Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH ORGANIZATIONAL CULTURE TERHADAP ENTREPRENEURIAL INTENSITY DAN SUPPLY CHAIN INTEGRATION DALAM RANGKA MEMPEROLEH COMPETITIVE ADVANTAGE PADA PERUSAHAAN JASA KEUANGAN DI SURABAYA Caroline, Anita
Business Accounting Review Vol 2, No 2 (2014): Business Accounting Review
Publisher : Business Accounting Review

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.005 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung yang signifikan dari organizational culture terhadap entrepreneurial intensity, entrepreneurial intensity terhadap competitive advantage, organizational culture terhadap supply chain integration, supply chain integration terhadap competitive advantage, dan organizational culture terhadap competitive advantage pada perusahaan jasa keuangan di Surabaya. Selain itu juga untuk mengetahui pengaruh tidak langsung dan signifikan dari organizational culture terhadap competitive advantage melalui entrepreneurial intensity dan supply chain integration pada perusahaan jasa keuangan di Surabaya.Penelitian ini berbentuk penelitian kuantitatif, dimana data diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada perusahaan jasa keuangan di Surabaya. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan software SmartPLS. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan dari organizational culture terhadap entrepreneurial intensity, entrepreneurial intensity terhadap competitive advantage, organizational culture terhadap supply chain integration, supply chain integration terhadap competitive advantage, dan organizational culture terhadap competitive advantage pada perusahaan jasa keuangan di Surabaya. Baik entrepreneurial intensity, maupun supply chain integration, merupakan variabel perantara yang memadai antara organizational culture dengan competitive advantage karena hubungan langsung antara organizational culture dengan competitive advantage memiliki pengaruh lebih kecil daripada apabila melalui entrepreneurial intensity dan supply chain integration.
“Ngobrolin Seks” Dalam Persepsi Perempuan Pada Usia Dewasa Awal Menggunakan Pendekatan Psikologi Indigenous Caroline, Anita; Yunanto, Taufik Akbar Rizqi
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 12, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v12i1.19686

Abstract

Seksualitas melingkupi kehidupan manusia sejak lahir sampai sepanjang hidupnya. Seksualitas menyangkut berbagai dimensi, diantaranya dimensi kultural, sosial, biologis, dan psikologis. Namun isu seksualitas kerap dipandang tabu untuk diperbincangkan karena terkotak hanya pada pandangan sempit terkait perilaku seksual. Fenomena ini khususnya lebih sering ditemukan diantara perempuan dan kecenderungan ini dipengaruhi oleh identitas gender. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana persepsi perempuan Indonesia dalam menguraikan tentang konsep seksualitas. Pengumpulkan data diambil dari 293 partisipan perempuan yang diperoleh melalui sampling acak, 88 partisipan telah menikah dan 205 partisipan belum menikah pada jarak usia 18 – 40 tahun. Berdasarkan hasil dari angket terbuka menunjukkan bahwa istilah seksualitas masih cenderung dipandang sebagai suatu hal yang tabu untuk dibicarakan (40,96%) oleh perempuan Indonesia. Sekitar seperlima bagian (21,16%) memandang bahwa seksualitas sebagai sesuatu yang wajar untuk dibicarakan jika sesuai dengan konteks dan berada dalam situasi tertentu. Sedangkan sisanya (37,88%) beranggapan bahwa seksualitas bukanlah hal yang tabu untuk didiskusikan. Jika dijabarkan dikategorikan berdasarkan dimensinya, 23,89% mencakup dimensi biologis, 10,58% mencakup dimensi psikologis, 11,6% mencakup dimensi sosial / kultural dan 53,93% mencakup dimensi perilaku. Adapun harapannya adalah agar dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan seksualitas yang komprehensif.  Sexuality covers human life from birth to throughout his life. Sexuality involves a wide range of dimensions, such as: biological, social / cultural, psychological, and behavior dimensions. But the issue of sexuality is often seen as taboo to be discussed because it is compartmentalized only in the narrow view of sexual behavior. This phenomenon is particularly common among women and this tendency is influenced by gender identity. This descriptive study aims to identify how Indonesian women perceive in describing the concept of sexuality. Collecting data was taken from 293 female participants obtained through random sampling, 88 married participants and 205 unmarried at the age range of 18-40 years. Based on the results of the open questionnaire, the term sexuality still tends to be seen as a taboo thing to talk about (40.96%) by Indonesian women. While (21.16%) the rest view sexuality as something natural to talk about if it is appropriate to the context and in certain situations. And only a small percentage (37.88%) think that discussing sexuality is no longer a taboo thing to talk about. If described as categorized by dimensions, 23.89% includes the biological dimension, 10.58% includes the psychological dimension, 11.6% includes the social / cultural dimension and 53.93% includes behavior dimension. The hope is that it can be useful to increase awareness of the importance of comprehensive sexuality education.