Syamsu Bahar
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Profil Peternakan Kelinci di Wilayah Perkotaan DKI Jakarta Serta Potensi dan Peluang Pengembangannya Syamsu Bahar; Bachtar Bakrie; Umming Sente
JURNAL PERTANIAN Vol 7, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.082 KB) | DOI: 10.52643/jir.v7i2.89

Abstract

Kelinci memiliki potensi biologis dan ekonomi  untuk menghasilkan daging dan kulit-bulu bermutu terutama jenis Rex dan Satin, dan juga untuk tujuan kesayangan. Salah satu potensi yang menonjol dalam hubungannya dengan peternakan rakyat adalah kelinci mampu tumbuh dan berkembang biak hanya dengan pemberian pakan hijauan, limbah pertanian dan limbah pangan serta dapat dipelihara pada skala rumah tangga . Tujuan penelitian mengetahui profil peternakan kelinci di wilayah perkotaan DKI Jakarta serta  peluang pengembangannya. Metode penelitian survei peternakan kelinci dengan sampel secara sengaja,teknik pengambilan data dengan wawancara meliputi: jenis kelinci, sistim perkandangan, sistim reproduksi, pengelolaan pakan, pengendalian penyakit,pemasaran, potensi dan peluang pengembangannya. Analisis data secara deskriptif. Hasil menunjukkan pemeliharaan kelinci kebanyakan dilakukan secara perorangan dan bersifat bisnis keluarga. Sebagian peternak bergabung dalam wadah Indonesian Rabbit Association, sedangkan sebagian lainnya tidak memiliki wadah kelembagaan. Umumnya peternak memelihara kelinci sebagai hewan hias dengan jenis bermacam-macam seperti Rex bulu karpet, Rex satin, English Angora, Black oter, Fuzzy lop, Holland lop, Lion dan Persilangan.  Pemeliharaan kelinci  menggunakan  sistim  kandang  baterai/individu  dengan  bahan  terbuat  dari  kayu  dan  kawat.  Sistim reproduksi menunjukkan jumlah anak sekelahiran antara 6–8 ekor per induk per kelahiran. Pakan yang diberikan umumnya berupa hijauan limbah sayuran, sangat sedikit yang memberikan pakan konsentrat. Penyakit yang sering menyerang scabies, diare  dan  kembung. Pemasaran kelinci dilakukan secara langsung ke  konsumen  yaitu  di tempat-tempat keramaian seperti pasar dan tempat rekreasi. Kesimpulan potensi dan peluang pengembangan kelinci dapat dilakukan melalui inovasi teknologi peternakan kelinci dan menciptakan kawasan “kampung industri kelinci” yang dikelola oleh kelembagaan kelompok tani. Kata Kunci            : Jakarta, Kampung industri kelinci, Perkotaan.