Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

THE EFFECTIVENESS OF LAVENDER AROMATHERAPY IN REDUCING THE LEVEL OF DYSMENORRHEA IN ADOLESCENT GIRLS Rahayu Savitri; Ovi Hardyanti
Journal of Maternity Care and Reproductive Health Vol 2, No 3 (2019): Journal of Maternity Care and Reproductive Health
Publisher : Ikatan Perawat Maternitas Indonesia Provinsi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.035 KB) | DOI: 10.36780/jmcrh.v2i3.95

Abstract

Dysmenorrhoea is pain during menstruation accompanied by cramps in the lower abdomen that spreads to the back and thighs, the pain usually occurs on the first or second day of menstruation and reaches its peak in the first 24 hours. Lavender Aromatherapy is one of the nonpharmacological therapies to decrease the intensity of dysmenorrhea. The purpose of this research was to determine the effectiveness of lavender aromatherapy in reducing dysmenorrhea in adolescent girls. This research is a quantitative study using a pre-experimental method with One Group Pretest Posttest approach. The purposive sampling technique used in this study, the sample was 34 respondents. Data collection tools used a pain measurement scale and the observation sheet. The data were analyzed using the dependent T-Test with α = 0.05. The results of this research obtained the dysmenorrhea scale before aromatherapy was moderate pain (76.5%) after aroma-therapy reduced become mild pain (55.9%). The T-test found p-value 0.000 < α (0.05). There is an influence of aromatherapy in reducing in the teenagers (girls) Conclusion: There is the influence of aromatherapy in reducing pain scale in the teenagers (girls). Young women can lavender aromatherapy as alternative non-pharmacological therapies to solve dysmenorrhea and advice have active roles in managing their dysmenorrhea.Keywords: Effectiveness, dysmenorrhea, lavender aromatherapy, teenage girls.
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG ISPA PADA ANAK USIA 1- 5 TAHUN Rahayu Savitri; Muhammad Taofiq Abdillah
Jurnal Kesehatan Budi Luhur : Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, dan Kebidanan Vol 11, No 1 (2018): Januari 2018
Publisher : STIKes Budi Luhur Cimahi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Angka kejadian ISPA di Indonesia menempati urutan pertama penyebab pada kelompok bayi, balita dan anak. Selain itu, ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. ISPA banyak terjadi pada anak usia 1 – 5 tahun hal ini dikarenakan balita lebih rentan terkena infeski dan hal ini dibutuhkan pengetahuan orangtua dalam merawat anak dengan ISPA sehingga diharapkan akan mengurangi dampak kematian yang disebabkan oleh ISPA. Tujuan Penelitian untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan orangtua tentang ISPA pada anak usia 1-5 tahun. Adapun rancangan penelitian menggunakan metode peneliitian pre eksperimen dengan rancangan One Grup Pretest Posttest yaitu suatu penelitian preeksperimental dimana peneliti memberikan perlakuan pada kelompok studi tetapi sebelumnya diukur atau dites dahulu (pretest) selanjutnya setelah perlakuan studi diukur atau dites kembali (posttest).Dengan jumlah sampel 62 responden berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditentukan oleh penelitian.Hasil yang didapat dalam penelitian ini bahwa sebagian besar 27 responden (43,5%) orangtua sebelum diberi pendidikan kesehatan berpengetahuan cukup, dan setelah diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar 48 responden (77,4%) berpengetahuan baik dan hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan orangtua tentang ISPA pada anak usia 1 - 5 tahun. Disarankan kepada puskesmas membuat jadwal pemberian edukasi secara rutin agar masyarakat dapat memperoleh informasi yang baik tentang kesehatan. Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, ISPA, Anak Usia 1 – 5 Tahun
PERAN DUKUNGAN SUAMI PADA KUNJUNGAN ULANG KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS C CIMAHI PADA TAHUN 2018 Damai Yanti Simanjuntak; Rahayu Savitri
Jurnal Kesehatan Budi Luhur : Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, dan Kebidanan Vol. 13 No. 1 (2020): Januari 2020
Publisher : STIKes Budi Luhur Cimahi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62817/jkbl.v0i0.73

Abstract

Layanan keluarga berencana adalah satu dalam paket layanan kesehatan reproduksi esensial yang perlu mendapat perhatian serius, karena dengan layanan keluarga berencana yang berkualitas, itu akan meningkatkan kesejahteraan, kesehatan bayi dan anak-anak dan kesehatan reproduksi. Suami adalah pasangan hidup istri sehingga peran suami dianggap sangat penting dalam mendukung keberhasilan penggunaan kontrasepsi. Di Puskesmas Cibeber penggunaan kontrasepsi tertinggi adalah kontrasepsi suntik 3 bulan, di mana wanita yang menggunakannya harus mengunjungi kembali sesuai dengan waktu yang diberikan setiap 3 bulan. Berdasarkan data yang diperoleh di kesehatan masyarakat, ada banyak kehamilan usia tua, kehamilan dengan jarak dekat dan bahkan multi paritas dan bahkan grande yang terjadi, salah satunya adalah karena kunjungan ulang kontrasepsi yang tidak tepat waktu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan jumlah dukungan suami untuk istri yang menggunakan kontrasepsi, jumlah kunjungan kembali selama 3 bulan akseptor kontrasepsi suntik dan hubungan dukungan suami selama 3 bulan kunjungan injeksi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan uji chi square sebagai analisis bivariat dan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Hasil penelitian ini adalah 51% dari suami yang tidak mendukung dan 49% dari suami yang mendukung penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan. Hasil analisis bivariat adalah terdapat hubungan yang signifikan antara peran dukungan suami dengan kunjungan kontrasepsi suntik 3 bulan dimana hasil analisis chi square menunjukkan nilai p = 0,000. Diskusi dalam penelitian ini wanita yang menggunakan kontrasepsi harus mendapat dukungan dari suami mereka sehingga kelanjutan kontrasepsi suntik 3 bulan dapat berjalan dengan baik dan melakukan kunjungan berulang tepat waktu.   Kata kunci: Kontrasepsi, Dukungan