Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peningkatan Kemampuan Kader Kesehatan dalam Deteksi Stunting pada Anak Usia 6-24 Bulan melalui Pelatihan Penggunaan Meteran Deteksi Risiko Stunting Demsa Simbolon; Beatrix Soi; Ina Debora Ratu Ludji
Media Karya Kesehatan Vol 4, No 2 (2021): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mkk.v4i2.32111

Abstract

Prevalensi stunting di Indonesia masih termasuk masalah kesehatan masyarakat yang berat bahkan serius untuk ditanggulangi. Kader kesehatan berperan penting dalam menurunkan prevalensi stunting melalui deteksi risiko stunting dan pendidikan gizi dan kesehatan kepada ibu balita saat kegiatan Posyandu. Hasil beberapa penelitian menemukanpengetahuan, sikap dan keterampilan kader dalam deteksi risiko stunting masih kurang, sehingga perlu dilakukukan pemberdayaan kader melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan. Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini adalah meningkatkan kemampuan kader keehatan dalam deteksi stunting memalui pelatihan penggunaan meteran deteksi stunting yang dilaksanakan di Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS) Propinsi NTT dan Bengkulu Utara (BU) Propinsi Bengkulu. PKM menggunakan metode pelatihan selama 3 hari pada 20 kader. 30 anak yang terdeksi berisiko stunting kemudian dilakukan pendampingan gizi dan kesehatan selama 5 bulan oleh kader bersama tenaga kesehatan puskesmas. Pelatihan dilaksanakan tanggal 15-17 Juni 2019 di Kabupaten BU dan tanggal 17-19 Mei 2019 di Kabupaten TTS. Evaluasi keberhasilan pelatihan dengan melakukan pengukuran pengetahuan dan sikap kader menggunakan uji statistik independent t test dan paired t test, pengukuran kemampuan deteksi dengan observasi. Hasil pelatihan menunjukan terjadi peningkatan skor pengetahuan 19,36 point  (p=0,0001), peningkatan skor sikap sebesar 20,17 point  (p=0,0001) dan peningkatan kemampuan kader mendeteksi stunting pada anak 6-24 bulan. Kader terlatih perlu terus diberdayakan dengan melibatkan dalam kegiatan kunjungan rumah dan kegiatan posyandu untuk aktif melakukan deteksi risiko stunting serta mengikutsertakan dalam kegiatan pembinaan dan pelatihan-pelatihan terkait pencegatan stunting.Kata kunci: Kader, pelatihan pengetahuan, sikap, keterampilan, stunting.
Variasi Kejadian Stunting Usia 6 - 24 Bulan menurut Karakteristik Keluarga, Orang Tua, dan Anak Demsa Simbolon; Ina Debora Ratu Ludji; Beatrix Soi
Jurnal Kesehatan Manarang Vol 7 No Khusus (2021): November 2021
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Mamuju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33490/jkm.v7iKhusus.503

Abstract

Child stunting is a global problem, including in Indonesia. The variation of stunting prevalence in Indonesia is very wide between provinces, but the interventions carried out tend to be the same. Variations in stunting prevalence at the stunting locus according to family, mother and child characteristics need to be known as an evidence based in planning appropriate intervention efforts. The study used a cross sectional design which aims to determine the variation in the proportion of stunting according to the characteristics of parents, families and children aged 6 – 24 months in South Central Timor District (TTS) and North Bengkulu District (BU). The research was conducted in June-November 2019. The population is all stunting children aged 6 – 24 months. The sample was selected by purposive sampling with inclusion criteria, namely stunting children, children aged 6 – 24 months, biological children, single births, no defects, and no comorbidities. The total sample was 120 stunting children aged 6 – 24 months, consisting of 60 stunting children in BU District and 60 stunting children in TTS District. The research instrument used a structured questionnaire. Data analysis used homogeneity test with chi square test. The results showed a high proportion of stunting in small families, while based on socio-economic heterogeneous families in both districts. In BU District, 30% of stunting children came from pre-prosperous families and 56.7% occurred in small families, while in TTS District all (100%) stunting children came from poor families and 65% from small families. The proportion of stunting was higher in mothers with normal height, age at the time of marriage 20 – 35 years, education of fathers and mothers were middle to high, mothers did not work, and fathers worked, children were born with normal weight, normal birth length, received breastmilk initiation, and exclusively breastfed. Stunting can occur in all families, so efforts are needed to improve family characteristics, parents and birth history to prevent stunting in Indonesia.