Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pembiayaan Inovatif untuk Kerberlanjutan Jaminan Layanan Kesehatan (Innovative Financing for Sustainable Universal Health Coverage ) Bonifasius Santiko Parikesit; Dien Yudithadewi
JSSH (Jurnal Sains Sosial dan Humaniora) JSSH (Jurnal Sains Sosial dan Humaniora) Vol. 5 No. 2 September 2021
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.481 KB) | DOI: 10.30595/jssh.v5i2.10998

Abstract

This paper aims to present a different point of view in financing health care insurance for the community, by describing the innovations made by other countries in ensuring the sustainability of Universal Health Coverage (UHC). The research was conducted through a qualitative approach and an exploratory method, by tracing the necessary information through literature reviews from journals, official websites of governments and organizations, as well as online media. The results of the study show that other countries impose special taxes, such as the sin tax, sugar tax and Robin Hood tax to finance the continuity of health care insurance.Tulisan ini bertujuan menyuguhkan sudut pandang yang berbeda dalam membiayai jaminan layanan kesehatan bagi masyarakat, dengan memaparkan inovasi yang dilakukan negara-negara lain dalam menjamin keberlangsungan Universal Health Coverage (UHC).  Penelitian dilakukan melalui pendekatan kualitatif dan metode eksplorasi, dengan menelusuri informasi yang diperlukan baik melalui telaah literatur dari jurnal, situs resmi pemerintah maupun organisasi, serta media daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa negara-negara lain memberlakukan pajak khusus, seperti pajak dosa, pajak manis, dan pajak Robin Hood untuk membiayai keberlangsungan jaminan layanan kesehatan.
Menelusuri Semiotika Budaya Mazhab Tartu-Moscow-Semiotic School Dien Yudithadewi; Bonifasius Santiko Parikesit
SEMIOTIKA: Jurnal Komunikasi Vol 15, No 2 (2021): SEMIOTIKA: Jurnal Komunikasi
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/s:jk.v15i2.2794

Abstract

Tulisan ini dimaksudkan untuk menjadi awal dari pengenalan terhadap semiotika budaya mazhab Yuri Lotman/Tartu-Moscow-Semiotic School, yang belum banyak dikenal di Indonesia. Semiotika tersebut mempunyai pendekatan yang mampu menelisik kasus melalui sudut pandang yang rekat dengan kehidupan bermasyarakat, karena memiliki pendekatan holistik terhadap budaya. Ia juga memberi perspektif yang sangat luas dalam mempelajari teks, dimana analisis teks merupakan bagian dari identifikasi dan transmisi proses budaya secara umum. Definisi teks dalam semiotika aliran Lotman/Tartu-Moscow-Semiotic School sangat luas, sehingga dapat diterapkan untuk meneliti fenomena sosial seperti isu masyarakat dan bencana alam, isu SARA, maupun isu kebangsaan yang berkaitan dengan nation branding. Di Indonesia yang masyarakatnya majemuk, fenomena sosial memiliki dinamika unik yang menarik untuk diteliti. Oleh karena itu, semiotika budaya sangat sesuai untuk mengkaji kehidupan sosial, ekonomi, dan politik masyarakat Indonesia.
“DESA WISATA” BERBASIS PENGALAMAN SEBAGAI USAHA SOSIAL Bonifasius Santiko Parikesit; Suprayogi Suprayogi; Dien Yudithadewi
Jurnal Pijar Vol 1 No 04 (2023): Jurnal Pijar : Studi Manajemen dan Bisnis
Publisher : PT Naureen Digital Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aimed to provide a new perspective on the development of an experiential tourism village as a social enterprise, which was carried out through the collaboration of the Corporate Social Responsibility (CSR) program of PT Perusahaan Gas Negara Tbk and the community of Lance Island, which located in Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sagulung, Batam City. The social enterprise-based concept was encouraged to create community-based business opportunities, in order to overcome the challenges around them, while improving economic, social and environmental capabilities. The research used a qualitative method, where the data collection process was conducted through in-depth interviews with relevant stakeholders, consisting of: (1) social enterprise representatives: three people, (2) community representatives: two people, (3) government representatives: two people, (4) Community Development team from the company: two people, and (5) mentoring partners: two people. The interview process was conducted throughout April 2023. To enrich the process, researchers also conducted a literature review consisting of journals, official government and organization websites, also online media. The analysis showed that there were positive impacts created by the collaboration program for the development of experiential “tourism village” in terms of society, well-being, and economy. However, the nature aspect still requires further exploration.
COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM PERENCANAAN PROGRAM PENGENTASAN TENGKES (STUDI KASUS DI DESA TAMBAK KALISOGO) Bonifasius Santiko Parikesit; Heru Heru; Rani Noor Vernanda; Irene Tantri
Jurnal Pijar Vol 1 No 04 (2023): Jurnal Pijar : Studi Manajemen dan Bisnis
Publisher : PT Naureen Digital Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tengkes menjadi salah satu tantangan global. Kondisi tengkes pada anak memiliki korelasi positif terhadap terganggunya perkembangan otak, menyebabkan rendahnya keterampilan kognitif dan sosio-emosional. Pada jangka panjang, kondisi ini bahkan dapat memengaruhi pendapatan di masa mendatang. Menggunakan Root Cause Analysis (RCA), peneliti mengidentifikasi perihal tengkes, termasuk menjelaskan perihal yang terjadi, mengidentifikasi faktor penyebab, mengidentifikasi akar penyebab, merancang dan menentukan rencana perbaikan, dan mengukur hasil evaluasi perbaikan. Berdasarkan proses yang terjadi diketahui sejumlah faktor penyebab tengkes. Sebagai upaya perbaikan atas kondisi yang terjadi, sejak tahun 2023, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) bersama para pihak di tingkat pemerintahan dan masyarakat menginisiasi collaborative governance melalui program penanganan tengkes. Komitmen pelaksanaan program bersama ini muncul karena kesadaran para pihak akan sumber daya yang dimiliki masing-masing. Beragam aktivitas diinisiasi dalam “Rembug Stunting”. Meski dampaknya belum dapat dirasakan saat ini, diharapkan program tersebut dapat menghasilkan nilai positif.