Dedy Shofianto
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

BURUNG GARUDA DALAM SENI KRIYA Dedy Shofianto
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 9, No 2 (2020): NOVEMBER 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v9i2.4105

Abstract

 Garuda is an eagle bird that becomes Indonesian national symbol, famous with the slogan Bhineka Tunggal Ika. Garuda is chosen as a source of wood craft creation starts from the idea of writer to take a closer look about a phenomenon of the people of Indonesia nowadays. Slogan Bhineka Tunggal Ika means “unity in diversity”. However, Indoneisan people in this moment are deeply devided by various conflicts such as; religions, cultures, socials, and also politics. The form of Garuda in this creation will go to a deformation become kinetic work. The Garuda with dynamic movement in this creation is different with static Garuda that we commonly see.This artwork creation is using several theories as a basis creation. The first theory is phenomenology by Kuswarno with subjectivism approach. This theory is used to see phenomenon that happens in Indonesia. The second one is aesthetic theory, for aesthetic and social function which is the main stake. Third, creativity theory by Rhodes, it stated that creativity commonly is formulated in the term “Four P’s Creativity”, which is one thing, interrelated within person, process, press, and products.  Creation method in this work uses practice based research. In the practice process, these several stages, exploration, experiment, and execution are applied.The finding outcome in this creation is the fact that different to kinetic work in common, this work is stimulated by mechanic technique and electronic which produce sensor. Therefore, the audience could do interaction directly with the art work. This creation produce five artwork consists of three panel works, and two 3D artwork. Each work has different meaning but has one same correlated concept. The artwork which is created produce a new character of Garuda by combining forms of machine mechanic such as gears, bolts, with electronic devices. All those artwork is dominated by wood, while still showing the character of Garuda and the meaning behind Garuda. Besides, this artwork is also able to represent creativity potency as well as innovation and education in the world of art.  Burung garuda merupakan simbol negara Indonesia yaitu garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Garuda diangkat sebagai sumber penciptaan kriya kayu ini berawal dari penulis melihat fenomena keadaan bangsa Indonesia pada saat ini. Semboyan Bhineka Tunggal Ika memiliki arti “berbeda- beda tetapi tepat satu” akan tetapi, bangsa Indonesia pada saat ini berpecah belah dikarenakan suatu konflik agama, budaya, sosial, serta politik. Bentuk garuda dalam penciptaan ini akan mengalami suatu deformasi menjadi karya kinetik, pada umumnya kita melihat garuda dengan bentuk statis akan menghasilkan gerakan yang dinamis dalam karya ini.Penciptaan karya ini menerapakan beberapa teori sebagai landasan penciptaannya. Pertama teori Fenomenologi dari Kuswarno  dengan pendekatan sudut pandang subjektivisme, teori ini sebagai cara melihat fenomena yang terjadi saat ini di Indonesia.  Kedua teori estetika, teori ini sebagai fungsi estetika dan sosial merupakan pokok utama. Ketiga teori kreativitas dari Rhodes bahwa kreativitas pada umumnya dirumuskan dalam istilah “Four P’s Creativity”, yaitu suatu hal yang saling berelasi antara person, proses, press, dan Products. Sementara metode penciptaan menggunakan penelitian berbasis praktek pada bagian proses prakteknya dilakukan tahapan eksplorasi, eksperimen dan eksekusi.Hasil temuan dari penciptaan ini yaitu, berbeda dengan kinetik pada umumnya karya ini digerakan dengan teknik mekanik dan elektronik yang akan menghasilkan sensor, sehingga penikmat seni dapat secara langsung berinteraksi dengan karya. Sementara itu dalam tahapan perwujudan karya digunakan beberapa teknik di kriya kayu untuk memperlihatkan nilai estetika dalam karyanya. Penciptaan ini menghasilkan lima karya yang terdiri dari tiga karya panel dan dua karya tiga dimensi. Setiap karya memiliki makna yang berbeda tetapi ada korelasi konsep yang sama. Karya yang diciptakan menghasilkan karakter baru Garuda dengan memadukan bentuk-bentuk mekanik mesin seperti roda gigi, baut, dengan perangkat elektronik. Semua karya tersebut di dominasi dari kayu dengan tetap memperlihatkan karakter Garuda dan makna yang terkandung di dalam Garuda. Selain itu juga mampu menghadirkan potensi kreatifitas serta inovasi dan edukasi dalam dunia kesenian. 
SENI KRIYA KAYU KINETIK KUMBANG TANDUK Dedy Shofianto
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 4, No 2 (2015): NOVEMBER 2015
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1338.329 KB) | DOI: 10.24821/corak.v4i2.2371

Abstract

This Final Project’s artworks were inspired from author’s daily and hobby, it is GothicLolita that created into artwear. Lolita itself is one of fashion sub-culture that developed andpopular at Japan. Since childhood, author was really like comic and Japanese cartoon whichfamous at that time (1900s). That fondness continuing until author grows up and studyingdeeper about Japan, include their fashion such as Lolita.Creation methods that used are data collected from literature study and directobservation. Phenomenological methods are aesthetic, ergonomic, and semiotic. Realizationmethods that used for all the artworks are tie dye, batik, sulam tapis, and creative decorationtechnique which inspired from tapestry technique.The achieved result from this process is eight pieces of art wears dominated in black,red, blue, and purple that dyed from synthetic dyeing. Batik and tie dye applied in many partsof the artwear, such as skirt, pants, sleeve, and blouse. Whereas sulam tapis and creativedecoration technique applied as finishing touch to make the artwears looks glamorously. Keywords : Gothic Lolita, artwear, batik, tie dye  Kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) sebagai inspirasi penciptaan karya seni kinetikkriya kayu memiliki beberapa kelebihan, yaitu keindahan kumbang tanduk dan seni kinetik.Kumbang tanduk memiliki ciri khas berupa tanduk pada kumbang jantan. Bentuk kumbangtanduk mengalami deformasi menjadi karya seni kinetik yang dibuat dengan penuh perhitungandan dengan mempertimbangkan keindahan gerak yang dihasilkan.Penciptaan karya tugas akhir ini menerapkan metode tiga-tahap enam-langkah dari SP.Gustami. Karya yang diciptakan adalah karya seni kriya kayu dalam bentuk kumbang tandukdipadukan dengan seni kinetik. Proses pembuatan karya terdiri dari proses pembuatan desain,pembentukan, finishing, dan evaluasi. Proses penghayatan, penyetaraan antara rasa danpikiran, dilakukan untuk memberikan spirit dan ruh agar karya dapat memberikan inspirasi,semangat, dan memberikan pesan-pesan kepada orang lain yang melihatnya.Dari aspek fungsi, karya ini dapat bergerak seperti layaknya kumbang tanduk hidup.Dengan mempertimbangkan nilai estetis, terciptalah enam karya seni ekspresi berwujud tigadimensi. Karya yang diciptakan menghasilkan karakter baru kumbang tanduk denganmemadukan bentuk-bentuk mekanik mesin seperti roda gigi, stang seher, baut, dan lain-lain.Semua karya terbuat dari kayu dengan tetap memperlihatkan karakter kumbang tanduk.Kata kunci: kumbang tanduk, deformasi, seni kinetik