Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Menggaungkan Pendidikan Qawlan Ma’rufa sebagai Etika Pergaulan dalam Menyikapi Body Shaming Saibatul Hamdi Saipudin; Hamidah Hamidah; Aulia Mustika Ilmiani; Khabib Musthofa
Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah Vol. 6 No. 1 (2021): Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/al-thariqah.2021.vol6(1).6823

Abstract

Permasalahan utama penelitian adalah merebaknya tren body shaming di dunia pendidikan yang bertentangan dengan etika pergaulan dalam al-Qur’an. Tujuan dari penelitian ini adalah mengelaborasi pendidikan qawlan ma’rufa (perkataan yang baik) guna menyikapi body shaming dengan berfokus pada analisis konsep dan merumuskan solusi untuk diimplementasikan di lapangan. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan analisis konsep. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa: pertama, potret buram tindakan body shaming sejatinya telah menjamur dan mengkhawatirkan sehinga diperlukan upaya serius menggulanginya. Fakta ini begitu bertentangan dengan esensi etika pergaulan terutama dalam aspek komunikasi yang mesti diterapkan. Kedua, pendidikan qawlan ma’rufa menjadi sebuah konsep pendidikan dalam berkomunikasi yang baik dan pantas yang harus diimplementasikan dalam pergaulan peserta didik di sekolah/madrasah. Implementasi dari konsep ini setidaknya diwujudkan melalui pendidikan keluarga dan di sekolah dengan menguatkan pendidikan akhlak serta budaya santun. Kajian ini berimplikasi dalam merevitalisasi kebangkitan etika pergaulan dan hendaknya diterapkan di berbagai lembaga pendidikan saat ini
The concept of lita'arofu as a multicultural education model to response religious hate speech Saibatul Hamdi; Khabib Musthofa
ATTARBIYAH: Journal of Islamic Culture and Education Vol 5, No 2 (2020): Attarbiyah: Journal of Islamic Culture and Education
Publisher : IAIN Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18326/attarbiyah.v5i2.91-104

Abstract

AbstractThe presence of the Religious Hate Speech (RHS) has had negative impacts such as intolerance, extremism, and even radicalism. Given the increasing number of young people, especially students who may be exposed, it is important that prevention efforts are carried out. One of them is through multicultural education. This study aimed to examine the facts of RHS and offer solutions through the concept of lita'arofu (to recognize each other) as a model of multicultural education. The method used is a literature study (library research by conducting a review of relevant literature and previous research. The results of this study indicate that: (1) the phenomenon of RHS in Indonesia is getting worse, as evidenced by cases of hate speech that actually bring down fellow Muslims; (2) multicultural education is urgent to be implemented in schools to create a moderate understanding of religion; (3) development of the interpretation of lita'arofu in QS. Al-Hujurat: 13, among others, changing direction from qabilah to ummah, giving choices instead of imposing, and broadening the perspective The lita'arofu model is important to apply, because this model will present a moderate religious narrative to prevent the RHS from spreading. 
Dampak Alih Fungsi Perkebunan Karet ke Kelapa Sawit Bagi Kesejahteraan Petani Desa Kebun Agung Kecamatan Pangkalan Banteng Kabupaten Kotawaringin Barat Khabib Musthofa
AL-QARDH Vol 5, No 1 (2020): AL-QARDH
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23971/jaq.v5i1.1909

