Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Review: Kandungan Serat dan Protein Pakan Ternak Jangkrik (Gryllus sp) yang Bersumber dari Beberapa Jenis Sayuran dan Hijauan Maria Aditia Wahyuningrum
JURNAL PERTANIAN Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v12i1.1435

Abstract

Jangkrik merupakan salah satu ternak satwa alternatif yang saat ini mulai digemari masyarakat. Jangkrik termasuk pemakan segala atau omnivore yaitu mampu memanfaatkan sayuran, buah-buahan, hasil samping produk. Jangkrik menyukai makanan berupa sayuran dan buah-buahan yang mengandung air seperti sayuran sawi, kol, gambas, jagung muda, wortel, kangkung, buah pepaya dan lain-lain. Kecepatan pertumbuhan jangkrik ditentukan oleh pakan yang berkualitas dan mengandung semua nutrien yang seimbang, untuk mempercepat pertumbuhan jangkrik dapat diberikan pakan ayam broiler seperti BR-I atau BR-II ditambah sayuran. Pakan jangkrik merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya produktivitas.  Salah satu upaya meningkatkan produktivitas pakan dengan mencari alternative sumber pakan yang mudah didapat dan dengan harga terjangkau. Studi literature ini ingin member gambaran beberapa jenis sayuran yang digunakan sebagai alternative pakan jangkrik. Sayuran yang digunakan dalam beberapa penelitian pakan jangkrik antara lain sawi hijau, batang singkong muda, daun eceng gondok, daun kangkung dan daun singkong. Kandungan nilai gizi sayuran dan hijauan ini juga menjadi perhatian peneliti untuk terus mendapatkan komposisi ransum yang sesuai juga dapat menjadi solusi sumber pakan alternatif yang ekonomis.
Pertambahan Bobot Badan Larva Ulat Hongkong (Tenebrio Molitor L.) dengan Penambahan Styrofoam Di Dalam Pakan Iding Iding; Bachtar Bakrie; Maria Aditia Wahyuningrum
JURNAL PERTANIAN Vol 11, No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v11i2.1105

Abstract

Taman Margasatwa Ragunan salah satu tempat rekreasi di Jakarta yang ramai dikunjungi. Permasalahan sampah yang ditinggalkan oleh pengunjung seperti styrofoam dikarenakan pengelolaan sampah yang belum optimal. Larva ulat Hongkong diketahui dapat mengurai sampah anorganik seperti Styrofoam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertambahan bobot badan larva ulat Hongkong (Tenebrio molitor L.) dengan penambahan styrofoam secara ad libitum di dalam pakan. Larva ulat Hongkong yang digunakan berumur 35 hari setelah menetas sebanyak 2.000 ekor. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor (pakan dan styrofoam), terdiri atas 4 perlakuan dan 5 ulangan sehingga berjumlah 20 wadah pemeliharaan dengan masing-masing wadah pemeliharaan berisi 100 ekor. Pakan perlakuan terdiri dari 4 level terdiri dari P1 (100 % pakan ayam komersil bentuk pellet) tanpa pemberian styrofoam, P2 (75% pakan ayam komersil bentuk pellet + styrofoam), P3 (50% pakan ayam komersil bentuk pellet + styrofoam), P4 (25% pakan ayam komersil bentuk pellet + styrofoam). Variabel penelitian yaitu pertambahan  bobot badan dan konversi pakan. Pengamatan jumlah konsumsi dan sisa pakan dilakukan per 10 hari dari awal penelitian dan 10 hari terakhir dilakukan setiap hari sampai akhir penelitian, pengamatan konsumsi dan sisa styrofoam dilakukan pada 10 hari terakhir, sedangkan pengamatan pertambahan bobot badan larva ulat Hongkong dilakukan per 10 hari dari awal sampai dengan akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penambahan styrofoam di dalam pakan berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan, konsumsi pakan dan konversi pakan. Perlakuan 2 dengan persentase pemberian pakan 75 % dari kebutuhan pokoknya, memberikan hasil terbesar pada pertambahan bobot badan larva ulat Hongkong yaitu 0,82  gram/100 ekor/hari atau 0,0082 gram/ekor/hari dan konsumsi pakan 3,25
Perbadingan Pembersihan Bulu Halus Antara Penggunaan Lilin Siongka dan Pemanggangan Terhadap Kualitas Karkas Itik Moh. Amir Biqi; Bachtar Bakrie; Maria Aditya Wahyuningrum
JURNAL PERTANIAN Vol 12, No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v12i2.1855

