Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Multiple Trichoepithelioma pada Kukang (Nycticebus coucang) Jantan di Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia: Studi Kasus Nur Purba Priambada; Wendi Prameswari; Fitri Yanti; Karmele Llano Sanchez
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 4 No. 1 (2016): Januari 2016
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.344 KB) | DOI: 10.29244/avi.4.1.1-6

Abstract

Berbagai macam neoplasia telah dilaporkan di prosimian tetapi masih sedikit sekali kasus tumor kulit pada kukang yang dilaporkan. Tulisan ini bertujuan untuk membahas kasus multiple trichoepithelioma pada kukang sumatra (N. coucang). Seekor kukang sumatera berjenis kelamin jantan, dewasa, memiliki berat 670 gram, telah diterima oleh Pusat Rehabilitasi Primata Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (PRP-YIARI), Bogor pada Mei 2014. Pada pemeriksaan fisik ditemukan sebanyak 18 buah bentukan masa di kulitnya dengan diameter yang bervariasi 5-25 mm dan tersebar di seluruh tubuh mulai dari kaki, tangan, punggung, perut dan dahi. Hasil biopsi jaringan menunjukkan adenoma kelenjar sebaseous dan pemeriksaan histopatologi lanjutan menunjukkan trichoepithelioma. Merujuk dari hasil histopatologi dan keberadaan jumlah tumor yang banyak, maka diagnosa dari kasus ini adalah multiple trichoepithelioma dengan prognosa fausta. Terapi berupa eksisi tumor dengan pembedahan telah dilakukan dan cukup efektif. Masih belum diketahui apakah penyakit ini telah ada pada kukang sejak hidup liar di alam atau terjadi ketika dipelihara dalam lingkungan captive.Kata kunci: kukang, IAR Indonesia, multipel trichoepithelioma, neoplasia (Multiple Trichoepithelioma pada Kukang (Nycticebus coucang) Jantan di Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia: Studi Kasus)A variety of neoplasia have been reported in prosimians, but only a few skin neoplasia were reported in slow lorises. The objective of this case study is to report a case of multiple trichoepithelioma on sumatran slow loris (N. coucang). On May 2014, Pusat Rehabilitasi Primata Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia  (PRP-YIARI), Bogor, has been rescued an adult male Sumatran slow loris with 670 gram of body weight. During the physical examination, he was found with 18 masses in his skin, in varies diameter (5-25 mm) and spread in his whole body from hand, foot, back, stomach and forehead. The result of tissues biopsy shown that the masses were sebaceous gland adenoma, but further histopathological examination shown that it was trichoepithelioma. Due regard of the histopathological result and the amount of the tumour, we diagnosed this case study as multiple trichoepithelioma with good prognosis. Treatment by surgical tumour excision has already done and had quite effective result. It still remind unclear whether this case happen since the slow loris live in the wild or during in captivity.Keywords: slow loris, IAR Indonesia, multiple trichoepithelioma, neoplasia
Pengaruh Kondisi Vasektomi pada Perilaku Reproduksi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia, Bogor Hana Nabilah; Luthfiralda Sjahfirdi; Wendi Prameswari
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 4, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/sst.v4i3.282

Abstract

Abstrak - Telah dilakukan pengamatan perilaku reproduksi moyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) yang telah disterilkan dengan metode vasektomi. Tujuan penelitian adalah mengamati pengaruh vasektomi monyet ekor panjang terhadap perilaku reproduksinya. Pengamatan dilakukan pada tiga ekor monyet ekor panjang jantan (Jantan1, Jantan2, dan Jantan3) yang dikandangkan bersama dua ekor monyet ekor panjang betina (Betina1 dan Betina2) dengan metode scan sampling dan ad libitum dengan interval waktu 5 menit tanpa jeda. Pengamatan dilakukan dari pukul 08.00-15.00 WIB selama 14 hari di bulan Agustus 2016, serta dengan total titik sampel yang diperoleh adalah 1008. Hasil pengamatan menunjukkan ketiga jantan masih aktif melakukan perilaku reproduksi, dengan Jantan1 yang merupakan jantan dominan dalam kelompok yang lebih mendominasi betina dibanding Jantan2 dan Jantan3, dibuktikan dengan nilai MM (Male Mounts) terhadap betina yaitu Jantan1 sebanyak 111 kali, Jantan2 sebanyak 10 kali dan Jantan3 sebanyak 21 kali. Perilaku reproduksi pada ketiga jantan masih ditemukan karena metode vasektomi tidak merusak proses spermatogenesis sehingga sistem hormonal hewan tidak terganggu. Terdapat perbedaan frekuensi perilaku reproduksi jantan terhadap Betina1 dan Betina2. Hal tersebut dikarenakan preferensi jantan dalam kelompok yang lebih memilih untuk kawin dengan Betina1 daripada Betina2, yang dibuktikan dengan nilai FRS (Female Refuses Sex) dari Betina1 terhadap jantan sebanyak 111 kali sementara Betina2 sebanyak 7 kali. Diduga Betina1 merupakan betina dominan dengan kadar hormon estrogen yang lebih tinggi daripada Betina2.Kata Kunci - Macaca fascicularis, Rehabilitasi, Perilaku Reproduksi, VasektomiAbstract - A study of reproductive behavior has been conducted on long tail macaques (Macaca fascicularis) which have been sterilized by a vasectomy method at Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), Bogor. The purpose of the study is to observe the influence of vasectomy to reproductive behavior of those animals. Observation was conducted on 3 (three) male macaques (the code names are: Jantan1, Jantan2 and Jantan3) which were captive-housed with 2 other female macaques (the code names are: Betina1 and Betina2). The method of observation is a combination of scan sampling and ad libitum methods with 5 (five) minutes intervals without pause. Daily observation were done from 08:00 am to 03:00 pm for 14 days in August 2016 and brought about 1,008 sample points. Results showed all males still actively performed reproductive behavior with Jantan1 in dominant position to all females compared to other males. Male Mounts (MM) of Jantan1 (111 times) was found higher than other males (Jantan2 10 times and Jantan3 21 times). We resume that reproductive behavior was still found in all males because vasectomy methods did not affect spermatogenesis process therefore the hormonal system remain in normal condition. There are differences in the frequency of males’ reproductive behavior to all females since all males preferring to mate with Betina1 instead of Betina2. The Female Refuse Sex behavior to males was found higher in Betina1 (111 times) than Betina2 (7 times) as Betina1 assumed to be dominant than Betina2.Keywords - Macaca fascicularis, Rehabilitation, Reproductive Behavior, Vasectomy