Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

SIMULASI PENERAPAN PERBENDAHARAAN DESAIN FRANCIS D. K. CHING MENGENAI WUJUD DASAR PADA DESAIN ARSITEKTUR RUMAH TINGGAL TIPE 36 Moh Saiful Hakiki
ALUR :Jurnal Arsitektur Vol 4 No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Unika Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/alur.v4i1.1077

Abstract

Rumah tinggal merupakan tempat kita bernaung, sebagai salah satu hasil karya arsitektur. Sementara menurut Ching (2000), terdapat perbendaharaan desain yang bersifat substansial serta abadi, di mana apabila seorang perancang familiar dengan perbendaharaan desain tersebut, maka untuk selanjutnya dapat membentuk hubungan antara bentuk dan ruang dengan makna. Penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan salah satu perbendaharaan desain Ching yaitu Wujud Dasar, pada desain rumah tinggal tipe 36 di lahan berukuran 6x12 meter persegi. Sebagai penelitian dengan paradigma Konstruksivisme, penelitian ini merupakan salah satu interpretasi dari perbendaharaan desain tersebut sehingga didapatkan hasil penerapan desain dari obyek rancang. Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa Wujud Dasar sesuai untuk diterapkan pada desain rumah tinggal sederhana (tipe 36) dikarenakan obyek rancang bersifat sederhana. Selain itu, Wujud Dasar sesuai untuk diterapkan pada desain fasad rumah tinggal pada blok perumahan dikarenakan akan terdapat variasi fasad antara rumah yang satu dengan rumah yang lain. Kemudian, sebagai simulasi yang tidak benar-benar dibangun di dunia nyata, desain rumah tinggal sederhana tipe 36 dengan menerapkan Wujud Dasar ini memerlukan pengkajian lebih lanjut, terutama yang berkaitan dengan kepraktisan manufaktur.
Tinjauan Literatur Faktor-Faktor yang Menentukan Keberhasilan Kolaborasi Desain Moh Saiful Hakiki
WASTU: Jurnal Wacana Sains & Teknologi Vol. 3 No. 1 (2021): Oktober 2021
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Merdeka Surabaya.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.31 KB) | DOI: 10.55173/wastu.v3i1.1

Abstract

Proses desain arsitektur membutuhkan kolaborasi di dalamnya, terutama pada proyek yang besar dan kompleks. Hal ini dikarenakan proyek yang kompleks membutuhkan profesional dari berbagai bidang. Penelitian mengenai faktor-faktor penentu keberhasilan kolaborasi desain penting untuk dilakukan agar proses kolaborasi dapat dikelola dengan optimal, karena pada prakteknya proyek desain dan proyek konstruksi secara keseluruhan tidak selalu berhasil. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kolaborasi desain. Kolaborasi desain adalah aktivitas yang memerlukan partisipasi dari banyak desainer dan engineer yang terlibat untuk saling berbagi informasi serta untuk berbagi pekerjaan sesuai kompetensi masing-masing dalam mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan. Penelitian dilakukan dengan metode literature review, yaitu dilakukan dengan mencari penelitian-penelitian terdahulu mengenai kolaborasi desain. Dari hasil literature review, didapatkan 28 buah faktor-faktor penentu keberhasilan kolaborasi desain.
Simulasi Penerapan Panduan Desain Hunian Pasca Pandemi pada Matriks Interaksi Ruangan Rumah Tinggal 2 Lantai Moh Saiful Hakiki
WASTU: Jurnal Wacana Sains & Teknologi Vol. 3 No. 2 (2022): April
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Merdeka Surabaya.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.264 KB) | DOI: 10.55173/wastu.v3i2.12

Abstract

Rumah adalah bangunan terpenting bagi hampir semua orang. Manusia kembali ke rumah ketika sedang sakit (isolasi mandiri) di dalam kondisi pandemi. Di dalam kondisi lockdown/ Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)/ Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), pemerintah dan juga praktisi arsitektur memikirkan kembali pola aktivitas masyarakat dengan tujuan agar masyarakat bisa selamat dari pandemi Covid-19, salah satunya dalam hal desain arsitektur yang adaptif terhadap kondisi pasca pandemi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengaplikasikan panduan desain rumah tinggal pasca pandemi sebagai salah satu bentuk eksplorasi dari solusi atas permasalahan pandemi Covid-19 yang terkait dengan desain arsitektur. Kesehatan atau kemampuan untuk bisa selamat dalam kondisi pandemi adalah salah satu nilai berkelanjutan dalam arsitektur yaitu memenuhi kebutuhan manusia untuk bisa bertahan hidup (survival). Penelitian ini menggunakan paradigma Konstruksivisme, dan metode yang digunakan terkait hal tersebut adalah Aplikasi dengan strategi Simulasi menerapkan kriteria-kriteria pada Matriks Interaksi desain rumah tinggal 2 lantai. Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa terdapat kriteria-kriteria desain untuk hunian rumah tinggal pasca pandemi di antaranya akses ke area hijau, pencahayaan alami, view ke luar yang baik, sirkulasi udara yang baik, sensitivitas interaksi antar penghuni rumah, memungkinkan untuk bisa bekerja dari rumah (WFH), udara yang bersih dan suhu udara dalam ruangan bisa dikontrol/ diatur. Kriteria-kriteria tersebut diterjemahkan ke dalam Matriks Interaksi desain rumah tinggal 2 lantai.
Tinjauan Literatur Faktor-Faktor yang Menentukan Keberhasilan Kolaborasi Desain Moh Saiful Hakiki
WASTU: Jurnal Wacana Sains & Teknologi Vol. 3 No. 1 (2021): Oktober 2021
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Merdeka Surabaya.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55173/wastu.v3i1.1