Abstract

Proses mendapatkan karkas itik terdapat kesulitan pada pembersihan bulu halusnya. Pelaku usaha pemotongan itik menambah prosesnya dengan lilin siongka atau pemanggangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan kualitas fisik dan mikrobiologis karkas itik dengan perlakukan pembersihan bulu halus berbeda. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (2x2). Perlakukanya yaitu dengan cara pembersihan dan jenis itik yang digunakan dengan delapan ulangan meliputi: Lilin siongka+itik lokal (P1L1), Lilin siongka+itik hibrida (P1L2), Pemanggangan+itik lokal (P2L1) dan Pemanggangan+itik hibrida (P2L2). Parameter yang diamati adalah persentase karkas, persentase mutu karkas, tingkat kesukaan karkas dan cemaran mikrobiologi. Hasil analisis statistik persentase karkas lebih tinggi (P<0,05) pada pembersihan dengan lilin siongka (61,27%) dibandingkan pembersihan dengan pemanggangan P2L1 (57,09%). Persentase mutu faktor keutuhan paling tinggi pada P1L1 (75 %) sedangkan faktor kebersihan paling tinggi P2L2 (88%). Tingkat kesukaan warna karkas tidak berbeda nyata (P>0,05), aroma karkas pemanggangan lebih disukai (P<0,05). Cemaran Eschericia coli tertinggi 110x101 MPN/g (P2L1) dimana pada penilaian mutu kebersihan mendapatkan nilai terendah. Semua perlakukan menunjukkan hasil negatif salmonella.  Kata kunci : Itik, karkas, lilin siongka, pemanggangan
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG MENIRAN/Phyllanthus niruri Linn. PADA RANSUM TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN DAN HEMATOKRITAYAM BROILER Nur Rochman Wibowo; Maria Aditia Wahyuningrum
JURNAL PERTANIAN Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.727 KB) | DOI: 10.52643/jir.v8i2.79

Abstract

Ayam broiler adalah sumber protein hewani yang baik dikonsumsi. Kondisi kesehatan ayam dapat diamati melalui pemeriksaan darah. Usaha untuk meningkatkan kesehatan ayam broiler dilakukan dengan cara memberikan tepung meniran pada ransum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung meniran pada ransum terhadap total hemoglobin dan hematokrit ayam broiler. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2017 di Balai Penelitian Ternak Kementrian Pertanian di Ciawi Bogor menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL). Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok dengan 4 ulangan, setiap kelompok terdiri atas 20 ekor ayam broiler. Kelompok I adalah kelompok kontrol, sedangkan kelompok 2,3,4 dan 5 adalah kelompok perlakuan. Tepung meniran diberikan pada ayam mulai umur 8 sampai 28 hari. Pengambilan sampel darah dari vena pectoralis yang letaknya di bawah sayap dan dlakukan pemerksaan hemoglobin menggunakan metode sahli. Sedangkan pemeriksaan hematokrit menggunakan metode mikrohematokrit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung menran pada ransum tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pengamatan ayam broiler yang terdiri dari jumlah hemoglobin dan hematokrit. Pemberian tepung meniran dalam ransum menghasilkan ayam broiler dengan kadar hemoglobin 11-12 g/dL, dengan kadar terbesar pada ayam tanpa penambahan meniran sebesar 12,09, sedangkan kadar hemoglobin normal berkisar 7,3-10,9 g/dL. Penambahan tepung meniran menghasilkan nilai hematokrit antara 28%-31% dengan nilai tertinggi 31,35% sedangkan hematokrit normal berkisar 24-43%. Kata Kunci: Ayam broiler, hemoglobin, hematokrit, meniran
KANDUNGAN NUTRISI PAKAN TERNAK KELINCI New Zealand White BERSUMBER DARI BEBERAPA JENIS LIMBAH SAYURAN PASAR Maria Aditia Wahyuningrum
JURNAL PERTANIAN Vol 10, No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (718.175 KB) | DOI: 10.52643/jir.v10i1.370

