Budi Hartono
Jurusan Seni Kriya Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERANCANGAN PERHIASAN BERBAHAN PEWTER Budi Hartono
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 7, No 1 (2018): MEI 2018
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (951.519 KB) | DOI: 10.24821/corak.v7i1.2666

Abstract

The use of tin as natural wealth in Indonesia for jewelry is not well known. White tin mixed with copper and antimony metal turns out to be a material that is visually appealing. In general, the materials used as jewelery in Yogyakarta, especially Kotagede are silver, brass and copper. White tin which is widely available in Indonesia can actually be used as an art product. Craftsmen prefer to use metals, such as silver, copper and brass. Generally, tin is used as a metal connecting material, whereas the white tin can be used as jewelry if mixed with antimony and copper in certain quantities. With a more affordable price, if it has become a well-worked art product, it will open up employment opportunities for the wider community. Direct observation and experimentation are the right methods in designing this product, through stages: a) Surveying, b) Synthesis, c) Design development, d) Evaluation will get comprehensive and near perfect data. Because in that way the community is no longer awkward to use quality pewter. The main reason pewter is attractive is that although the metal is not considered a precious metal, it is mixed with copper and antimony when it is almost the same color as silver. As a jewelry material, pewter has an attractive appearance. With a touch of contemporary design, it will add value to the material. Key Word : design, pewter, jewelry  Pemanfaatan timah putih sebagai kekayaan alam di Indonesia untuk bahan perhiasan belum cukup dikenal. Timah putih yang dicampur dengan logam tembaga dan antimonium ternyata bisa menjadi bahan perhiasan yang menarik secara visual. Secara umum, material yang dipakai sebagai bahan perhiasan di Yogyakarta, khususnya Kotagede adalah perak, kuningan, dan tembaga. Timah putih yang banyak terdapat di Indonesia sebenarnya bisa dimanfaatkan menjadi produk seni. Perajin lebih suka memanfaatkan logam, seperti perak, tembaga, dan kuningan. Umumnya, timah dijadikan bahan penyambung logam, padahal timah putih tersebut bisa dimanfaatkan menjadi bahan perhiasan apabila dicampur antimonium dan tembaga dalam takaran tertentu. Dengan harga yang lebih terjangkau, apabila sudah menjadi produk seni yang digarap dengan baik, akan membuka peluang kerja bagi masyarakat luas. Pengamatan langsung dan eksperimen merupakan metode yang tepat dalam perancangan produk ini, melalui tahapan: a) Survei, b) Sintesis, c) Pengembangan desain, d) Evaluasi akan diperoleh data yang komprehensif dan mendekati sempurna. Sebab dengan cara seperti itu masyarakat tidak canggung lagi untuk menggunakan pewter yang berkualitas. Alasan utama pewter menarik adalah jenis logam tersebut meskipun dianggap bukan jenis logam mulia, namun logam ini apabila dicampur dengan tembaga dan antimon akan memiliki warna yang hampir sama dengan perak. Sebagai material perhiasan, pewter memiliki penampilan yang menarik. Dengan sentuhan desain yang kekinian, akan menambah nilai material tersebut. Kata Kunci: perancangan, pewter, perhiasan
PENGELOLAAN POTENSI LOKAL MASYARAKAT BANJARNEGARA MELALUI UKM BATIK DI GUMELEM, BANJARNEGARA, JAWA TENGAH Retno Purwandari; Budi Hartono
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 5, No 2 (2016): NOVEMBER 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1194.806 KB) | DOI: 10.24821/corak.v5i2.2386

