Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Information Seeking Behavior of Digital Native and Digital Immigrant Students of Bogor Agricultural University Janti Gristinawati Sujana; Pudji Muljono; Djuara P. Lubis; Sulistyo Basuki
Journal of Education and Learning (EduLearn) Vol 12, No 1: February 2018
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.005 KB) | DOI: 10.11591/edulearn.v12i1.7064

Abstract

Technological expansion and the changing way individuals gain access to information has deeply impacted the structure of libraries – physically as well as conceptually. A new generation of digital services platforms for libraries is emerging, designed to provide a more comprehensive approach to the management and access to all formats of library materials. Despite the modernization of libraries and their adaption to the digital age, the library still hold a critical role within community to serve its users, continuing to be beacons of information sharing, learning, and entertainment even amidst tight fiscal times.As one of the leading university in Indonesia, Bogor Agricultural University Library must find solutions to new challenges, overhaul many of their entrenched business processes, and foster systems that engage students.This study examined the information seeking behavior of the digital native and digital immigrant students of Bogor Agricultural University, in order to remind the library that there are some changes happened in its users and to recommend the new services should be taken by the library. The similarities and differences in seeking information of those two group students were discussed.
Etika Informasi Sulistyo Basuki
Media Pustakawan Vol 26, No 1 (2019): Maret
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.671 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v26i1.171

Abstract

                                         AbstrakPerkembangan teknologi informasi dan komputer sebagai sarana informasi memberikan banyak keuntungan. Salah satu manfaatnya adalah bahwa informasi dapat segera diperoleh dengan saling berkirim informasi baik pengirim dan penerima. Namun di sisi lain terdapat pula informasi yang dapat disebar ke publik dan ada pula informasi yang bersifat privat atau pribadi. Oleh karena itu informasi membutuhkan etika supaya dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dengan tidak merugikan pihak lainnya. Etika berbeda dengan moral. Etika merupakan sebuah ilmu sedangkan moral merupakan ajaran. Istilah etika informasi mulai digunakan pada tahun 1980-an. Disiplin yang terlibat pada awalnya ilmu perpustakaan dan informasi serta kajian bisnis dan manajemen kemudian diikuti oleh kajian teknologi informasi. Walaupun etika informasi mencakup berbagai topik seperti privasi, hak kekayaan intelektual, representasi yang adil (fair representation), nonkejahatan jabatan/nonmaleficence, namun makalah ini hanya membahas privasi saja sebagai contoh salah satu isu EI                                         AbstractThe development of information and computer technology as an information tool gives many benefits. One of them is that information can be promptly obtained by sending it to the recipient. There is information that can be shared freely to public, and on the contrary, there is information that should be kept private, or personal. Therefore, information needs ethics so it can be used as it should be, without causing any disadvantages to others. Ethics differs from Morals. Ethics is a discipline, whereas moral is a teaching. The term Information Ethics began to be used in the 1980s. In the beginning, the involving disciplines were information and library science, management and business study, followed by information technology study. Eventhough Information Ethics covers various topics such as privacy, rights of intellectual property, fair representations, and non-maleficence, this article only focuses on privacy, as one of the Information ethics issues. 
Profesi Dan Konsep Pustakawan Dalam Konteks Indonesia Sulistyo Basuki
Media Pustakawan Vol 17, No 1&2 (2010): Maret dan Juni
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.827 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v17i1&2.872

Abstract

Sebelum abad 19 pengakuan atas profesi yang  baru berjalan sangat lambat namun sesudah abad 19 perkembangan profesi berlangsung sangat cepat. Peningkatan jumlah profesi terjadi perkembangan teknologi, kemajuan ilmu pengetahuan serta perubahan sosial. Salah satu profesi adalah pustakawan, definisi yang diberikan tentang librarian atau pustakawan yang diambil dari International Encyclopedia of Information and Library Science (Feather and Sturges, 2003) menyebutkannya dalam arti tradisional dan masa kini. Dalam arti tradisional, pustakawan adalah kurator koleksi buku dan materi informasi lainnya, menata akses pemakai pada koleksi tersebut dengan berbagai syarat. Dalam arti modern, pustakawan adalah manajer dan mediator akses ke informasi untuk kelompok pemakai berbagai jenis, awalnya dimulai dari koleksi perpustakaan kemudian meluas sumber lain yang terdapat di dunia. Dalam kaitannya dengan Indonesia, maka pengertian pustakawan sebagai profesi masih belum jelas karena adanya berbagai pengertian dan tanggapan. Kondisi tersebut menyebabkan konsep pustakawan sebagai profesi belum sepenuhnya diterima di Indonesia.
MEMBANGUN MENTALITAS DAN KREDIBILITAS PUSTAKAWAN SEBAGAI PROFESIONAL INFORMASI Sulistyo Basuki
Pustaka Karya : Jurnal Ilmiah Ilmu Perpustakaan dan Informasi Vol 6, No 1 (2018): Januari - Juni
Publisher : S1 Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam FTK UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/pk.v6i11.3702

Abstract

Profesi didefinisikan sebagai kelompok lapangan kerja yang khususmelaksanakan kegiatan yang memerlukan keterampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya diperlukan adanya cara yang benar akan keterampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan adanya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut. Sebagaimana profesi lain, pustakawan juga punya keahlian khusus di bidang kepustakawanan. Pustakawan sering disebutprofesional informasi yaitu seseorang yang mengumpulkan, mencatat,mengorganisasi, menyimpan, melestarikan, menemubalik serta mencarikan informasi tercetak atau digital. Istilah profesional informasi juga digunakan untuk mendeskripsi profesi serupa seperti arsiparis, manajer informasi, spesialis sistem informasi dan manajer rekod (arsip dinamis). Profesional informasi tersebut bekerja di berbagai lembaga swasta, publik dan pergruan tinggi. Pustakawan sebagai seorang profesional memiliki mentalitas dan kredibilitas yang dapat diandalkan dalam keahliannya seperti penelusuran informasi serta terpercayakan karena salah satu kode etik pustakawan menyatakan bahwa pustakawan menjaga kerahasiaan informasi yang dicari pemakainya.Kata Kunci: Mentalitas, Kredibilitas, Profesional Informasi, Pustakawan