Abstract

ABSTRACTThis research is a phenomenon of the function of rubber to oil palm plantations carried out by farmers in the village of Kebun Agung, Pangkalan Banteng District, Kotawaringin Barat Regency. The aims of this study how the background causes of rubber farmers to switch to being an oil palm farmer in Kebun Agung Village. Second, how is the impact on the welfare of rubber farmers after being converted into oil palm farmers in Kebun Agung Village. The purpose of this study is to find out the background that causes rubber farmers to convert their plantations into oil palms and the impact on the welfare of farmers. This research is a qualitative research with a descriptive approach. The subject was focused on 9 farmers by sampling using purposive sampling techniques.The results of this study indicate that the background of the cause of rubber farmers to switch to being an oil palm farmer in Kebun Agung Village, Pangkalan Banteng District, Kotawaringin Barat Regency is work as a rubber farmer that is done every day while the price is cheap so that farmers' income is not enough to meet economic needs. Whereas palm oil works only once every two weeks are more expensive than rubber and are sufficient to meet daily needs. The impact of the welfare of the rubber farmer's family after being converted into an oil palm farmer in Kebun Agung Village, Pangkalan Banteng District, Kotawaringin Barat Regency is a positive impact for farmers, their income increases, their work is lighter, their assets are increased, and their families feel more prosperous than before.ABSTRAKPenelitian ini adalah fenomena alih fungsi perkebunan karet ke kelapa sawit yang dilakukan petani desa Kebun Agung Kecamatan Pangkalan Banteng Kabupaten Kotawaringin Barat. Fokus masalah pada penelitian ini adalah bagaimana latar belakang  penyebab petani karet beralih fungsi menjadi petani kelapa sawit di Desa Kebun Agung. Kedua, bagaimana dampak bagi kesejahteraan petani karet setelah alih fungsi menjadi petani kelapa sawit Desa Kebun Agung.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang yang menyebabkan petani karet mengalihfungsikan kebunnya menjadi kelapa sawit dan dampak bagi kesejahteraan petani. penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjeknya difokuskan pada 9 petani dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa latar belakang  penyebab petani karet beralih fungsi menjadi petani kelapa sawit di Desa Kebun Agung Kecamatan Pangkalan Banteng Kabupaten Kotawaringin Barat adalah pekerjaan sebagai petani karet yang dilakukan setiap hari sedangkan harganya murah sehingga pendapatan petani tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Sedangkan pekerjaan kelapa sawit hanya dua minggu sekali harganya lebih mahal dibandingkan karet dan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dampak kesejahteraan keluarga petani karet setelah alih fungsi menjadi petani kelapa sawit Desa Kebun Agung Kecamatan Pangkalan Banteng Kabupaten Kotawaringin Barat adalah berdampak positif bagi petani, pendapatan mereka meningkat, pekerjaan lebih ringan,  adanya peningkatan aset yang dimiliki, dan keluarga lebih merasa sejahtera dari sebelumnya.
MODERASI BERAGAMA SEBAGAI RESPON BIJAK DI TENGAH WABAH COVID-19 Khabib Musthofa
Profetika: Jurnal Studi Islam Vol. 22, No. 2, Desember 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/profetika.v22i2.16671

Abstract

The article tries to describe the response of the Indonesian people in addressing the Covid-19 outbreak. Starting from the response that considers that this epidemic has prevented them from worshiping Allah, to the excessive response of health initiatives to buying up the attributes of health protocols (masks, handsanitizers) which result in scarcity to expensive items for their own personal and group interests. This phenomenon is actually not in line with the message of religious moderation which contains fair values, tawazzun; balanced, tolerant and moderate. In a pandemic situation like today, religious moderation is something that must be maximized in dealing with this abnormal situation. This is because Covid 19 is a virus that does not choose its target based on considerations of self-righteousness, religion, ethnicity and culture and sect. Each individual has the potential to be infected if the body's resistance and condition are not strong, do not adopt a healthy lifestyle or do not maintain a distance (physical distancing). Abstrak: Artikel ini mencoba menggambarkan respon masyarakat Indonesia dalam menyikapi wabah covid-19. Mulai dari response yang menganggap wabah ini telah menghalangi mereka dari beribadah kepada Allah, hingga respon ikhtiar kesehatan dengan berlebihan hingga memborong atribut protokol kesehatan (masker, handsanitizer) yang mengakibatkan kelangkaan hingga mahal barang tersebut demi kepentingan pribadi dan kelompoknya sendiri. Fenomena tersebut sejatinya tidak sejalan dengan pesan moderasi beragama yang mengandung nilai-nilai adil, tawazzun;  seimbang, tolerir dan moderat. situasi pandemi seperti saat ini moderasi beragama menjadi sesuatu yang mutlak dimaksimalkan dalam menghadapi situasi yang tidak normal tersebut. Dikarenakan Covid 19 merupakan virus yang tidak memilih targetnya berdasarkan pertimbangan kesalihan diri, agama, suku dan budaya serta aliran. Setiap individu berpotensi terjangkit apabila ketahanan dan kondisi tubuh tidak kuat, tidak menerapkan pola hidup sehat atau tidak menjaga jarak (phsysical distancing). 
QAULLAN LAYYINA SEBAGAI MODEL KOMUNIKASI DI TENGAH MENJAMURNYA UJARAN KEBENCIAN Khabib Musthofa; Subiono Subiono
Transformatif Vol 4, No 2 (2020): ISSUED IN OCTOBER 2020
Publisher : POSTGRADUATE OF PALANGKA RAYA STATE ISLAMIC INSTITUTION

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23971/tf.v4i2.2058

Abstract

Hate speech is a lively reprehensible phenomenon on Indonesian social media, the impact of danger if it is not addressed wisely, through its circular related hate speech has been affirmed if hate speech is not handled properly and immediately, it can undermine the principle of the nation and nation with diversity. and protect the diversity of groups in this nation, especially in the era of people who have not fully matured in understanding democracy and difference. The attitude of carrying out hate speech also actually contradicts the ethics of communicating in Islam. One of the communication models taught is by a weak attitude or qaullan layyina. The Qur'an also teaches humans to communicate well, so that a harmonious relationship is created between the messenger and the recipient of the message, and the messages conveyed in the communication can be understood. 
Mengelaborasi Sejarah Filsafat Barat dan Sumbangsih Pemikiran Para Tokohnya Sabiatul Hamdi; Muslimah Muslimah; Khabib Musthofa; Sardimi Sardimi
Jurnal Pemikiran Islam Vol 1, No 2 (2021): Juli-Desember
Publisher : Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.2 KB) | DOI: 10.22373/jpi.v2i1.11378

