Khamdan Cahyari
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, Jl. Kaliurang Km 14,5 Yogyakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH KONSENTRASI BUAH CABAI MERAH (Capsicum annum L.) DAN BUAH CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DALAM PRODUKSI BIOGAS DARI SAMPAH ORGANIK Cahyari, Khamdan; Sahroni, Alvin
Jurnal Bahan Alam Terbarukan Vol 3, No 1 (2014): June 2014
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jbat.v3i1.3096

Abstract

Meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia berdampak positif bagi peningkatan jumlah pasar tradisional dan komoditas perdagangannya. Namun, permasalahan sampah yang ditimbulkan oleh kegiatan perdagangan tersebut masih belum dapat ditangani dengan baik. Tidak hanya itu, sampah pasar tradisional yang hanya ditimbun di area tempat pembuangan akhir (TPA) telah menyebabkan pencemaran lingkungan berupa kontaminasi air tanah, emisi gas rumah kaca dan masalah kesehatan. Sampah pasar tradisional memiliki potensi yang besar untuk diolah menjadi biogas melalui metode anaerobic digestion. Dengan adanya mikroorganisme, proses ini mampu mendegradasi sampah organik menjadi bahan organik yang stabil dan biogas (metana dan karbondioksida). Salah satu faktor yang mempengaruhi proses tersebut adalah adanya senyawa-senyawa antibiotik yang terkandung dalam sampah. Senyawa capsaicinoid dalam sampah buah cabai merupakan senyawa yang berperan dalam rasa pedas cabai memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja mikroorganisme dalam mendegradasi sampah menjadi biogas. Pengaruh konsentrasi buah cabai terhadap produksi biogas ini belum banyak diteliti dan diketahui sehingga perlu dilakukan penelitian untuk menentukan konsentrasi minimal yang menyebabkan proses inhibisi (penghambatan).Hasil penelitian membuktikan adanya pengaruh konsentrasi buah cabai (capsaicinoid) terhadap produksi biogas. Sampah pasar tradisional dengan konsentrasi 8 g VS/liter yang diumpankan terhadap konsorsium mikroorganisme tanpa adanya buah cabai menghasilkan yield biogas yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampah yang tercampur buah cabai. Semakin tinggi konsentrasi buah cabai semakin besar pengaruh penghambatannya (inhibition). Hal ini ditunjukkan dengan menurunnya yield biogas yang dihasilkan. Konsentrasi buah cabai yang menghasilkan yield optimal diperoleh pada nilai konsentrasi 5 dan 8 g VS/liter untuk cabai merah dan cabai rawit secara berturut-turut. Yield tertinggi biogas dan gas metana ialah  35 dan 12 ml/g VS (cabai rawit). Persentase reduksi VS relatif cukup tinggi mencapai 75%.The rising of Indonesian welfare has a positive impact towards the number of traditional market and its commodity. However, the problem of waste as a result of the market activity still not handled properly. Moreover, the waste of traditional market which remains in the landfill resulted in pollution such as groundwater contamination, green house emission and also health problems.The waste of traditional market has a big potential to be processed as biogas through anaerobic digestion method. With the presence of microorganism, this process is capable of degrading organic waste into stable organic material and biogas (methane and carbon dioxyde). One of the factor which affecting the process are the antibiotic components contained by the waste. Capsaicinoid which found in chili is the component which responsible to provide the spicy taste, has a negative effect towards the microorganism in degrading the waste into biogas. The effect of chili towards biogas production is not widely known that needs to be investigated, therefore a research needs to be conducted to determine the minimum concentration which resulted in inhibition process. The research result shows the influence of the concentration of chili (capsaicinoid) towards biogas production. Traditional market waste with 8g VS/litre which exposed to microorganism without the existence of chili reulted in higher amount of biogas than the one which mixed with chili. The bigger the concentration of chili, the bigger the inhibition. This is demonstrated by the the decreasing number of the yield of the biogas. The concentration of chili which can resulted in optimal yield production obtained at concentration value of 5 and 8 g VS/ litre for red chili and cayenne pepper respectively. The highest yield of biogas and methane are 35 and 12 ml/g VS (cayenne pepper). The VS reduction percentage is relatively high to 75%.
PENGARUH KONSENTRASI BUAH CABAI MERAH (Capsicum annum L.) DAN BUAH CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DALAM PRODUKSI BIOGAS DARI SAMPAH ORGANIK Cahyari, Khamdan; Sahroni, Alvin
Jurnal Bahan Alam Terbarukan Vol 3, No 1 (2014): June 2014
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jbat.v3i1.3096