Abstract

Kelinci merupakan hewan ternak penghasil daging yang saat ini mulai digemari masyarakat. Kebutuhan akan protein yang bersumber dari hewan menjadi salah satu peluang peternakan kelinci semakin berkembang. Kelinci juga dapat dibudidayakan di wilayah perkotaan seperti di Jakarta. Selain itu yang menjadi daya tarik dari kelinci adalah tingkat produktivitas yang tinggi. Tentunya didukung dengan pakan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup kelinci. Pakan kelinci merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya produktivitas. Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan produktivitas ternak terus dilakukan. Salah satu upaya meningkatkan produktivitas pakan dengan mencari alternatif sumber pakan yang mudah didapat dan dengan harga terjangkau. Studi literatur ini ingin memberi gambaran beberapa jenis limbah sayuran pasar yang digunakan sebagai alternatif pakan kelinci. Limbah sayuran pasar yang digunakan dalam beberapa penelitian pakan kelinci antara lain wortel, putren, daun kembang kol, daun singkong, daun ubi jalar. Kandungan nilai gizi limbah sayuran pasar juga menjadi perhatian peneliti untuk terus mendapatkan komposisi ransum yang sesuai juga dapat menjadi solusi penanganan limbah sayuran pasar.Kata kunci: kelinci, limbah sayuran pasar, nilai gizi.
Pertumbuhan Kelinci New Zealand White Jantan Dengan Perlakuan Pemberian Pakan Kombinasi Limbah Sayuran Pasar Heru Mahendra; Maria Aditia Wahyuningrum; Endjang Manshur
JURNAL PERTANIAN Vol 10, No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v10i2.643

Abstract

Kelinci merupakan kelompok hewan yang sangat populer dan digemari masyarakat. Budidaya kelinci ini sangat mudah, bahkan juga pembuatan pakan pun sangat mudah. Kelinci adalah ternak herbivora prolifik yang dapat tumbuh dan berkembang biak cukup cepat hanya dengan penggunaan pakan hijauan. Kelinci merupakan komoditas peternakan yang potensial sebagai penyedia daging, karena pertumbuhan dan reproduksi cepat. Kelinci dapat melahirkan empat kali dalam setahun, sebanyak 6 sampai 12 ekor anak setiap melahirkan. Kelinci mampu mengkonsumsi pakan hijauan dan limbah sisa pertanian, mampu tumbuh dengan cepat, dan dapat menghasilkan karkas 50-60% per kg berat badan. Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2 Budi Mulia, pada bulan Mei sampai dengan September 2019. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan satu faktor (pakan pellet), yang terdiri atas lima perlakuan yaitu : P0 (Pakan pellet 100%), P1 (Pakan pellet 80%+sayuran), P2 (Pakan pellet 60%+sayuran), dan P3 (Pakan pellet 40%+sayuran) diulang sebanyak 5 kali. Variabel pengamatan penelitian meliputi pertambahan bobot badan, dan konsumsi pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pakan pellet berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan kelinci, konsumsi pakan dan konversi pakan. Perlakuan konsentrasi pakan pellet 80% pellet memberikan hasil terbesar pada pertambahan bobot badan kelinci (20,76 gram/hari), dan konsumsi pakan (204 gram/hari). Kata Kunci : Pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, kelinci New Zealand White, Limbah sayuran pasar.
Pengaruh Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kale (Brassica oleracea acephala) Sistem Vertikultur Albertus Siga Laki; Maria Aditia Wahyuningrum; Reni Nurjasmi
JURNAL PERTANIAN Vol 12, No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v12i2.1874