Abstract

The main problem in this study is that there are many misunderstandings about philosophy that are considered to cloud the mind, so heavy, maybe even infidel. Especially in Western philosophy which became the forerunner of the existence of philosophy until now. Therefore, it is important to study more deeply about Western philosophy in order to gain a comprehensive understanding. This study aims to understand: (1) the history of the emergence and periodization of Western philosophy, (2) the characteristics of Western philosophy, and (3) the figures of Western philosophy and their thoughts. The method used in this study is a literature study with content analysis from various references relevant to the study of western philosophy. The results of this study show that: (1) the true philosophy began to be echoed when people began to ask about the origin of everything that exists in this universe, then the thought developed. Western philosophy became the beginning of the forerunner of the philosophers of philosophizing in Greece, starting from the ancient Greek centuries, classical centuries, medieval, to modern and today. (2) The prominent characteristics of western philosophy are that they are still influenced by mythology (ancient Greece), there are philosophers' thoughts that can only be obtained from testimonies/stories, and the way of philosophizing that is guided by the church. (3) Famous Western philosophers include Socrates, Thomas Aquinas and Rene Descartes. These three figures contributed to the world of science. AbstrakPermasalahan utama dalam kajian ini adalah banyaknya kesalahpahaman mengenai filsafat yang dianggap memperkeruh pikiran, begitu berat, bahkan mungkin dapat mengkafirkan. Terlebih pada filsafat Barat yang menjadi cikal bakal dari eksistensi filsafat hingga kini. Karena itu penting menelaah lebih dalam mengenai filsafat Barat agar memperoleh pemahaman yang komprehensif. Kajian ini bertujuan memahami tentang: (1) sejarah kemunculan dan periodisasi filsafat Barat, (2) karakteristik dari filsafat Barat, dan (3) tokoh filsafat Barat beserta pemikirannya. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah studi kepustakaan dengan analisis konten dari berbagai referensi-referensi yang relevan dengan kajian filsafat barat. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa: (1) filsafat sejatinya mulai digemakan ketika orang-orang mulai menanyakan tentang asal dari segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, kemudian berkembanglah pemikiran tersebut. Filsafat barat menjadi awal dari cikal bakal para filsuf berfilsafat di Yunani yang dimulai dari abad Yunani kuno, abad klasik, pertengahan, hingga modern dan saat ini. (2) Karakteristik filsafat barat yang menonjol di antaranya masih dipengaruhi oleh mitologi (Yunani kuno), ada pemikiran filsuf yang hanya didapat dari kesaksian/cerita belaka, dan cara berfilsafat yang dibimbing gereja. (3) Tokoh-tokoh filsafat Barat yang terkenal di antaranya Socrates, Thomas Aquinas dan Rene Descartes. Ketiga tokoh tersebut memberi sumbangsih bagi dunia ilmu pengetahuan
PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI INDUSTRI PASAR MODAL MELALUI SOTS (SHARIA ONLINE TRADING SYTEM) Khabib Musthofa
Al-Iqtishadiyah: Ekonomi Syariah dan Hukum Ekonomi Syariah Vol 6, No 1 (2020): Jurnal al-Iqtishadiyah
Publisher : Fakultas Studi Islam Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (844.715 KB) | DOI: 10.31602/iqt.v6i1.2909

Abstract

Terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan prinsip syariah di Industri Pasar Modal. Mulai dari saham yang tidak sesuai dengan syariah hingga beberapa proses transaksinya. Dalam upaya lebih internalisasi prinsip halal di pasar modal yang lebih mudah dan berbasis tekhnologi hadirlah sharia online trading system (SOTS). Perkembangan tekhnologi sangat membantu dalam melakakukan transaksi secara online di dunia keuangan. Tidak hanya Perbankan, transaksi secara online juga merambah di Pasar Modal Indonesia. fasilitas online trading telah disediakan oleh beberapa perusahaan sekuritas. Fasilitas perdagangan secara online dimaksudkan untuk memudahkan investor melakukan transaksi. Dalam konsepnya, SOTS sebagai online trading terdapat beberapa nilai syariah yang diterapkan diantaranya pertama, secara sistemik otomatis tidak bisa membeli saham-saham yang tidak masuk kedalam kategori syariah. Kedua, secara transaksi tidak bisa dilakukan aktifitas short selling dan margin trading yang kedua konsep tersebut tidak dibenarkan oleh DSN-MUI.
SPIRIT MITSAQAN GHALIDZA DALAM PERNIKAHAN SEBAGAI PENGUAT KELUARGA DI KALIMANTAN TENGAH Khabib Musthofa; Subiono Subiono
Usratuna: Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Hukum Keluarga Islam
Publisher : STAI Darussalam Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29062/usratuna.v4i01.171

