Sukotjo Sukotjo
Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

DINAMIKA PERKEMBANGAN MUSIK GAMBANG KROMONG BETAWI Sukotjo Sukotjo
SELONDING Vol 17, No 1 (2021): : MARET 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/sl.v17i1.5882

Abstract

Musik gambang kromong yang berkembang dalam masyarakat etnis Betawi di Jakarta mengalami suatu perkembangan dengan menyesuaikan dari dinamika masyarakatnya. Hal itu disesuaikan dengan keinginan masyarakatnya dalam mengapresiasi musik tersebut dalam siklus kehidupan yang dijalaninya. Perkembangan tersebut menimbulkan dua penyebutan dalam musik Gambang Kromong yaitu musik Gambang Kromong Asli dan Musik Gambang Kromong Kompinasi. Melihat dari perubahan yang terjadi tersebut maka pembahasan permasalahan tersebut dikacidari sisi sejarahnya dengan   secara sinkronik yang mengambil dari vase sebelum Indonesia merdeka sampai setelah merdeka. Hasil dari pengamatan yang didapat adalah adanya sebuah perkembangan yang cukup siknifikan dalam ensambel Gambang Kromong baik dari musikologis maupun instrumentasinya.
MUSIK GAMBANG KROMONG SEBAGAI IRINGAN LENONG BETAWI Sukotjo .
SELONDING Vol.2, No.2, September 2012
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/selonding.v2i2.341

Abstract

Gambang Kromong music of Batavian in Jakarta plays a vital role in directing the mood of a Lenong play scene. Each scene staged in Lenong is accompanied by Gambang Kromong music to illustrate the sad, happy, and other moods in the performance. The interactive process between Gambang Kromong players and the Lenong characters is manifested in a mutual understanding of each scene. The performance of Lenong Betawi needs the support the accompanying Gambang Kromong ensemble.   Keywords: Gambang Kromong Music, Scene, Lenong
POLA TABUHAN MUSIK GAMBANG KROMONG BAGI MAHASISWA JURUSAN ETNOMUSIKOLOGI ISI YOGYAKARTA Sukotjo Sukotjo
SELONDING Vol 15, No 2 (2019): September 2019
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.715 KB) | DOI: 10.24821/sl.v15i2.3931

Abstract

Kolaborasi Alat Musik Barat dan Alat Musik Trasidional dalam Gambang Kromong Betawi Sukotjo Sukotjo
PROMUSIKA : Jurnal Pengkajian, Penyajian, dan Penciptaan Musik Vol 9, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v9i2.6428

Abstract

Masyarakat Betawi yang mendiami kota Jakarta mempunyai suatu bentuk ensambel musik yang dinamakan Gambang Kromong. Awal mulanya musik Gambang Kromong dalam pertunjukannya mempergunakan alat musik tranisional yang terdiri dari Gambang, Kromong, Sukong, Tehyan, Kongahyan, Basing/suling, Ningnong, Jutao, Kecrek, Kempul, dan Gong. Seiring dengan perkembangan zaman yang melingkupi kota Jakarta, maka musik tersebut memasukan alat musik Barat dalam pertunjukannya. Pengaruh yang terjali dengan penggunaan alat musik Barat yaitu penambahan beberapa repertoar lagunya yang memasukan lagu keroncong, dangdut, dan pop dalam sajiannya. Hal ini membuat perkembangan musik Gambang Kromong menjadi lebih banyak dinikmati oleh masyarakat pendukungnya dengan sebutan Gambang Kromong Asli dan Kombinasi.AbstractCollaboration of Western Musical Instruments and Trasidional Musical Instruments in Gambang Kromong Betawi. The Betawi people who inhabit the city of Jakarta have a form of a musical ensemble called Gambang Kromong. At first, Gambang Kromong music used a transitional musical instrument consisting of Gambang, Kromong, Sukong, Tehyan, Kongahyan, Basing/flute, Ningnong, Jutao, Kecrek, Kempul, and Gong. Along with the times that surround the city of Jakarta, the music includes Western musical instruments in its performances. The influence that is intertwined with the use of western musical instruments is the addition of several song repertoires that include keroncong, dangdut, and pop songs in the presentation. This has made the development of Gambang Kromong music more widely enjoyed by the supporting community as the Original and Combination Gambang Kromong.Keywords: Collaboration; Gambang Kromong Music; Community
Kreativitas Grup Musik Gambang Kromong Alunan Silibet di Jakarta Selatan Michelle Darsida Christiawani; Haryanto Haryanto; Sukotjo Sukotjo
EKSPRESI: Indonesian Art Journal Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ekp.v12i2.11533

Abstract

AbstrakAlunan Silibet adalah salah satu grup musik Gambang Kromong Betawi di DKI Jakarta yang memiliki kreativitas tinggi dalam kesenian musik Gambang Kromong. Alunan Silibet kerap kali mementaskan musik Gambang Kromong dengan menggabungkan ansambel Gambang Kromong dengan musik etnis lainnya, bahkan sampai ke instrumen musik barat. Tidak hanya itu, Alunan Silibet pun menciptakan lagu yang mereka garap sendiri yang berjudul Menong. Metodologi penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan etnomusikologis yang menyakup musikologi, sosiologi, etnologi, dll. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kreativitas milik Mel Rhodes untuk mengupas kreativitas lagu Menong yang dibawakan oleh grup musik Gambang Kromong Sanggar Silibet yang disebut dengan Alunan Silibet. Penelitian ini meneliti tentang kreativitas Alunan Silibet, lagu Menong, dan lagu Menong dalam masyarakat. Lagu Menong tidak hanya menggunakan ansambel Gambang Kromong, tetapi juga menggunakan instrumen musik barat. Perpaduan antara alat musik etnis dan diatonis yang berbeda sistem penotasian itu dapat digabungkan menjadi bentuk yang estetik sehingga enak didengar dalam bingkai kreativitas. Kata kunci: kreativitas, Menong, gambang, silibet, Betawi  AbstractCreativity of the Gambang Kromong Music Group Alunan Silibet in South Jakarta. Alunan Silibet is one of the Betawi Gambang Kromong music groups in DKI Jakarta which has high creativity in the art of gambang kramong music. Silibet's strains often perform Gambang Krummong music by combining the Gambang Kromong ensemble with other ethnic music, even Western musical instruments. Not only that, but Alunan Silibet also created a song that they composed themselves entitled Menong. The research methodology uses qualitative research with an ethnomusicological approach which includes musicology, sociology, ethnology, etc. The theory used in this study is Mel Rhodes' theory of creativity to explore the creativity of the Menong song performed by the Silibet Sanggar Silibet gambang kramong music group called Alunan Silibet. This research examines the creativity of Strains of Silibet, Menong songs, and Menong songs in society. Menong songs not only use the Gambang Kromong ensemble but also use Western musical instruments. The combination of ethnic and diatonic musical instruments with different notation systems can be combined into an aesthetic form that is pleasing to the ear within the framework of creativity. Keywords: creativitas, Menong, gambang, silibet, Betawi