Tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan bagaimana gerakan ekonomi keagamaan yang merupakan khas Muslim perkotaan (modernis) dapat terbentuk dan tumbuh di perdesaan yang pada umumnya tradisionalis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Data dan informasi sesuai dengan tujuan penelitian diperoleh melalui pengamatan pada lingkungan penelitian. Pengamatan diperkuat dengan wawancara kepada beberapa narasumber dan partisipan dalam penelitian yang dikombinasikan dengan membaca data-data dokumentatif. Semua informasi yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan kualitatif. Analisis teoritik terhadap temuan data di lapangan menggunakan teori Max Weber yang menyatakan adanya relasi antara pemahaman keagamaan dengan perilaku ekonomi pemeluknya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gerakan sosial ekonomi keagamaan di perdesaan terbentuk ketika simbol agama bertemu dengan faktor kesempatan, antara lain: pertama, dukungan struktural yaitu menguatnya semangat formalisasi doktrin Islam dan dukungan politis. Kedua, adanya ketegangan struktural akibat terbentuknya kemiskinan baru sebagai dampak perubahan ekologi. Ketiga, formalisasi substansi agama menjadi simbol sekaligus framing gerakan. Keempat, watak kegotongroyongan di perdesaan dan perilaku kolektif alamiah dalam majelis taklim telah menjadi modal dasar untuk menjadi kelompok terorganisir dalam gerakan ekonomi. Kelima, adanya aktor gerakan yang hadir dari fragmentasi kewibawaan desa baru akibat modernisasi perdesaan. Dengan demikian, kesimpulan penelitian ini, agama pada Muslim perdesaan bukan menjadi faktor utama yang mendorong terwujudnya gerakan sosial ekonomi, melainkan ketika dorongan perilaku ekonomi keagamaan bertemu dengan faktor-faktor tersebut.