Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antar manusia dan berlangsung sepanjang hidupnya dalam masyarakat. Interaksi sosial membuat manusia tidak merasakan kesepian. Perasaan sepi ini sering dialami oleh lansia dan biasanya cenderung mengarah kearah yang kurang baik sehingga terjadi penurunan derajad kesehatan dan peran sosial lansia. Hal ini juga akan mengakibat lansia kehilangan pekerjaan dan merasa menjadi individu yang kurang mampu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup pada lansia di Posyandu Lansia Melati, Dusun Karet, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian non-eksperimen dengan desain studi korelasional metode pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah 50 responden, pemilihan sampel menggunakan total sampling. Pengumpulan data dengan wawancara dan kuesioner. Kuesioner yang digunakan yaitu kuesioner interaksi sosial dengan skala likert, dan kuesioner kualitas hidup lansia yaitu dengan HTQL dari sf-36 WHO. Analisa data statistik menggunakan rumus korelasi kendall-Tau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lansia memiliki interaksi sosial yang cukup yaitu 37 responden (74%) dan sebagian besar memiliki kualitas hidup yang baik yaitu sebanyak 40 orang (80%). Hasil uji korelasi menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia dengan nilai signifikan () value 0,017 < 0,05 dan koefisien korelasi sebesar 2,383. Dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial berhubungan dengan kualitas hidup lansia dimana semakin baik interaksi sosial maka kualitas hidup lansia akan semakin baik.