Kuntoro Kuntoro
Universitas Airlangga

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Ageing and Secular Social Involvement: Exploring to Subjective Wellbeing Rachmah Indawati; Kuntoro Kuntoro; Hari Basuki Notobroto; Mochammad Bagus Qomaruddin
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 5, No 4: December 2016
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.433 KB) | DOI: 10.11591/ijphs.v5i4.4851

Abstract

Religion and Spirituality can provide a unique perspective on life outcomes. The study to deepen subjective well being by exploring its relationships with religious and spirituality (secular values) and characteristics individu by the graph. Data were obtained from survey. The sample was drawn from the population aged 70 or more years in Surabaya by simple random sampling. The instrument using the Philadelphia geriatric center morale scale (PGCMS) and the self spirituality and religious. Most respondents reported being 'low of religiousity and spirituality’ in their lives. The mean PGCMS score was 7.89. The median PGCMS score was 8, 57.4% (139) score PGCSM above the median and 42.6% (103) score PGCSM under the median. Among elderly who were included the high well being category (PGCSM≥10) was 27.2% and most of elderly 72.7% didn’t have good well being. The elderly people who describe themselves as religious are showed graph constant. The graph of self religious is equal according to characteristic individu (age, men and women, marital status). The elderly who describe themselves as spiritual are likely to report greater or lower perceived well being. Exploring using the graph showed different according to characteristic individu. Elderly who demonstrated subjective well being were more likely to male and not married. Elderly’s perception of spirituality depends on characteristic individuals and experience in which individuals live.
PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR DENGAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGESSION (GWPR) Sisvia Cahya Kurniawati; Kuntoro Kuntoro
Geoid Vol 10, No 2 (2015)
Publisher : Department of Geomatics Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.53 KB) | DOI: 10.12962/j24423998.v10i2.807

Abstract

Kematian bayi merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan agar berhasil dibutuhkan adanya ketersediaan data/informasi yang akurat untuk mendukung proses pengambilan keputusan dan perencanaan program. Salah satu data informasi yang bisa digunakan adalah data spasial, dengan mengikutsertakan informasi koordinat lokasi karena kondisi geografis, sosial budaya dan ekonomi tentunya akan berbeda antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain, sehingga faktor yang berkontribusi terhadap kematian bayi antara wilayah satu dan wilayah yang lain juga akan berbeda. Oleh sebab itu penelitian ini menggunakan metode statistik Geographically Weighted Poisson Regression (GWPR) untuk mempermudah menggambarkan parameter lokal yang dapat menjelaskan variasi spasial dalam hubungan antara kasus kematian bayi di Jawa Timur dengan faktor yang berkontribusi. Sejumlah model harus dievaluasi dan nilai AIC untuk setiap model harus dibandingkan untuk mendapatkan model yang terbaik. Model yang terbaik adalah model dengan nilai AIC terendah. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat perbedaan mengenai faktor yang signifikan terhadap jumlah kematian bayi di kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, faktor tersebut adalah jumlah fasilitas kesehatan, pertambahan Produk Domestik Regional Bruto (konstan), Angka Melek Huruf (AMH), persentase imunisasi dasar lengkap, dan persentase persalinan non medis. Nilai AIC antara model regresi global dan model GWPR dilakukan perbandingan, diketahui bahwa model GWPR merupakan model yang lebih baik untuk menganalisa data AKB di Provinsi Jawa Timur.