Supriyadi Supriyadi
Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Musik Religi: Nilai ekstramusikal dalam Perspektif Komunikasi Supriyadi Supriyadi
SELONDING Vol 17, No 2 (2021): : SEPTEMBER 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/sl.v17i2.6155

Abstract

Musik pada hakikatnya tidak hanya dipahami dari perspektif psikologi musik untuk menganalisis perilaku manusia; perilaku manusia yang disebabkan oleh aspek musik, yaitu melodi, harmoni, dan ritme, bukanlah satu-satunya cara untuk melihat kekuatan musik untuk mengubah perilaku manusia, di balik itu ada sudut pandang lain, yaitu analisis makna. Melalui kekuatan makna, musik religi dipandang mampu mengubah perilaku manusia berdasarkan teori komunikasi. Perubahan perilaku ini terjadi karena adanya hubungan personal antara manusia dengan yang transenden, bahkan hubungan ini memiliki makna yang lebih dalam dari musik itu sendiri. Perspektif komunikasi menunjukkan bahwa musik hanya sarana dalam tradisi  musik religi.
NILAI ESTETIS MUSIK DALAM RENTANG SEJARAH MUSIK BARAT Supriyadi Supriyadi
Tonika: Jurnal Penelitian dan Pengkajian Seni Vol 2 No 1 (2019): Mei 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.982 KB)

Abstract

The history of Western music, historically, has been changing for a long time; from one period to other period until the present day. In music, the chaging automatically changes its forms, styles, characteristics, harmony, and particularly its aesthetics values. Then, the changing triggers development. Dominantly the development is inluenced by two dominant aspects, i.e. internal aspect and external aspect. The music history said that the period of Middle Ages was influenced by political religion which was placed under Chatolic church authorization. Renaisance period was influenced by spirit of individualism and humanism, and also enthusiasm of anthropocentrism. The Barock era was shadowed by the political changing in Western Europe. The Classic dan Romantic period was shaded by the passion of territorial expansion and nationalism that was marked by Franch Revolution. After World War I and II the social changes were determined by the development of technology. It becomes significant factor. In musicology context, the development of technology has created several new music instruments. The relationship between internal and external aspect occurs correlative and the aesthetics values in music has been influenced by several aspects above. The existence of music is not caused by itself, but it influenced by another aspects.
SENGKILIK SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA MUSIK ETNIS BERJUDUL “KENAI BI” Erlika Firanda; Supriyadi Supriyadi
SELONDING Vol 18, No 2 (2022): : September 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/sl.v18i2.5857

Abstract

Komposisi Kenai Bi merupakan bentuk transformasi dari bunyi Sengkilik yang ada di Kampung Linggang Amer, Kecamatan Linggang Bigung, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. Sengkilik merupakan sebutan untuk kincir angin di daerah tersebut. Banyaknya Sengkilik yang terpasang menyebabkan adanya fenomena bunyi unik yang terdengar. Penelitian memperoleh hasil bahwa masih adanya kepercayaan masyarakat Dayak Tunjung Linggang terhadap hal yang bersifat transenden, sehingga masih banyak Sengkilik yang dipasang di kampung tersebut. Metode yang digunakan dalam proses penciptaan musik etnis ini mengacu pada teori Alma M. Hawkins, yakni : Eksplorasi, Improvisasi, dan Komposisi. Penyajian komposisi ini merupakan sebuah komposisi campuran, berupa instrumental dan vokal dengan penggabungan instrumen etnis dan barat.
KESENIAN GLIPANG RHODAT DI DESA NGUTER KECAMATAN PASIRIAN LUMAJANG JAWA TIMUR DALAM PERSPEKTIF ETNOMUSIKOLOGIS Denny Bhagus Syahroni; Supriyadi Supriyadi; Cepi Irawan
SELONDING Vol 18, No 2 (2022): : September 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/sl.v18i2.7718

Abstract

Glipang Rodhat merupakan jenis pertunjukan kesenian tradisional. Dalam kesenian tersebut terlihat unik, sehingga peneliti ingin memahaminya lebih dalam, yakni bagaimana struktur penyajian musik Glipang Rodhat serta bagaimana penggabungan antara kesenian Glipang dengan kesenian Tari Rodhat.Untuk memahami kesenian tersebut, peneliti menggunakan pendekatanEtnomusikologi. Konsep teks seni pertunjukan dari Marco DeMarinisdigunakan untuk mengupas aspek tekstual, sedang aspek kontekstual menggunakan teori hybrid dari Homi K. Bhabha. Pemaparan secara deskriptif analitik dipakai dalam penelitian kualitatif ini.Hasil yang ditemukan, kesenian Glipang Rodhat merupakan perpaduan kesenian lokal Jawa, Madura dengan kesenian dari Turki. Kesenian lokal sebagai bentuk perlawanan yang berwujud mimicry sekaligus mockery. Sedangkan kesenian dari Turki bernuansa religi yang tampak khususnya dalam simbol-simbol instrumen musik yang digunakan serta lantunan tembang dan parikan yang dimainkan sarat dengan nilai-nilai keislaman.