Abstract

Proses desain arsitektur membutuhkan kolaborasi di dalamnya, terutama pada proyek yang besar dan kompleks. Hal ini dikarenakan proyek yang kompleks membutuhkan profesional dari berbagai bidang. Penelitian mengenai faktor-faktor penentu keberhasilan kolaborasi desain penting untuk dilakukan agar proses kolaborasi dapat dikelola dengan optimal, karena pada prakteknya proyek desain dan proyek konstruksi secara keseluruhan tidak selalu berhasil. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kolaborasi desain. Kolaborasi desain adalah aktivitas yang memerlukan partisipasi dari banyak desainer dan engineer yang terlibat untuk saling berbagi informasi serta untuk berbagi pekerjaan sesuai kompetensi masing-masing dalam mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan. Penelitian dilakukan dengan metode literature review, yaitu dilakukan dengan mencari penelitian-penelitian terdahulu mengenai kolaborasi desain. Dari hasil literature review, didapatkan 28 buah faktor-faktor penentu keberhasilan kolaborasi desain.
Simulasi Penerapan Panduan Desain Hunian Pasca Pandemi pada Matriks Interaksi Ruangan Rumah Tinggal 2 Lantai Moh Saiful Hakiki
WASTU: Jurnal Wacana Sains & Teknologi Vol. 3 No. 2 (2022): April
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Merdeka Surabaya.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55173/wastu.v3i2.12

Abstract

Rumah adalah bangunan terpenting bagi hampir semua orang. Manusia kembali ke rumah ketika sedang sakit (isolasi mandiri) di dalam kondisi pandemi. Di dalam kondisi lockdown/ Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)/ Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), pemerintah dan juga praktisi arsitektur memikirkan kembali pola aktivitas masyarakat dengan tujuan agar masyarakat bisa selamat dari pandemi Covid-19, salah satunya dalam hal desain arsitektur yang adaptif terhadap kondisi pasca pandemi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengaplikasikan panduan desain rumah tinggal pasca pandemi sebagai salah satu bentuk eksplorasi dari solusi atas permasalahan pandemi Covid-19 yang terkait dengan desain arsitektur. Kesehatan atau kemampuan untuk bisa selamat dalam kondisi pandemi adalah salah satu nilai berkelanjutan dalam arsitektur yaitu memenuhi kebutuhan manusia untuk bisa bertahan hidup (survival). Penelitian ini menggunakan paradigma Konstruksivisme, dan metode yang digunakan terkait hal tersebut adalah Aplikasi dengan strategi Simulasi menerapkan kriteria-kriteria pada Matriks Interaksi desain rumah tinggal 2 lantai. Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa terdapat kriteria-kriteria desain untuk hunian rumah tinggal pasca pandemi di antaranya akses ke area hijau, pencahayaan alami, view ke luar yang baik, sirkulasi udara yang baik, sensitivitas interaksi antar penghuni rumah, memungkinkan untuk bisa bekerja dari rumah (WFH), udara yang bersih dan suhu udara dalam ruangan bisa dikontrol/ diatur. Kriteria-kriteria tersebut diterjemahkan ke dalam Matriks Interaksi desain rumah tinggal 2 lantai.
SIMULASI PENERAPAN PERBENDAHARAAN DESAIN FRANCIS D. K. CHING MENGENAI WUJUD DASAR PADA DESAIN ARSITEKTUR RUMAH TINGGAL TIPE 36 Moh Saiful Hakiki
ALUR :Jurnal Arsitektur Vol 4 No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Unika Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (641.979 KB) | DOI: 10.54367/alur.v4i1.1077

Abstract

Rumah tinggal merupakan tempat kita bernaung, sebagai salah satu hasil karya arsitektur. Sementara menurut Ching (2000), terdapat perbendaharaan desain yang bersifat substansial serta abadi, di mana apabila seorang perancang familiar dengan perbendaharaan desain tersebut, maka untuk selanjutnya dapat membentuk hubungan antara bentuk dan ruang dengan makna. Penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan salah satu perbendaharaan desain Ching yaitu Wujud Dasar, pada desain rumah tinggal tipe 36 di lahan berukuran 6x12 meter persegi. Sebagai penelitian dengan paradigma Konstruksivisme, penelitian ini merupakan salah satu interpretasi dari perbendaharaan desain tersebut sehingga didapatkan hasil penerapan desain dari obyek rancang. Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa Wujud Dasar sesuai untuk diterapkan pada desain rumah tinggal sederhana (tipe 36) dikarenakan obyek rancang bersifat sederhana. Selain itu, Wujud Dasar sesuai untuk diterapkan pada desain fasad rumah tinggal pada blok perumahan dikarenakan akan terdapat variasi fasad antara rumah yang satu dengan rumah yang lain. Kemudian, sebagai simulasi yang tidak benar-benar dibangun di dunia nyata, desain rumah tinggal sederhana tipe 36 dengan menerapkan Wujud Dasar ini memerlukan pengkajian lebih lanjut, terutama yang berkaitan dengan kepraktisan manufaktur.