Abstract

Tanaman kale merupakan tanaman suku Brassicaceae atau kubis-kubisan yang kaya vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin C. Kale juga mengandung senyawa isotiosianat yang memiliki aktivitas antikanker. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Respati Indonesia pada bulan Februari sampai dengan Agustus 2021. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok  dengan satu faktor yaitu jenis pupuk organik terdiri dari empat perlakuan yaitu pupuk NPK, kulit bawang merah, kotoran kelinci, kotoran burung. Setiap perlakuan  diulang lima ulangan, sehingga diperoleh 20 unit percobaan. Variabel penelitian meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, berat akar, panjang akar, diameter batang, dan berat basah tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, berat akar dan dan berat tanaman kale. Pupuk organik kotoran burung menghasilkan tinggi tanaman tertinggi yaitu 25,50 cm tetapi berbeda tidak nyata dengan kotoran kelinci. Berat akar dan berat basah tanaman kale tertinggi dihasilkan perlakuan kotoran kelinci masing-masing yaitu 2,28 gram dan 30,37 gram serta berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Kata Kunci:  Pupuk Organik, Kulit Bawang Merah, Kotoran Kelinci, Kotoran Burung, Tanaman Kale, Sistem Vertikultur
PENGARUH JENIS ADITIF DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KUALITAS SILASE ISI RUMEN SAPI Ai Saroh; Maria A Wahyuningrum
JURNAL PERTANIAN Vol 6, No 2 (2015): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.033 KB) | DOI: 10.52643/jir.v6i2.224

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan onggok dan dedak sebagai aditif dan Lactobacillus Plantarum terhadap kualitas silase isi rumen sapi. Metode yang digunakan adalah metode pengamatan fisik dan analisa kimia, dengan menggunakan bahan isi rumen segar + onggok,dedak + mollases 4% dan Lactobacillus Plantaraum 106 cfu dengan menggunakan plastik an aerob yang berfungsi sebagai silo dan lama fermentasi selama 4 minggu, setiap minggunya dilakukan uji kualitas yang meliputi aroma, warna, ada tidaknya jamur, kandungan bahan kering (BK), pengamatan pH, dan uji kimia (Protein kasar, serat kasar), pengamatan dan uji ini dilakukan dari minggu pertama sampai minggu ke ketiga. Uji kualitas fisik pada onggok dan dedak menunjukan warna coklat kehijauan, bau asam, tekstur remah basah dan tidak ada pertumbuhan jamur. Namun pada perlakuan penambahan dedak menunjukan kandungan protein yang lebih baik dibandingkan dengan onggok yaitu kadar protein dedak 8,42% sedangkan onggok 6,42%. Kata Kunci:  Isi Rumen Sapi, onggok, dedak, Lactobacillus Plantarum.
Performa Ayam Broiler yang Diberi Penambahan Level Aditif Pakan Tepung Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri, L) Maria Aditia Wahyuningrum; Ayu Vandira; Tetty Hastuti; Maman Sukirman; Jenih Jenih
JURNAL PERTANIAN Vol 9, No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.933 KB) | DOI: 10.52643/jir.v9i2.297

