that Islamic Economics can not be found in Islamic tradition. So the terms and institutions of business now that there is no example of the Prophet and not necessarily present in the time of the prophet are heresy. Well, then what is meant by heresy according to the scholars and is there bid'ah-bid'ah in Islamic economy. The result of the discussion states that heresy is any act that does not exist and is not done at the time of the Prophet which contradicts the texts of the Qur'an and sunna and mashlahah. Seeing modern economic practice, then many bid'ah-bid'ah in Islamic economics, among them is the term Islamic economics itself. The activities of Islamic economics in Indonesia which are bid'ah are syariah banking, zakat propesi and others. Etymologically all three are called heresy, but in terminology can not be said bid'ah. While the rule of fiqih explains "al-ashlu fil mu'amalah al-ibahah, illa ma dalla dalilun 'ala tahrimihi", this is the kaedah closing the meaning of bad connotation of the expression bid'ah, a bid'ah hasanah (good) because it contains many kemashlahatan for humans. Keywords: Bid'ah Hasanah, Transaction Economy Islam