Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MEMAHAMI PERILAKU PENGGUNA MEDIA SOSIAL DALAM MENYEBARKAN BERITA HOAX DI FACEBOOK Nolan Efranda; Dedy Syamsuar; Linda Atika
JUSIM (Jurnal Sistem Informasi Musirawas) Vol 5 No 1 (2020): JUSIM (Jurnal Sistem Informasi Musirawas) JUNI
Publisher : LPPM UNIVERSITAS BINA INSAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.29 KB)

Abstract

Abstrak Munculnya situs jejaring sosial atau media sosial memberikan kemudahan dalam melakukan komunikasi dan berbagi informasi melalui dunia maya. Facebook merupakan media sosial dengan pengguna terbanyak di Indonesia, dengan pengguna aktif sebanyak 130 juta akun. Konten apapun dapat dibagaikan melalui media sosial, sehingga memberikan peluang orang lain untuk melakukan penyebaran berita hoax melalui media sosial. Berdasarkan informasi dari Kemenkominfo pada bulan Agustus 2018 sampai April 2019 total temuan isu hoax sebanyak 1731 isu yang disebarkan melalui media social. Penelitian ini bertujuab untuk mengnalsis faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan penyebaran berita hoax melalui media social khusunya Facebook. ). Studi ini dilakukan menggunakan teori The New Media Literacies yang terdiri dari Simulation, Judgement, Collective Inttelgigence, Motiviasi, Sikap Afektif dan Konigtif. Metode penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data kuantitatif dengan mengunakan Analisis Faktor. Analisis terhadap 34 variabel indikator menghasilkan Sembilan faktor terbentuk : (1) Faktor 1 menghasilkan 8 variabel indikator; (2) Faktor 2 menghasilkan 5 variabel indikator ; (3) Faktor 3 menghasilkan 4 variabel indikator; (4) Faktor 4 menghasilkan 3 variabel indikator; (5) Faktor 5 menghasilkan 3variabel indikator (6) Faktor 6 menghasilkan 3 variabel indikator; (7) Faktor 7 menghasilkan 3 variabel indikator; (8) Faktor 8 menghasilkan 2 variabel indikator (9) Faktor 9 menghasilkan 1 variabel indikator
EVALUASI PEMANFAATAN INTERNET DESA DI KABUPATEN MUSI RAWAS (STUDI KASUS DESA NGADIREJO) Muhammad Cahyono; Dedy Syamsuar; Linda Atika; Edi Surya Negara; Yessi Novaria Kunang
JUSIM (Jurnal Sistem Informasi Musirawas) Vol 6 No 2 (2021): JUSIM (Jurnal Sistem Informasi Musirawas) DESEMBER
Publisher : LPPM UNIVERSITAS BINA INSAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.857 KB) | DOI: 10.32767/jusim.v6i2.1478

Abstract

Desa Ngadirejo merupakan salah satu desa yang mendapat bantuan program Desa Broadband dari Kementerian Kominfo, desa Ngadirejo mendapat bantuan internet melalui Program Desa Broadband Terpadu (DBT) dengan Kapasitas Bandwidth 5 mbps karena menjuarai lomba Desa Wisata Tingkat Nasional pada Tahun 2016, tetapi pada kenyataannya keberadaan program DBT di Desa Ngadirejo masih belum sesuai dengan harapan, pemanfaatan internet yang disediakan masih kurang maksimal serta keberadaan DBT belum maksimal dalam mendukung kinerja pemerintahan desa dalam memberikan pelayanan masyarakat hal ini karena bandwidth yang diberikan tersebut masih belum mencukupi, sehingga sebagian besar masyarakat belum bisa menikmati keberadaan DBT, selain itu masalah lainnya adalah jangkauan sinyal masih terpusat pada lokasi tertentu saja. Maka dari itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan suatu kajian yang lebih mendalam tentang pemanfaatan jaringan internet desa yang ada di Desa Ngadirejo. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deksriptif, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat, adapun fakta-fakta dalam penelitian ini dilihat dari aspek efektivitas, kecukupan, perataan, responsivitas dan ketepatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan internet desa di Desa Ngadirejo belum sesuai dengan tujuan diadakannya program internet desa.
Mengapa Ipv6 Gagal ? Dedy Syamsuar
Jurnal Sistem Informasi Vol 10, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.367 KB) | DOI: 10.36706/jsi.v10i1.8035

Abstract

ABSTRACTIPv6 was introduced to replace IPv4 as the main IP address. However, despite being more than 15 years since itsstandardization, IPv6 failed to achieve any meaningful diffusion through the Internet. While previous researchhas debated, discussed and explored the IPv6 adoption, this study provides a theoretical perspective to investigatethe failure of IPv6 to diffuse from resistance perspective. Drawing on Tornatzky and Fleischer’s TOE (Technology-Organization-Environment) framework and integrating prior adoption and resistance literatures, we propose amodel of IPv6 resistance. The antecedents of the proposed model basically represent three dimensions of TOEframework including Technological context (lack of need, satisfaction with current system, switching cost andperceived of threat), Organizational context (resource barrier and IT sophistication) and Environmental context(regulatory support). Furthermore, the model can be used to explore and recognize why most of organization asend user still resist over the IPv6.Keywords: IPv6, resistance technology, adoption technologyABSTRAKIPv6 diperkenalkan untuk menggantikan IPv4 sebagai protocol pengalamatan utama di Internet. Tetapi meskipuntelah lebih dari 15 tahun ditetapkan sebagai standard, IPv6 gagal mencapai difusi yang berarti. Sementarapenelitian sebelumnya telah memperdebatkan, membahas dan mengeksplorasi adopsi IPv6, penelitian inimemberikan perspektif teoritis untuk menyelidiki kegagalan IPv6 untuk menyebar dari perspektif resistansi.Menggunakan kerangka kerja Tornatzky & Fleischer's TOE (Technology-Organization-Environment) danintegrasi dengan literatur adopsi dan resistensi sebelumnya, kami mengusulkan sebuah model resistensi IPv6.Antescedent dari model yang diusulkan pada dasarnya mewakili tiga dimensi kerangka TOE termasuk konteksTeknologi (lack of need, satisfaction with current system, switching cost and perceived of threat), konteksorganisasi ((resource barrier and IT sophistication) dan konteks lingkungan (regulatory support). Selanjutnya,model tersebut dapat digunakan untuk mengeksplorasi dan mengenali mengapa sebagian besar organisasi masihmenolak IPv6.Keywords: IPv6, penolakan teknologi, adopsi teknologi