Abstract

Meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia berdampak positif bagi peningkatan jumlah pasar tradisional dan komoditas perdagangannya. Namun, permasalahan sampah yang ditimbulkan oleh kegiatan perdagangan tersebut masih belum dapat ditangani dengan baik. Tidak hanya itu, sampah pasar tradisional yang hanya ditimbun di area tempat pembuangan akhir (TPA) telah menyebabkan pencemaran lingkungan berupa kontaminasi air tanah, emisi gas rumah kaca dan masalah kesehatan. Sampah pasar tradisional memiliki potensi yang besar untuk diolah menjadi biogas melalui metode anaerobic digestion. Dengan adanya mikroorganisme, proses ini mampu mendegradasi sampah organik menjadi bahan organik yang stabil dan biogas (metana dan karbondioksida). Salah satu faktor yang mempengaruhi proses tersebut adalah adanya senyawa-senyawa antibiotik yang terkandung dalam sampah. Senyawa capsaicinoid dalam sampah buah cabai merupakan senyawa yang berperan dalam rasa pedas cabai memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja mikroorganisme dalam mendegradasi sampah menjadi biogas. Pengaruh konsentrasi buah cabai terhadap produksi biogas ini belum banyak diteliti dan diketahui sehingga perlu dilakukan penelitian untuk menentukan konsentrasi minimal yang menyebabkan proses inhibisi (penghambatan).Hasil penelitian membuktikan adanya pengaruh konsentrasi buah cabai (capsaicinoid) terhadap produksi biogas. Sampah pasar tradisional dengan konsentrasi 8 g VS/liter yang diumpankan terhadap konsorsium mikroorganisme tanpa adanya buah cabai menghasilkan yield biogas yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampah yang tercampur buah cabai. Semakin tinggi konsentrasi buah cabai semakin besar pengaruh penghambatannya (inhibition). Hal ini ditunjukkan dengan menurunnya yield biogas yang dihasilkan. Konsentrasi buah cabai yang menghasilkan yield optimal diperoleh pada nilai konsentrasi 5 dan 8 g VS/liter untuk cabai merah dan cabai rawit secara berturut-turut. Yield tertinggi biogas dan gas metana ialah  35 dan 12 ml/g VS (cabai rawit). Persentase reduksi VS relatif cukup tinggi mencapai 75%.The rising of Indonesian welfare has a positive impact towards the number of traditional market and its commodity. However, the problem of waste as a result of the market activity still not handled properly. Moreover, the waste of traditional market which remains in the landfill resulted in pollution such as groundwater contamination, green house emission and also health problems.The waste of traditional market has a big potential to be processed as biogas through anaerobic digestion method. With the presence of microorganism, this process is capable of degrading organic waste into stable organic material and biogas (methane and carbon dioxyde). One of the factor which affecting the process are the antibiotic components contained by the waste. Capsaicinoid which found in chili is the component which responsible to provide the spicy taste, has a negative effect towards the microorganism in degrading the waste into biogas. The effect of chili towards biogas production is not widely known that needs to be investigated, therefore a research needs to be conducted to determine the minimum concentration which resulted in inhibition process. The research result shows the influence of the concentration of chili (capsaicinoid) towards biogas production. Traditional market waste with 8g VS/litre which exposed to microorganism without the existence of chili reulted in higher amount of biogas than the one which mixed with chili. The bigger the concentration of chili, the bigger the inhibition. This is demonstrated by the the decreasing number of the yield of the biogas. The concentration of chili which can resulted in optimal yield production obtained at concentration value of 5 and 8 g VS/ litre for red chili and cayenne pepper respectively. The highest yield of biogas and methane are 35 and 12 ml/g VS (cayenne pepper). The VS reduction percentage is relatively high to 75%.
UTILIZATION OF INDONESIAN SAGO HAMPAS WASTE FOR BIOHYDROGEN PRODUCTION: EFFECT OF DILUTE ACID PRETREATMENT Khamdan Cahyari; Utari Ervina Syafitri; Errenita Putri
Teknoin Vol. 22 No. 11 (2016)
Publisher : Faculty of Industrial Technology Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/teknoin.vol22.iss11.art5

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi biohidrogen dari limbah sagu hampas di Indonesia terutama pada perlakuan pretreatment asam encer. Sampah sagu tersebut dihasilkan dari industri rumahan yang menghasilkan bubuk tapioka dari log Arengapinnata. Perlakuan pretreatment asam encer dilakukan dengan menggunakan asam sulfat (H2SO4) pada konsentrasi 0,27,3, dan 0,6 M dengan berbagai periode waktu paparan 30, 60 dan 90 menit. Setelah menyelesaikan pretreatment tersebut, sagu mengangkut limbah padat kemudian mengalami fermentasi gelap ar 30, 1 atm dan pH awal 5.0. Hasilnya menunjukkan bahwa total hasil gas berada pada kisaran 1 - 4 ml / g VS. Konsentrasi H2 meningkat secara signifikan pada maksimum 27,7% v. Hasil ini menunjukkan bahwa limbah sagu di Indonesia berpotensi menjadi sumber energi terbarukan biohidrogen.