Abstract

Batik merupakan salah satu budaya Indonesia yang saat ini sedang menjadi salah satu pembicaraan di kancah Internasional. Mendunianya batik Indonesia tidak lepas dari peran batikbatik yang berada di seluruh nusantara, terutama batik Jawa. Salah satu kota yang masyarakatnya sudah ada yang menggeluti batik ialah Banjarnegara, khususnya di Gumelem, meskipun tidak setenar Pekalongan. Batik Gumelem ini dipengaruhi oleh batik dari wilayah Sokaraja. Dua UKM Batik yang dirangkul pengabdi sebagai wujud pengelolaan potensi lokal adalah Batik “Mirah” dan “Giat Usaha”. Dari hasil komunikasi antara perajin, pemerintah, dan pengabdi ditemukan beberapa permasalahan yang dimiliki oleh perajin, terutama faktor keterbatasan pengetahuan, keterampilan, dan alat-alat penunjang. Melalui program pengabdian masyarakat yang dilaksanakan perguruan tinggi diharapkan mampu memberikan solusi atas permasalahan perajin tersebut. Perguruan tinggi bisa lebih meningkatkan permasalahan teknis desain yang lebih laku di pasaran, teknik pewarnaan, dan manajeman produksi, sedangkan perajin lebih giat lagi meningkatkan kualitas produk dan menjalin mitra yang lebih maju untuk meningkatkan produksinya. Pemerintah daerah melalui program-programnya untuk memajukan perajin bisa memberikan kelonggaran fasilitas dalam berwirausaha. Sebagai wujud solusi dari permasalahan UKM dilaksanakan beberapa kegiatan. Pelatihan desain motif batik secara manual diharapkan merangsang perajin lebih kreatif menciptakan motif batik bernuansa kekhasan lingkungan Gumelem, Banjarnegara. Pelatihan desain motif batik berbasis komputer ditujukan untuk mempermudah proses mendesain supaya lebih cepat dan kreatif. Pembuatan cap batik kayu dan pelatihan menggunakannya diharapkan mampu membekali perajin supaya lebih bisa meningkatkan produksinya dengan mengenalkan teknik cap batik yang memiliki kekhasan dibanding cap batik tembaga.Kata Kunci: potensi lokal; UKM Batik; Gumelem, Banjarnegara Batik is the one of Indonesian culture that being trending topic in the world recently. A global Indonesian Batik can’t ignore Batiks Nusantara role, especially Javanese Batik. The small city whose community already working Batik is Banjarnegara, actually at Gumelem, although not a well-known like Pekalongan. Gumelem batik gets influence from Sokaraja Batik. Two Batik Small and Medium Enterprises which invited as a form of management local potential are “Mirah” and “Giat Usaha” Batik. From the communication between handicraft workers, government, and volunteers, several problems were found owned by handicrafts workers, especially the lack of knowledge, skill, and supplementary equipment. Through the program of devotion the community that were held college are expected to provide solutions to the problems handicraft workers. College could further improve technical issues design more deportment in the market, staining technique, and management production, while handicraft workers harder to improve the quality of products and develop a partner that more advanced to increase production. Local government through its programs to advance handicraft workers can give a respite of facilities on business activities. As a solution of Batik Small and Medium Enterprises carried out some activities. Training design a batik manually expected to stimulate handicraft workers more creative created a batik specialties Gumelem nuance. Training design a batik based on a computer intended to ease the process design to be faster and creative. Making wood batik stamps and training to use it is expected the handicraft workers to be more easily to increase production with the introduction batik stamp technique that has unique value than copper batik stamp. Keywords: local potential; Batik Small and Medium Enterprises; Gumelem, Banjarnegara
PENCIPTAAN SENI KRIYA LOGAM KREATIF DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH ONDERDIL KENDARAAN Titiana Irawani; Budi Hartono
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 6, No 1 (2017): MEI 2017
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1105.353 KB) | DOI: 10.24821/corak.v6i1.2391

Abstract

Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas dan ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Artikel ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan bertujuan untuk memanfaatkan limbah onderdil kendaraan yang berupa skrup, baut, rantai, gir, blog mesin, dan lain-lain menjadi sebuah karya kriya logam yang kreatif-inovatif. Selain itu juga untuk meningkatkan nilai tambah secara ekonomis, dari semula limbah yang umumnya dijual murah dengan harga kiloan, menjadi produk seni kriya yang memiliki nilai artistik dengan harga yang tinggi. Produk yang diciptakan adalah produk-produk fungsional atau home decorative. Kata Kunci: kriya logam, kreatif, limbah onderdil
Application Of Ornamental Typography On Stainless Steel Media as Decoration Of Angkringan Teapot Budi Hartono
Corak Vol 11, No 2 (2022): NOVEMBER 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v11i2.9188

Abstract

Creativity in designing local Indonesian products needs to be carried out continuously in anticipation of the flood of imported products from various countries worldwide. The application of engraphing to industrial products strengthens the appearance of goods that have an impact on the quality of their value. This study aims to make innovations with stainless steel medium engraved on certain parts of the item so that the product looks more artistic. The effect produced is to adopt a typical angkringan teapot from the Klaten area. This research method is qualitative research combined with the design of the work. This research stage begins with data collection, data analysis, and presentation of analysis results. The analysis results are used as material for designing angkringan teapot products, which starts with extracting ideas, developing designs, and realizing outcomes.