Abstract

Seiring dengan tingginya tingkat kematian pada ayam broiler yang bersumber dari penyakit diakibatkan virus, bakteri, jamur atau kapang dan lain-lain maka banyak dikembangkan penelitian untuk mengatasi permasalahan tersebut salah satunya dengan memberikan aditif pakan yang sekaligus berfungsi sebagai fitobiotik. Meniran (Phyllanthus niruri, L) merupakan salah satu tanaman obat yang digunakan sebagai fitobiotik karena mengandung fitokimia dan herba meniran sudah dikembangkan juga menjadi fitofarmaka. Sehingga diharapkan dapat memberikan efek antibakteri dan antioksidan yang efektif menekan pertumbuhan bakteri pathogen yang menghambat pertumbuhan ayam broiler. Penelitian ini bertujuan mengetahui performa ayam broiler yang diberi penambahan level aditif pakan tepung tanaman meniran (Phyllanthus niruri, L.)Rancangan penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL). Materi yang digunakan antara lain ayam broiler umur 1 hari (day old chick) sebanyak 200 ekor dipelihara selama 4 (empat) minggu. Metode penelitian yang digunakan dengan 5 level penambahan perlakuan dan 4 kali ulangan masing-masing terdiri dari 10 (sepuluh) ekor ayam. Adapun 5 perlakuan tersebut adalah: R1 ; Ransum Basal/RB (tanpa campuran antibiotik dan Tepung Meniran/TM), R2; RB + Zn Bacitracin (antibiotik), R3 ; RB + TM 0,0157 %, R4; RB + TM 0,0313 %, R5 ;RB + TM 0,0470 %. Penelitian ini mengamati tentang konsumsi ransum, konversi ransum, pertambahan bobot badan dan angka kematian (mortalitas) ayam broiler.Penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung tanaman meniran (Phyllanthus niluri, L) dalam ransum memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum dan mortalitas. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan level aditif tepung tanaman meniran (Phyllanthus niluri, L) dalam ransum dapat meningkatkan pertumbuhan ayam broiler. Adapun sebagai saran diperlukan adanya analisa lanjutan untuk mengetahui kandungan mikroba pathogen dan proses pembuatan serta pencampuran ransum mengingat pentingnya keseimbangan mikroflora dalam usus halus untuk pertumbuhan ternak dibutuhkan pakan tambahan yang alami menggantikan penggunaan antibiotik. Kata Kunci:  Tepung Meniran, ayam broiler, pertumbuhan, konsumsi, konversi.
Bobot Produksi Telur Burung Puyuh (Coturnix-coturnix japonica) dengan Pemberian Larutan Daun Kelor Maria Aditia Wahyuningrum; Bachtar Bakrie; Hendri Fahroji
JURNAL PERTANIAN Vol 11, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v11i1.846

Abstract

Pemeliharaan burung puyuh (Coturnix-coturnix japonica) di daerah tropis tidak terlepas dari permasalahan konsumsi pakan dan cekaman stres akibat panas. Tanaman kelor menjadi salah satu alternatif pengganti antibiotic karena telah dikenal sebagai sumber nutrisi yang sangat baik dengan protein yang cukup tinggi dan baik bagi ternak monogastrik, dikenal pula sebagai sumber antioksidan alami yang mengandung karoteinoid, selenium, flavonoid dan fenolik yang dapat memperbaiki performa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan mengkaji tentang performa produksi telur burung puyuh (Coturnix coturnix Japonica) fase layer yang diberi larutan daun kelor (Moringa oleifera Lam) dalam air minum sebagai suplemen beta karoten yang aman dengan berbagai level dosis yang tepat. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan dan 5 ulangan pada masing-masing 5 ekor. Perlakuan air minum pada penelitian ini terdiri atas lima taraf pemberian yaitu : R1 = air minum tanpa larutan daun kelor (kontrol), R2 = larutan daun kelor 5%, R3 = larutan daun kelor 10%, dan R4 = larutan daun kelor 15%. Variable penelitian meliputi bobot telur dan  produksi telur. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan  uji  F  ANOVA,  apabila hasil menunjukkan  perlakuan  berbeda  nyata  maka  dilakukan  uji  perbandingan berganda duncan (Duncan’s Multiple Range Test). Hasil perhitungan produksi telur burung puyuh pada R1 = 83,14 - 92,57 %, R2 = 85,14 - 96,00 %, R3 = 84,45 - 93,71% dan R4 = 83,43 - 95,43 % sedangkan bobot telur burung puyuh pada R1 = 10,98 - 11,47 gram, R2 = 10,95 - 11,41 gram, R3 = 11,11 - 11,50 gram, dan R4 = 11,17 - 11,70 gram.Kata Kunci: Burung puyuh, Larutan kelor, Antioksidan alami, Bobot telur.