Fransisco de Kr. Anugerah Jacob
Timor Indikator

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pendidikan Kristen di Keresidenan Timor pada Masa Nederlandsch Zendeling Genootschap: Suatu Kajian Historis Fransisco de Kr. Anugerah Jacob
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 7, No 2 (2021): KENOSIS: JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v7i2.329

Abstract

This article aims to examine and analyze how Christian education was carried out in the Timor residency during the time of the Nederlansch Zendeling Genootschap. Based on the results of the discussion, it is clear that education is a key element in the pattern of NZG evangelism. Therefore, education could never be separated from evangelism. Instead, the final destination of education is the expansion of the gospel message. The seeds of the gospel were introduced to local people through education. In its journey, the education during the NZG continued to experience ups and downs. There are problems caused by internal factors, but some are caused by external conditions. Even so, the NZG consistently continues to pay attention to the running of education services. The Christian education that has been carried out by the NZG brought a big impact on the social life of the people in the Residency of Timor.AbstrakArtikel ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis bagaimana jalannya pendidikan Kristen di Keresidenan Timor pada masa Nederlansch Zendeling Genootschap. Berdasarkan hasil pembahasan, nyatalah bahwa pendidikan menjadi elemen kunci dalam pola pekabaran Injil NZG. Karena itu, pendidikan tidak akan pernah bisa dilepaskan dari pekabaran Injil. Malahan, muara dari pendidikan adalah perluasan pekabaran Injil. Sebab, melalui pendidikan, benih-benih Injil mulai diperkenalkan kepada orang-orang lokal. Dalam perjalanannya, dunia pendidikan pada masa NZG terus mengalami pasang surut. Ada persoalan-persoalan yang disebabkan oleh faktor-faktor internal, namun ada juga yang disebabkan oleh kondisi eksternal. Walau begitu, NZG secara konsisten terus memberikan perhatian terhadap jalannya pelayanan pendidikan. Pendidikan Kristen yang dijalankan oleh NZG pada akhirnya membawa dampak besar terhadap kehidupan sosial masyarakat di Keresidenan Timor. 
Budak dan Pekabaran Injil di Timor: Studi Historis mengenai Peran Budak dalam Sejarah Pekabaran Injil di Timor, 1820-an – 1840-an. Fransisco de Kr. Anugerah Jacob
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 8, No 2 (2022): KENOSIS: JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v8i2.546

Abstract

This article aims to show the role of slaves in the history of evangelism on the island of Timor in 1820s-1840s. In the context of Timor Island, slaves played an pivotal role in the expansion of Christianity (Protestantism). Based on research result, I noted at least six slaves – and former slaves – who were actively involved in evangelizing. There are three roles of the slaves, namely slaves as a techer, missionary, and influencer. As for the slaves – because they came from the lowest strata of society – they often faced opposition when preaching the gospel. However, these challenges do not stop them from carrying out their duties and vocations.AbstrakArtikel ini bertujuan memperlihatkan peran para budak dalam sejarah pekabaran Injil di pulau Timor pada tahun 1820-an hingga 1840-an. Dalam konteks Pulau Timor, para budak berperan penting dalam perluasan kekristenan (protestan). Berdasarkan hasil penelitian, saya mencatat setidaknya terdapat enam orang budak – dan mantan budak – yang terlibat aktif dalam pekabaran Injil. Adapun terdapat tiga peran budak dalam pekerjaan pekabaran Injil, yakni sebagai guru, misionaris dan pemberi pengaruh (influencer). Para budak – karena datang dari lapisan masyarakat bawah – sering kali menghadapi pertentangan ketika memberitakan Injil. Kendati demikian, tantangan-tantangan tersebut tidak membuat mereka berhenti memberitakan Injil.