This Author published in this journals
All Journal KOMUNIKATIF
Illona Grace Undap Pondaag
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Penindasan Perempuan Dan Alam Dalam Perspektif Ekofeminisme Pada Film “Maleficent” Illona Grace Undap Pondaag; Akhsaniyah Akhsaniyah; Noveina Silviyani Dugis
KOMUNIKATIF : Jurnal Ilmiah Komunikasi Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi UKWMS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jk.v6i2.1711

Abstract

Tulisan ini mengulas relasi antara penindasan perempuan dan alam dalam sebuah film produksi Disney yang berjudul Maleficent. Pada film-film produksi Disney sebelumnya yang bertemakan ala puteri selalu menggambarkan perempuan sebagai sosok yang lemah dan pasif. Sangat berbeda dengan penggambaran perempuan dalam film Maleficent oleh Disney ini. Diceritakan dengan kisah yang berbeda dengan dongeng klasiknya yang berjudul “Sleeping Beauty”, film Maleficent menampilkan perempuan sebagai sosok yang kuat, mandiri, penyayang, dan keibuan. Namun, meski penggambaran ini seolah menyanjung perempuan, ternyata penggambaran ini malah justru sebagai bentuk penindasan terhadap perempuan. Fokus penelitian ini adalah bagaimana representasi perempuan dan alam dalam perspektif ekofeminisme dalam film Maleficent. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya kajian-kajian penelitian komunikasi, terutama kajian mengenai analisis semiotika. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sedangkan metode penelitian yang digunakan analisis semiotika Roland Barthes yang melihat pada tiga tahapan pemaknaan yaitu denotasi, konotasi, dan mitos. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa film ini merepresentasikan terjadinya eksploitasi terhadap alam oleh manusia yang berlangsung seiring dengan penindasan terhadap perempuan, sehingga pembebasan terhadap alam harus dilakukan dengan mmbongkar relasi antara laki-laki (penguasa) dan perempuan. Sebab dalam berbagai tradisi yag berkembang di masyarakat, perempuan punya ikatan lebih erat dengan alam.