Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN Tagetes erecta L. DENGAN PEMBERIAN BEBERAPA KOSENTRASI PACLOBUTRAZOL Dwi Zulfita; Agus Hariyanti
Agrika Vol 14, No 2 (2020)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v14i2.1460

Abstract

ABSTRAKBudidaya tanaman Tagetes erecta L  di Kalimantan Barat sampai saat ini belum banyak dilakukan. Usaha pengembangan budidaya tanaman T. erecta L di Kalbar mempunyai potensi dan prospek yang baik. Salah satu permasalahan budidaya tanaman T. erecta L. adalah tanaman yang cukup tinggi dengan percabangan yang banyak dan mudah rebah apabila akan dijadikan tanaman hias dalam pot. Salah satu usaha yang dapat dilakukan  untuk membuat tanaman ini menjadi tanaman hias pot yang memiliki nilai estetika tinggi adalah dengan pemberian zat penghambat tumbuh (growth retardant)  paclobutrazol. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan konsentrasi paclobutrazol terbaik untuk pertumbuhan dan pembungaan T. erecta L. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan yaitu p1 (Paclobutrazol konsentrasi 50 ppm), p2= (Paclobutrazol konsentrasi 100 ppm), p3 (Paclobutrazol konsentrasi 150 ppm) dan p4 (Paclobutrazol konsentrasi 200 ppm).  Variabel yang diamati adalah volume akar, tinggi tanaman, waktu berbunga, jumlah kuntum bunga dan diameter bunga. Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis varians (uji F taraf 5%).Apabila uji F menunjukkan adanya pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  konsentrasi paclobutrazol 200 ppm paling baik dalam mempengaruhi pertumbuhan dan pembungaan T. erecta L.ABSTRACTThe cultivation of Tagetes erecta L. plant in West Kalimantan has not been done much conducted. Effort to develop the plant in West Kalimantan has a good potential and prospect. One of the problems of it’s cultivation is the height of the plant that is really tall with a lot of branches. When potted, this plant is likely to fall down. Making this plant more estetical can be done by giving growth retardant paclobutrazol. The purpose of this study was to obtain the best concentration of paclobutrazol for the growth and flowering of T. erecta L. The study was conducted with a completely randomized design with 4 treatments and 6 replications. Paclobutrazol concentration factors consist of 4 levels, namely p1 (Paclobutrazol concentration of 50 ppm), p2 = POC (Paclobutrazol concentration of 100 ppm), p3 (Paclobutrazol concentration of 150 ppm) and p4 (Paclobutrazol concentration of 200 ppm). The variables observed were including root volume, plant height, flowering time, number of flower buds and flower diameter. The observed data were statistically analyzed using analysis of variance (F test level of 5%). If the F test showed a significant effect, the test will be continued with Duncan's multiple range test at 5% level. The results showed that the concentration of paclobutrazol 200 ppm was the best in influencing the growth and flowering of T. erecta L. 
Respons Fisiologis dan Komponen Hasil Jagung Manis skibat Pemberian Pupuk Hayati dan NPK di Lahan Gambut Dwi Zulfita; Setia Budi; Agus Hariyanti; Rahmidiyani Rahmidiyani
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 22 No 1 (2022): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v22i1.2890

Abstract

Tanaman Jagung Manis merupakan komoditas yang digemari oleh masyarakat dengan permintaan yang tinggi namun produktivitas di masyarakat masih rendah. Salah satu faktor pembatas pertumbuhan tanaman jagung manis adalah kesuburan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mencari efektivitas penggunaan beberapa pupuk hayati yang dapat mengefisienkan penggunaan pupuk NPK terhadap respon fisiologis dan komponen hasil jagung manis pada lahan gambut. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah faktorial Rancangan Acak Kelompok perlakuan faktorial (RAK). Faktor pertama adalah pupuk hayati (H) terdiri dari 3 aras yaitu h1 (Pupuk hayati Bio Ekstrim) dengan konsentrasi 5 ml/L, h2 (Pupuk hayati Bio Nano) dengan konsentrasi 1 ml/L dan h3 (Pupuk hayati Bio Optifarm) dengan konsentrasi 2 ml/L. Konsentrasi perlakuan pupuk hayati mengikuti konsentrasi anjuran pada kemasan. Faktor kedua adalah Pupuk NPK Mutiara 16:16:16 (P) terdiri dari 3 aras yaitu p1 (400 kg/ha atau 7,5g/tanaman), p2 (300 kg/ha atau 5,6 g/tanaman) dan p3 (200 kg/ha atau 3,73 g/tanaman). Variabel fisiologis tanaman adalah Indeks Luas Daun, Laju Asimilasi Bersih, Laju Pertumbuhan Tanaman dan variabel komponen hasil meliputi bobot per tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol dan diameter tongkol. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis varians (uji F), apabila uji F menunjukkan adanya pengaruh nyata dari masing-masing perlakuan maupun interaksinya maka dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Proses fisiologis dan komponen hasil jagung dengan pemberian pupuk hayati Bio Optifarm lebih baik dibandingkan tanaman jagung dengan pemberian pupuk hayati Bio Nano dan pupuk hayati Bio Ekstrim. Perlakuan pupuk NPK takaran 50% dari takaran anjuran (200 kg/ha) menunjukkan proses fisiologis dan komponen hasil jagung yang paling baik dibandingkan dengan pupuk NPK takaran anjuran (400 kg/ha) dan pupuk NPK takaran 75% takaran anjuran (300 kg/ha). Interaksi pupuk hayati Bio Optifarm disertai dengan pupuk NPK takaran 200 kg/ha menunjukkan proses fisiologis dan komponen hasil tanaman jagung yang paling baik pada lahan gambut.
Training on Making Organic Compost Using the Takakura Method and Its Application to Vegetable Crops in Punggur Kecil Village, Kubu Raya Regency Dwi Zulfita; Setia Budi; Surachman Surachman; Agus Hariyanti
International Journal of Public Devotion Vol 5, No 2 (2022): August - December 2022
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/ijpd.v5i2.3650

Abstract

The data and results of field observations show that Punggur Kecil Village is identical to the economically weak community and depends on agriculture for its livelihood, which in cultivating plants using inorganic fertilizers. Inorganic fertilizers are widely used by farmers, this is because they are more efficient and effective than organic fertilizers. Whereas the continuous use of chemical fertilizers causes the land to be damaged and cannot provide carrying capacity for human life. This happens because the community does not have the knowledge and skills in processing household waste into organic fertilizer that is more environmentally friendly. Therefore, the abundance of natural resources in Bilayuk Village from the agricultural aspect cannot be utilized optimally due to limited human resources. The results showed that the material for processing household waste into organic compost using the Takakura method could be understood by 68% of the target audience, overall participants liked the use of Takakura compost in vegetable crop cultivation, with 14% of participants who preferred inorganic fertilizers, 27 % prefer Takakura's organic compost, and 59% like both