Mohammad Muhklis Kamal
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KAJIAN STOK IKAN PEPEREK (Leiognathus equulus) BERDASARKAN ALAT TANGKAP JARING RAMPUS DI PERAIRAN SELAT SUNDA Anandinta permatachani; Mennofatria Boer; Mohammad Muhklis Kamal
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 7 No 2 (2016): NOVEMBER 2016
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.896 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.7.107-116

Abstract

Ikan peperek (Leiognathus equulus) merupakan salah satu ikan demersal yang memiliki nilai ekonomis penting dan merupakan salah satu tangkapan dominan di perairan Selat Sunda yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuan, Banten. Ikan peperek ditangkap dengan beberapa alat tangkap, yaitu payang, dogol, pukat pantai, purse seine, jaring rampus, bagan tancap, dan bagan rakit. Tujuan penelitian ini ialah mengkaji dinamika populasi ikan peperek (Leiognathus equulus) di perairan Selat Sunda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Agustus 2015 di PPP Labuan, Banten. Data yang diambil pada penelitian ini berupa data biologi seperti pengukuran panjang total dan tinggi ikan, bobot basah, dan jenis kelamin. Total ikan yang diambil selama penelitan ini mencapai 1895 ekor. Hasil menunjukkan bahwa nilai koefisien pertumbuhan (K) ikan betina dan jantan berturut-turut 0.47 per tahun-1 dan 0.79 per tahun-1 dengan panjang asimptotik (L∞) sebesar 258 mm untuk betina dan 210 mm untuk jantan. Nilai panjang pertama kali tertangkap (Lc) ikan peperek betina (147.57 mm) maupun jantan (142.92 mm) lebih besar dibandingkan dengan nilai pertama kali matang gonad (Lm), yaitu untuk betina dan jantan berturut-turut 116.54 mm dan 146.162 mm. Tingkat eksploitasi mencapai tingkat optimal antara 0.53-0.74. Laju eksploitasi ikan peperek telah melebihi laju eksploitasi optimum, sehingga diduga ikan peperek di perairan Selat Sunda telah tangkap lebih.