MARLEN TINEKE ALAKAMAN
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

YESUS SEBAGAI HAMBA Kajian Kristologi Dan Relevansinya Pada Pelayan Gereja Di Jemaat GPM Nehemia Sektor Petra MARLEN TINEKE ALAKAMAN
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 1, No 1 (2015): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v1i1.20

Abstract

Konsep Yesus sebagai hamba adalah sebuah konsep Kristologi yang mewarnai konsep Kristologi Yesus lainnya dalam teologi Perjanjian Baru. Dalam konsep ini Yesus menunjukkan sebuah teladan yang baik dalam melayani banyak orang dimana, menyadari dirinya sebagai Anak Allah dan tahu benar bahwa Ia memiliki kekuasaan tetapi Ia rela mengosongkan diri-Nya dan menjadi sama dengan manusia melayani dengan setia dan taat bahkan ketaatan itu ditunjukkan-Nya lewat pengorbanan dan mengambil keputusan untuk meyerahkan diri-Nya disalibkan demi  banyak orang. Menjadi seorang hamba yang memimpin dan menjadi seorang pemimpin yang menghamba, itulah yang dilakukan Yesus.Dengan demikian, realita ini menjadi menarik jika dilihat dan direlevansikan pada semua pelayan atau pun pemimpin umat yang melayani dan mewartakan Injil Kerajaan Allah, khusunya pelayan gereja sektor Petra Jemaat GPM Nehemia.
RELEVANSI SIKAP PLURALIS YESUS DALAM INJIL LUKAS MARLEN TINEKE ALAKAMAN
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 2, No 2 (2016): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v2i2.39

Abstract

Dalam konteks keberagaman, tetap saja ada sikap yang bertentangan dengan kenyataan itu.Keragaman masyarakat Indonesia dan Maluku khususnya terdiri dari berbagai agama, etnis dan ras juga menunjukkan terdapatnya persoalan keberagaman itu. Sikap eksklusif, konflik dan pertikaian yang menggunakan “baju agama”, merebaknya aksi-aksi teroris, pengrusakan dan pembakaran sarana dan tempat ibadah, sikap saling curiga antar umat beragama (Islam dan Kristen) cukup membuktikan bahwa sikap pluralis yang diharapkan menjadi pilihan dalam konteks bermasyarakat di Indonesia dan Maluku khususnya masih jauh dari apa yang diharapkan. Belajar dari tokoh Yesus yang juga hidup dalam konteks kemajemukan, seorang Yahudi asli tetapi diri-Nya senantiasa dilukiskan sebagai yang berada didalam suasana konflik dengan para pemuka agama Yahudi.Praktek hidup Yesus sebagaimana yang dipotretkan oleh Kitab Lukas menjadi hal yang menarik dalam konteks keberagaman di Indonesia dan Maluku.Menurut  Lukas, sikap pluralis yang ditunjukkan Yesus yakni Yesus berpihak pada orang-orang miskin, Yesus sahabat kaum perempuan, Yesus sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Konkritnya yang membedakan kitab Lukas dengan Kitab Injil lainnya ialah cerita mengasihi musuh dan orang Samaria yang murah hati yang bagi penulis, Yesus mengajarkan suatu pola sikap baru, pola sikap yang pluralis yang bertindak tanpa pandang bulu, sampai pada musuh sekalipun.Â