Abstract

This article tries to describe the opaque facts of divorce in Central Kalimantan. Because divorce is a life disaster, because the impact will be many ranging from children who become victims, family breakdowns, to the economy. This type of article is literature research with retrospective methods or looking at existing problems and then looking for solutions. Namely through the values of mitsaqan ghaliza, the results of this writing include the values of mitsaqan ghaliza teaching sincerity, full of commitment in building a family, because marriage is a sacred bond containing divine commitment not only with a partner but also involving Allah SWT. Then, one of the bright promises when there is a marriage is Muasyarah Bilma'ruf or hooking up well. These values will become the initial foundation for strengthening the family.
THE PROBLEM OF IMPLEMENTATION OF ISLAMIC EDUCATION CURRICULUM IN THE ASPECT OF MODERATION LEARNING AND HOTS EVALUATION Saibatul Hamdi; Nurul Wahdah; Ahmadi Ahmadi; Khabib Musthofa
EDURELIGIA: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo, East Java

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.339 KB) | DOI: 10.33650/edureligia.v6i1.3620

Abstract

Changes and improvements to the curriculum are absolutely done by looking at the Changes and improvements to the curriculum are carried out by looking at the various needs and developments of the times. The urgency of improving this curriculum has also made the Ministry of Religion perfect the PAI curriculum as stated in KMA 183 and implementation guidelines at KMA 184 in 2019. However, it has not been fully implemented in the field like at MA Sabilal Muhtadin. The approach used in this research is qualitative with case study type. The research location is in MA Sabilal Muhtadin. Data collection techniques using interviews, observation, and documentation. While the data analysis technique using analysis according to Miles, Huberman, includes data collection, condensation, presentation, and drawing conclusions. The results showed that the main problems faced in HOTS-based moderation and evaluation learning at MA Sabilal Muhtadin were incompetent teacher resources, low levels of professionalism, and the absence of special attention from the ministry of religion regarding coaching and others at MA Sabilal Muhtadin. The implication of this research is as a material for criticism and input for madrasas and the ministry of religion to pay more attention to the preparation of the PAI curriculum implementation in madrasah.
Menghadirkan Konsep Hifz Al-Irdi dalam Bermedia Sosial: Upaya Menyikapi Asusila Abu-Abu di Youtube Saibatul Hamdi; Khabib Musthofa
El Madani : Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam Vol. 1 No. 02 (2020): El Madani: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam
Publisher : Dakwah Institut PTIQ Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.682 KB) | DOI: 10.53678/elmadani.v1i02.129

Abstract

Fenomena asusila abu-abu di YouTube menjadi sebuah problem yang berdampak buruk, jika konten-konten tersebut ditonton terutama bagi generasi muda. Padahal sejatinya, dalam Islam fenomena demikian dianggap sesuatu yang dapat menjatuhkan kehormatan. Prinsip maqasid syariah telah mengarahkan tujuan kehidupan ini menjadi lima dasar pokok atau kulliyat al-khamsah. Salah satu pengembangan dari kelimanya adalah hifz al-irdi (menjaga kehormatan). Maka konsep ini begitu penting sebagai upaya menyikapi tindakan asusila abu-abu di YouTube. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengkaji tentang: (1) motif pembuatan konten asusila abu-abu; (2) wawasan Alquran mengenai hifz al-irdi; (3) hifz al-irdi sebagai etika bermedia sosial (YouTube). Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan (library research) dengan menggali dan mengelaborasi ayat-ayat Alquran kemudian menghubungkannya dengan teori dan penelitian relevan. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa: (1) Konten asusila abu-abu sejatinya telah mewabah khususnya pada konten YouTube Indonesia. Di antara motif munculnya keinginan membuat konten asusila abu-abu adalah karena dorongan faktor popularitas atau ketenaran serta karena faktor ekonomi atau pendapatan (finansial). (2) Ada banyak ayat Alquran yang berbicara mengenai hifz al-irdi, namun salah satu yang relevan terdapat dalam QS. Al-Baqarah: 273 yang berbicara tentang anjuran menjaga kehormatan dengan cara tidak meminta-meminta. Konteks ayat ini dihubungkan dengan larangan membuat konten yang buruk hanya untuk popularitas dan finansial belaka. (3) Di antara panduan Alquran dalam membuat konten yang menjunjung tinggi hifz al-irdi adalah konten yang tidak merangsang (mendekati zina), memakai pakaian yang pantas, dan mengutamakan budaya malu.